Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cegil
Menjalani karir sebagai seorang wanita yang aktif dalam sosialisasi dan juga perkembangan anak dalam masyarakat memang menjadi mimpi yang selama ini Veroya inginkan. Modeling, hanya sebatas sampingan untuk semakin mempermudah dirinya mewujudkan mimpinya. Seperti sekarang ini, Veroya sudah banyak dikenal orang sebagai individu yang menaruh perhatian besar pada masalah-masalah sosial.
Veroya memang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis. Dicintai oleh kedua orang tua dan saudara kembarnya sendiri. Bisa dikatakan Veroya tidak pernah kekurangan kasih sayang. Tapi, Veroya pernah mengalami masa kecil yang cukup sulit karena harus menjalani hari-hari dalam pelarian bersama keluarganya.
Saat itulah, Veroya merasa jika masa kecil seseorang memang perlu mendapatkan perhatian lebih. Karakter seseorang terbentuk dari bagaimana masa kecil seseorang itu sendiri. Akan menjadi sebuah mimpi buruk, apabila seseorang mengalami masa kecil yang penuh luka. Ketika dewasa, bisa dipastikan dia akan mengalami banyak kendala, salah satunya krisis percaya diri.
Mengetahui apa yang dilakoni Veroya saat ini adalah mimpi gadis itu sejak kecil, Adea sungguh tak percaya jika Veroya akan meninggalkan semua ini setelah Veroya menikah. Adea pikir, Veroya akan tetap menjalani hari-hari sebagai seorang aktifis yang memperjuangkan wanita dan anak-anak.
" Kau benar-benar akan meninggalkan dunia yang kau kejar selama ini setelah menikah, Ve? " tanya Adea entah sudah yang keberapa kalinya selama beberapa hari belakangan ini.
" Hm.. " Veroya berdehem sebagai jawaban, " Kenapa kau nampak sangat keberatan sekali sih, De? " tanya Veroya heran.
" Apa yang kau jalani saat ini kan memang mimpi mu sejak dulu. Rasanya tak percaya jika kau akan berhenti di tengah jalan hanya karena menikah. " Veroya menghela nafas. Rasanya sudah bosan menjawab pertanyaan yang sama terus selama beberapa hari ini.
Veroya memutar tubuhnya menghadap ke Adea, sang manager, " De... dengarkan aku ya.. Aku hanya mundur sebagai model dan juga brand ambassador. Sedangkan sebagai seorang aktifis, aku akan tetap melakukannya ketika nanti hidup di Roma bersama dengan King. " Veroya sekali lagi, dengan penuh sabar menjelaskan pada Adea.
" King.. Memiliki sifat yang sangat perfeksionis, ambisius dan arogan. Dia paling tidak suka privasinya dilanggar. Jika aku menikah dengannya dan masih menjadi seorang model, maka dia akan merasa terganggu karena kehidupan ku terus diulik oleh pewarta berita dan dia yang suami ku akan terseret di dalamnya. " terang Veroya mengatakan alasan sebenarnya kenapa dia mundur sebagai seorang model.
" Lagipula.. Mimpi ku yang lain adalah bersanding dengan King.. Bahkan mimpi ini sudah aku impikan sejak berumur enam tahun. Apa menurut mu aku akan menyia-nyiakan hal yang aku perjuangkan selama hampir seumur hidup ku? " Veroya tersenyum miring saat mengatakannya.
" Huft... Entahlah.. Rasanya masih tidak percaya saja, kau akan meninggalkan dunia yang membesarkan namamu. " Adea memilih untuk mengakhiri pembicaraan yang tidak akan ada titik temunya itu.
" Don't worry.. Meski aku bukan seorang model lagi, aku akan tetap menjadikan mu manager ku. Bahkan, pekerjaan mu akan tiga kali lipat lebih sibuk ketika aku menjadi nyonya Cassano. " Veroya berujar sombong.
Adea hanya menggeleng saja. Temannya ini memang sudah tak lagi tertolong jika menyangkut crushnya. Adea saja dibuat shock saat pertama kali mendengar cerita tentang kisah cinta Veroya saat mereka duduk di bangku sekolah menengah.
