sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 12
keesokan harinya, kiera terbangun dan melihat jam didinding sudah menunjukan pukul 09.15 , ia baru teringat bahwa pagi ini ia ada pertemuan dengan direktur baru diperusahaan.
Ia segera bersiap untuk pergi ke kantor.
Keira melangkah masuk ke ruang direktur baru dengan tenang, meskipun pikirannya masih terkejut. Wajah pria di depannya memang tak asing ia adalah pria dingin yang ia tabrak kemarin di jalan dan yang ternyata tinggal beberapa pintu dari apartemennya. Namun, sebagai seorang profesional, Keira menenangkan diri dan memasang senyum sopan.
"Selamat pagi, saya Keira Azzahra, CEO di sini. Senang bisa bertemu dengan Anda," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Pria itu menatapnya sejenak, lalu menjabat tangan Keira. Tatapannya masih dingin, seperti sebelumnya, namun suaranya terdengar tegas. "Senang bertemu dengan Anda juga. Saya Axel Pratama." Suaranya berat, dan dia berbicara dengan nada yang serius.
Keira menarik napas dalam-dalam, berusaha menjaga wibawanya meskipun ada rasa canggung yang tak bisa ia hilangkan. Pria ini tidak hanya seseorang yang kebetulan ia temui di apartemen sekarang dia adalah bagian penting dari timnya. Dia harus bisa bekerja sama tanpa memikirkan hal-hal aneh yang mungkin terjadi di luar pekerjaan.
Pertemuan dimulai dengan Axel yang memaparkan beberapa rencana strategisnya untuk perusahaan. Keira mengamati dengan seksama, tak ingin memperlihatkan kegugupannya. Pria ini memang tampak kompeten, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Keira merasa tidak nyaman. Namun, ia tetap menahan diri, berusaha fokus pada pekerjaan.
Setelah pertemuan selesai Keira baru saja melangkah keluar dari ruangan Axel saat ponselnya bergetar di tangannya. Sebuah panggilan masuk dari Reno. Ia menatap layar ponselnya sebentar, merasa sedikit cemas. Setelah beberapa detik ragu, akhirnya ia mengangkatnya.
"Ra, kamu lagi kerja?" suara Reno terdengar tergesa-gesa. "Gini, motor aku tadi nggak sengaja nabrak orang. Tolong bantu aku ganti rugi, aku nggak ada duit. Plies ra, kalau nggak, aku bakal dikroyok dan dipukulin orang-orang ini!" Reno berbicara dengan nada panik, seperti sedang dalam situasi yang mendesak.
Keira terdiam sejenak, menekan perasaan yang mulai membuncah di dadanya. Bukan sekali dua kali Reno memintanya uang dalam situasi seperti ini. Selalu ada alasan-entah motor rusak, atau terlibat masalah dengan orang lain, atau keperluan mendadak lainnya. Tapi setiap kali, Keira yang harus merogoh kantongnya untuk menyelamatkan Reno.
Keira menarik napas panjang, emosinya agar tidak meledak. "Ren, aku lagi kerja. Kamu nggak bisa selalu bergantung sama aku buat hal-hal kayak gini terus."
"Tapi, ra, ini darurat! Kamu mau aku kenapa-napa? Mereka serius mau ngeroyok aku!" suara Reno terdengar makin panik.
Keira tahu dia harus membuat keputusan cepat, tapi di saat yang sama, hatinya mulai terasa lelah. Namun, bagian dirinya yang masih sayang pada Reno tak bisa membiarkannya dalam masalah.
"Berapa yang kamu butuhin?" tanyanya akhirnya dengan suara datar.
Reno langsung menyebutkan nominal yang cukup besar, "10 juta."
Keira menghela napas lagi, lalu berkata, "Oke, aku akan transfer sekarang."
Setelah panggilan berakhir, Keira merasa hampa. Ia berjalan kembali ke ruangannya dengan langkah berat, pikiran berkecamuk antara tanggung jawab pekerjaan dan hubungan yang semakin menguras energi serta emosinya. Ia sadar, ia terlalu sering menyelamatkan Reno, dan entah sampai kapan semua ini akan berlangsung.