"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Pergolakan
Singkat waktu, 4 bulan sudah berlalu sejak pertemuan Yigon dengan Fairy. Kini Fairy sudah mulai kuliah di semester awal dengan jurusan Manajemen di sebuah universitas unggulan di kota itu.
Hubungan Yigon dan Fairy makin hari makin menjadi dekat, Fairy sering menceritakan keluh kesahnya karena dia sudah merasa akrab dengan sosok Yigon yang seperti itu.
Bisa dibilang, mereka sudah berpacaran saat itu. Karena Fairy sudah mulai menyukai sosok Yigon, dan Yigon sudah sangat menyukai Fairy sejak awal pertemuan.
...----------------...
Pagi hari di rumah keluarga Doori. Mereka sarapan dengan suasana yang canggung dan menegangkan. Tidak ada yang berbicara sepatah kata pun.
Aida dan Angelo sekarang selalu tidur di rumah, karena Fairy sudah mengetahui semuanya, jadi untuk apa mereka tetap berpura-pura keluar dengan alasan bisnis? Alasan itu sudah tidak bisa Fairy percayai.
"Ekhem-ekhem... Papa, mama, ada yang ingin Riri katakan kepada kalian." Kata Fairy yang tiba-tiba mengajak orang tuanya berbicara, karena sejak dia mengetahui apa yang terjadi waktu itu, dia tidak lagi mau berbicara dengan kedua orang tuanya itu. Bahkan dia sangat jarang berbicara dengan kakaknya lagi.
Aida dan Angelo saling bertatap-tatapan dengan apa yang Fairy katakan barusan. Mereka juga menoleh ke arah Hiden yang sedang sibuk memakan sarapannya.
"Iya sayang? Katakan!" Sahut Angelo sembari menganggukkan kepalanya.
"Aku mau menikah." Sahut Fairy yang membuat seisi ruangan sangat terkejut.
Hiden bahkan menyemburkan air yang baru saja ia minum.
UHUK-UHUK!
Batuk bertebaran dan mereka saling memandang satu sama lain.
"Uhuk-uhuk! A-adik jangan bercanda!" Bentak Angelo marah dengan lelucon yang Fairy buat dipagi hari.
"Riri tidak bercanda!" Sahut Fairy dengan nada sedikit membentak juga.
BRAK!!
Hiden yang dari tadi diam, kini tiba-tiba berdiri dan memukul meja makan dengan keras. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalan dari raut wajahnya.
"Dengan siapa kau akan menikah?" Tanya Hiden yang sudah siap mendengar nama orang yang dia kenal.
"Yigon Moera. Aku ingin menikah dengannya!" Sahut Fairy yang sontak membuat Aida dan Angelo terkejut berkali-kali.
"Bagaimana bisa? Kenapa kau tiba-tiba ingin menikah dengan putra sulung pemilik Car Company yang seperti itu?" Tanya Aida yang benar-benar tidak bisa berfikir bagaimana anak gadisnya ini tiba-tiba mengatakan kalau dia akan menikah dengan Yigon yang jauh lebih tua daripada dirinya, bahkan Hiden juga lebih muda daripada Yigon itu.
"Tidak bisa dibiarkan! Sudah kuduga laki-laki itu lambat laun pasti akan membuatmu menjadi gadis penentang seperti ini! Pria itu benar-benar bisa merusak masa depan mu! Apa aku bilang?! Jangan dekat-dekat dengannya!" Kata Hiden yang kemudian pergi meninggalkan rumah.
"Aku juga akan pergi!" Sambung Fairy menyusul kepergian sang kakak dengan berjalan kaki.
Aida dan Angelo tidak bisa menghentikan langkah putri bungsunya itu, mereka merasa sangat gagal dalam mendidik anak-anaknya, sehingga mereka bisa bersikap kurang ajar seperti itu.
...----------------...
Dipinggir jalan yang tak jauh dari rumah keluarga Doori, Yigon sudah siap menunggu kedatangan Fairy dari dalam mobilnya.
"Sayang, kau datang?" Sambut Yigon begitu Fairy masuk ke mobilnya dengan ekspresi cemberut.
"Ayo jalan!" Kata Fairy yang menyilangkan kedua tangannya di depan.
"Sayang..." Bisik Yigon tepat di telinga Fairy.
Perlahan-lahan Yigon mulai mendekatkan dirinya ke Fairy, dengan lembut tangan Yigon meraba tangan gadis cantik di hadapannya itu.
SRETT! CKLEK!
Ternyata Yigon sedang memasangkan sabuk pengaman di tubuh Fairy. Dengan malu Fairy memalingkan wajahnya, karena tadi dia mengira Yigon akan segera menciumnya.
