Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Menyambut Suami Pulang
Daniah mengerjapkan matanya tersentak. Ia seperti bermimpi mendengar orang berteriak memanggil namanya. Rasa kantuk masih menggantung di pelupuk mata. Hoaam. Menguap lebar. Menggelengkan kepala berulang mencoba mencari kesadaran. Dia duduk bersandar. Masih setengah sadar.
“Nona Muda!” Berulang kali dan disusul ketukan di pintu. “ Apa Anda bisa bangun sekarang.”
Hemmm, ada apa sebenarnya ini. Jam berapa memang sekarang. Saat namanya kembali disebut berulang, dia memaksakan menyeret tubuhnya membuka pintu. Laki-laki yang semalam mengantarnya masuk ke dalam kamar sudah berdiri di depan pintu.
“Maaf Nona, membangunkan Anda selarut ini,” dia menundukkan kepalanya.
“Ada apa Pak?” Daniah masih setengah sadar, bicara dalam kebingungan.
Aku ngantuk sekali, Daniah menguap lagi berulang.
“Tuan muda sudah pulang, sudah sampai di gerbang utama,” kata pelayan itu lagi.
“Ia, terus?”
Terus kenapa kalau laki-laki jahat itu pulang, apa aku harus menyambutnya!
“Silahkan ikut saya menyambut tuan muda di depan.”
Apa! Aku benar-benar harus melakukannya. Kenapa cuma aku yang harus menyambutnya. Kenapa juga harus disambut, ini kan sudah malam.
Walaupun merasa kesal, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut. Daniah mengikuti langkah kaki laki-laki di depannya, menyeret kakinya. Dia menguap, berpegangan pada tangga agar tidak terjatuh. Daniah memilih bersandar di pintu, agar dia tidak ambruk. Dia memejamkan matanya tanpa ia sadari. Tersentak saat mendengar decit mobil berhenti.
Sekretaris Han keluar, lalu bergegas membuka pintu belakang. Setelah itu keluar laki-laki yang tetap tampan walaupun dilihat dengan mata mengantuk sekalipun.
“Nona, mendekatlah ke arah mobil,” pelayan itu bicara lagi pada Daniah.
“Apa! Saya?” Daniah menunjuk dirinya, pelayan itu menganggukkan kepala.
Daniah berjalan mendekat ke arah suaminya. Tapi dia hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa.
“Kau datang menyambutku.” Tangan suaminya sudah mencengkram dagunya, membuatnya mendongak. Namun segera ia mengalihkan pandangan dari bersitatap mata.
“Ia Tuan,” terbata Daniah menjawab.
Dia mengikuti langkah kaki suaminya, dan Sekretaris Han, sementara pelayan tadi berjalan di belakangnya.
“Nona bisakah Anda mengganti pakaian tuan muda?”
Daniah yang sedang melepaskan sepatu Saga tersentak. Dia menatap Han tidak percaya. Bagaimana dia bisa menyuruhnya mengganti pakaian laki-laki jahat ini. Sementara Saga yang sedang duduk di sofa tidak bereaksi apa-apa.
“Ah, saya ambilkan bajunya sebentar, tapi tolong Sekretaris Han saja yang melakukan.”
Gila apa, memang kenapa aku harus mengganti baju orang ini.
Daniah menyerahkan pakaian tidur pada Han, akhirnya dialah yang membantu Saga. Daniah menerima setelan jas suaminya, mendekapnya di dadanya. Dia membelakangi suaminya dan menundukkan kepala. Setelah selesai berganti pakaian Saga berjalan menuju tempat tidur. Dia ambruk di sana.
“Selamat malam Nona, silahkan kembali istirahat, saya permisi.”
“Eh ia, terimakasih atas kerja keras Anda Sekretaris Han.”
Daniah berjalan mengikuti Han sampai di depan pintu.
“Nona, apa Nona sudah membaca lembaran aturan dan tugas yang saya berikan kepada Nona?” Sekretaris Han berbalik lagi.
“Eh, ia sudah.”
“Baiklah, selamat malam Nona.”
Han membungkukkan badannya sebelum menghilang di balik pintu yang tertutup. Tersadar dia masih memegang pakaian suaminya, Daniah masuk ke dalam ruang ganti pakaian, lalu meletakan baju itu di dalam keranjang. Keluar dari ruangan itu dia melewati suaminya yang sudah memiringkan tubuhnya. Dia berdiri lama di samping tempat tidur Saga, menatap lekat laki-laki itu.
Laki-laki yang akan ia benci seumur hidupnya. Laki-laki pemilik tubuhnya. Laki-laki yang harus ia layani sampai dia bosan dan membuangnya. Dia sungguh berharap permainan rumah-rumahan ini akan cepat berakhir. Ia berharap agar menjadi mainan membosankan yang akan segera dibuang ke tempat pembuangan oleh suaminya sendiri.
“Matikan lampu!”
“Eh, ia Tuan. Selamat malam.”
Bergegas, dia mematikan semua lampu. Lalu berjalan menuju sofa, dia sudah menyelimuti tubuh. Dan terlelap begitu saja. Berharap mimpinya indah.
BERSAMBUNG................
ini cerita tuan saga knpa harus di hilangin separo nya sih jdi kurang greget ,biasanya bnyk adegan daniah berantem mulu sama si han ,awal saga masih galak bgt klo yg sekarang kaya to the poin gtu ceritanya