Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #29
Al heran karena mobil yang dia naikin melewati jalanan sepi, dia bahkan tidak pernah tahu arah kemana jalan tersebut. Al memutuskan untuk bertanya kepada Elvira, dia tidak bisa diam saja karena baginya merasa tidak enak.
"Tante, kita mau kemana? Ini bukan jalan ke rumahku." ucap Al dengan polos.
"Kamu tenang aja ya, Sayang. Tante memang tidak akan membawa kamu untuk pulang ke rumahmu, tetapi tante akan mengajakmu ke suatu tempat yang sangat bagus." jawab El diiringi senyum tipis.
Al terdiam dengan segala macam pikiran buruk di benaknya, dia yakin jika saat ini Elvira ingin berbuat jahat padanya terbukti dari ucapan dan gerak-geriknya.
Sepuluh menit kemudian, mobil Elvira sampai di sebuah halaman kosong tepat di depan gedung besar. Gedung itu seperti sebuah perusahaan yang sudah lama terbengkalai, mungkin ada sesuatu problem sehingga membuat gedung itu harus kosong.
Elvira berjalan memasuki gedung tersebut dengan Al yang ditarik paksa agar ikut bersamanya.
"Tante mau apa? Tante mau berbuat jahat ya? Mama! Mama!" teriak Al meminta tolong sambil memanggil Mamanya.
Elvira menatap Al dengan tajam, dia mendorong Al ke lantai kumuh gedung tersebut. Tanpa rasa kasihan, El memijak sebelah kaki Alvarendra hingga Al meringis kesakitan.
"Sakit, tante." wajah Al memerah menahan rasa sakit dan sedih.
Elvira hanya tersenyum melihat penderitaan Alvarendra, anak dari orang yang dia benci.
"Kamu tau kenapa tante membawamu ketempat ini? Tante hanya ingin kamu pergi ke pangkuan ilahi dengan tenang karena tante ingin melihat kedua orangtuamu menderita!" ucap El tanpa rasa iba, bahkan dia mendelik untuk membuat Al agar takut dengannya.
Al menangis. "Kenapa tante sejahat ini?"
Elvira pun tertawa puas dan menyeramkan. "Jika aku tidak bisa memiliki Papamu dan tidak bisa memisahkan kedua orangtuamu, baiklah. Semua itu tidak masalah untukku, tetapi sekarang aku akan menghancurkan kebahagiaan mereka lewat dirimu."
Al ketakutan, dia merasa sedikit lega ketika Elvira mengangkat kakinya yang digunakan untuk memijak sebelah kaki Al.
'Ya Allah, semoga Mama dan Papa datang tepat waktu.' batin Al dalam hati, dia berdoa agar semuanya tidak terlambat dan usahanya tidak sia-sia.
🌺🌺🌺🌺
Anaya segera beranjak dari sofa ketika melihat Abi yang masuk ke dalam ruang kerja.
"Sayang, kamu kenapa?" Abi langsung bertanya ketika melihat raut wajah Anaya yang penuh dengan kekhawatiran.
"Mas! Anak kita, Mas!" Anaya masih setia menangis karena tidak mendapatkan kabar tentang putranya.
Ada apa, hm? Coba ceritakan pelan-pelan, jangan seperti ini." Abi membawa Anaya untuk duduk kembali.
Anaya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan perlahan. "Tadi, saat aku menjemput Al ke sekolah ternyata semua anak kelas satu sudah pulang. Terus, aku bertanya pada satpam karena aku tidak menemukan Al di sekitaran sekolah dan satpam mengatakan jika Al sudah pulang. Dia di jemput oleh seseorang."
Abi shock dan dia terperangah mendengar ucapan Anaya, dirinya memeluk tubuh sang istri yang pasti sangat kebingungan dan takut. Begitupun dengan dirinya, Abi juga tak kalah takut serta khawatir dengan Alvarendra.
"Apa kamu sudah bertanya ke semua teman sekolahnya?"
Anaya mengangguk. "Al tidak ada bersama mereka." lirihnya memeluk pinggang Abi dengan erat.
Abi memejamkan mata sejenak guna berpikir langkah apa yang harus dia lakukan.