"Sial! Apa yang sebenarnya ku pikirkan?" Tanya Fairy di dalam hatinya.
"Kau harus memakai sabuk pengaman ketika berkendara agar tetap aman selama di perjalanan. Bagaimana dengan orang tuamu? Apa kau sudah memberitahu mereka?" Tanya Yigon.
"Sepertinya mereka sangat terkejut saat Riri bilang akan menikah denganmu." Jelas Fairy menjawab pertanyaan Yigon.
"Ouh? Kau sudah tidak pernah memanggilku dengan sebutan 'paman' lagi sekarang?" Tanya Yigon yang entah sedang mengalihkan topik pembicaraan atau apa.
"Bukankah kau tidak menyukai panggilan itu, karena kau merasa seperti orang tua?" Sahut Fairy.
"Aku tidak masalah jika yang memanggil ku adalah dirimu. Dengan nama apapun, asalkan dirimu yang mengatakan nya, aku pasti akan menyukainya." Rayu Yigon yang membuat Fairy tersenyum.
"Tenang saja sayang, aku akan membuat keluarga mu menyetujui hubungan kita. Aku akan melakukan segala cara yang ku bisa agar bisa segera memiliki mu seutuhnya." Kata Yigon yang membuat hati Fairy menjadi ser-seran.
...----------------...
Pagi telah berlalu dan kini hari sudah menjelang sore. Sepulang Yigon bekerja, Yigon langsung bergegas menjemput Fairy dari kampus dan berniat mengajaknya untuk bertemu dengan si ayah di rumah sakit.
"Astaga? Bukankah itu Tuan Muda Moera? Bagaimana bisa dia ada di kampus ini? Dia sedang menunggu siapa? Salah satu dosen kah?" Kata Osuria heboh begitu melihat Yigon yang keren sedang menunggu seseorang di parkiran fakultas ekonomi.
"Entahlah? Mungkin dia sedang menunggu ku?" Sahut Fairy, tapi Osuria tidak menganggap perkataan yang Fairy katakan barusan itu benar.
Sampai pada akhirnya Fairy sudah berada di dekat Yigon yang sedang asyik dengan ponselnya. Yigon yang sadar akan kedatangan Fairy pun buru-buru mengambil buket bunga yang barusan ia beli di dalam mobilnya.
"Kau datang sayang?" Sambut Yigon yang langsung memeluk Fairy dengan sangat erat.
Osuria dan mahasiswa lain yang melihatnya pun langsung membeku tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat saat itu.
"Eh siapa perempuan itu? Lakinya itu si Yigon Moera bukan? Atau hanya sekedar mirip sekilas saja?" Mahasiswa lain yang mulai berbisik-bisik.
"Dia beneran Yigon Moera lah, lihat saja wajahnya. Tampan sekali astagaa, benar-benar sempurna pokoknya! Beruntung banget si perempuan itu, memangnya apa yang menarik darinya?" Sahut mahasiswa lain.
"Apanya yang menarik darinya? Apa kau buta? Lihat saja wajah dan tubuh mungilnya itu! Sangat cantik dan imut! Tapi, bukannya gadis itu mahasiswa baru ya? Dia terlihat masih sangat muda, sedangkan Yigon Moera kan sudah tua." Kata temannya.
"Sudah tua matamu! Umurnya baru sekitaran 28-29 tahun! Masih muda itu!" Sahut yang lain.
Mereka berdebat membicarakan Yigon yang berpacaran dengan Fairy, mahasiswa baru yang berumur 18 tahun.
Kembali pada Yigon yang melihat Osuria mematung menatap dirinya yang memeluk Fairy. Yigon segera melepaskan pelukannya dan memberikan bunga kepada Fairy.
"Kami akan pulang, apa kau ingin numpang pulang? Aku akan mengantarmu." Kata Yigon bertanya kepada Osuria.
"A-ah? Ti-tidak usah, terimakasih tawarannya! Saya membawa motor sendiri." Sahut Osuria terbata-bata saat tiba-tiba diajak mengobrol oleh Yigon.
"Baiklah, kalau begitu kami pulang duluan." Kata Yigon yang bergerak membukakan pintu mobil untuk Fairy.
"I-iya." Sahut Osuria yang nyaris tak terdengar karena saking kecilnya. Dia masih syok karena berkesempatan bertemu dengan seorang Yigon, apalagi teman akrabnya adalah pacarnya.
Fairy melambaikan tangannya kepada Osuria yang masih terengah, karena berbicara dengan Yigon. Fairy dan Yigon berniat untuk mengunjungi Garon Moera, memperkenalkan calon menantunya sekaligus untuk meminta restu darinya.