"Aku ingin menghubungi polisi tapi mungkin juga percuma karena Al menghilang belum ada 1x24jam."
"Mas, kamu harus berusaha menemukan anak kita. Aku benar-benar khawatir." Anaya menggoyangkan lengan Abi.
Abi mengangguk untuk menenangkan Anaya, dia berkata jika dirinya pasti akan segera menemukan Alvarendra dalam keadaan baik-baik saja.
Di tengah kekhwatiran mereka, Abi baru teringat akan sesuatu. Sebuah pesan yang masuk ke ponselnya, dia tadi tidak membuka pesan itu karena masih sibuk meeting. Abi segera mengambil ponsel dan membuka pesan dari novel tidak dikenal. Dahinya mengerut ketika Abi melihat plat mobil yang sangat dia kenal.
"Ini, ini bukannya mobil Elvira?" ucap Abi spontan dan hal itu mengundang rasa penasaran dalam diri Anaya.
Anaya merebut ponsel milik Abi, dia melihat foto yabg hanya terpampang sebuah plat mobil dengan tulisan dibawahnya tolong Al, Papa.
"Mas, jangan-jangan?" Naya membekap mulutnya. "Ayo kita cari keberadaan Elvira, Mas. Aku yakin jika dia ingin berbuat jahat kepada anak kita. Lapor polisi, Mas! Ini sudah masuk dalam kasus penculikan." ucapnya sambil beranjak dari sofa.
Abi mengikuti Anaya dan dia menggenggam jemari Naya lalu mereka berdua keluar dari ruangan tersebut menuju kantor polisi.
FLASHBACK ON:
Al terus terdiam dalam mobil, dia merasa curiga dengan Elvira karena mereka melewati jalanan yang cukup sepi, saat ini Elvira sedang pergi membeli minuman serta makanan ringan di sebuah minimarket. Al melirik tas jinjing milik El yang mungkin sengaja di tinggal dalam mobil, Elvira pikir Al itu seperti anak kecil pada umumnya. Namun, semua perkiraan Elvira salah karena Al sangat bijak dan pintar.
Al mengambil tas itu, dia menggeledah tas tersebut lalu menemukan ponsel milik Elvira. Dia pun dengan cepat mencoba membuka kata sandi yang ada di dalam ponsel itu, Al harus sedia payung sebelum hujan. Dia tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka dari itu dirinya memutuskan untuk mengirim pesan kepada sang Papa agar menolongnya.
Al menoleh kesana-kemari untuk melihat keadaan aman atau tidak. Setelah dirasa aman, dirinya segera keluar dari mobil dan memfoto plat mobil milik Elvira, Al sangat ingat nomor ponsel milik Abi. Dia mengirimkan pesan berisi foto plat mobil dengan ucapan tolong Al, Papa.
Dari kejauhan, Al melihat Elvira yang sudah keluar dari minimarket. Dirinya langsung buru-buru masuk ke dalam mobil dan menghapus pesan yang barusan dia kirim ke nomor Papanya. Al memasukkan ponsel itu ke dalam tas Elvira, lalu dia meletakkan tas tersebut ke tempat semula. Al terus berdoa dalam hati agar Papanya datang tepat waktu.
Elvira yang tidak sadar dengan kelakuan Al, hanya tersenyum tipis sambil memberikan minuman serta makanan ringan kepada Al.
FLASHBACK OFF:
Elvira menatap wajah Al yang sangat mirip dengan Abi, dia tersenyum sinis sambil menodongkan pisau ke wajah Al.
"Wajahmu sangat mirip dengan Papamu, sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini tetapi kedua orangtuamu lah yang membuat aku menjadi gila seperti sekarang. Maaf karena aku harus berbuat nekat demi membalaskan semua rasa sakit hatiku."
"Aku yakin jika nanti tante pasti akan masuk ke dalam penjara!" ucap Al dengan tegas.
Elvira semakin tertawa jahat. "Apa kamu pikir aku takut, bocah ingusan? Aku tidak peduli dengan itu semua, yang penting pembalasan dendamku berhasil dan kedua orangtuamu pasti akan menderita seumur hidup mereka. Hahaha,"
Tubuh Al sudah gemetaran karena Elvira seperti kerasukan setan.
•
•
•
TBC