Julukan cegil, adalah yang paling cocok menggambar seorang Veroya yang gila-gilaan mengejar cinta pertamanya sekaligus cinta monyetnya. Rasanya tidak percaya, Veroya yang memiliki paras cantik dengan body yang aduhai, latar belakang keluarga yang tak bisa diremehkan, sampai mengejar seorang pria sebegitunya.
" Usaha mu selama ini menjadi cewek tak tahu malu telah membuahkan hasil, Ve. " Adea terkekeh.
" Heh... Siapa yang kau bilang tak tahu malu? " Veroya berkacak pinggang tak Terima.
" Tentu saja kau.. Mana ada wanita yang mengejar pria bahkan sudah diabaikan selama bertahun-tahun tapi tetap saja tak menyerah. " Adea geleng kepala.
Perdebatan keduanya berakhir saat seorang kru pemotretan yang dijalani Veroya, memanggil Veroya untuk bergegas menuju ke tempat pemotretan. Pekerjaan ini, adalah yang terakhir Veroya ambil sebelum hiatus dalam dunia modeling.
*
*
Di dalam ruangan CEO gedung JN GROUP, Griffin tenggelam dalam lautan laporan yang harus dia periksa sepanjang hari ini. Sungguh sangat sial, dia sama sekali tidak bisa lagi menunda pekerjaan kalau tak ingin keteteran di hari-hari menjelang pernikahannya.
Griffin bisa saja melempar tanggung jawabnya ini pada asisten pribadinya, tapi dia pun tak tega membuat Dexon bekerja tiga kali lipat dari pekerjaannya sendiri. Dexon sudah merangkap sebagai sekretaris karena Sekretaris Griffin memilih mengundurkan diri. Belum lagi tanggung jawab yang ditinggalkan Sebastian.
Sebastian menjadi kepala pengawal yang melindungi Griffin sekaligus sebagai tangan kanannya. Sayangnya, Sebastian mengambil cuti setelah berhasil menyelesaikan misi yang Griffin berikan. Cuti panjang yang tidak memiliki batasan. Jadilah Dexon yang sekarang menghandle pekerjaan Sebastian.
" Ck.. " Griffin melempar penanya saking lelahnya dia yang terus berkubang dalam lautan laporan.
" Dexon.. " panggil Griffin melalui interkom di ruangannya.
Tak lama, Dexon masuk ke dalam ruangan Griffin, menanti apa yang akan tuan mudanya ini perintahkan.
" Hubungi paman Sebas.. Katakan padanya untuk mencari tahu properti milik Cassano yang ada di Hokaido. Lalu, sambungkan aku dengan paman Lucifer. " titah Griffin.
" Baik, tuan muda.. " Dexon langsung berlalu pergi. Tapi beberapa langkah, Dexon berbalik menghadap Griffin lagi.
" Tentang sekretaris baru untuk anda, CV nya sudah saya kirim melalui email. Anda sudah bisa menyeleksi nya. Ada tiga orang kandidat yang sesuai dengan kriteria sekretaris anda, tuan muda. " lapor Dexon. Semakin cepat mendapat sekretaris baru, semakin ringan pekerjaannya.
" Hm... Nanti setelah pernikahan ku dengan Ve, baru kita putuskan siapa sekretaris baru untuk ku. " Dexon mengangguk lesu. Masih sepuluh hari lagi, menuju pernikahan tuan mudanya itu.
Tak ada lagi yang perlu dibahas, Griffin segera mengusir pergi Dexon. Dia masih harus melanjutkan pekerjaannya meski pikirannya semrawut saat ini. Fokusnya memang terbagi-bagi, pekerjaan, pernikahan, juga masalah properti milik Cassano yang ingin dia dapatkan kembali.
Semua itu membebani nya dan membuatnya tak bisa benar-benar fokus pada laporan di depannya ini. Ucapan Jade semalam, berhasil mengusik ketenangannya. Sepertinya, properti yang ada di Jepang, akan menjadi sebuah masalah serius untuknya.
" Sepupu jauh Ve ya... Kenapa aku merasa akan ada masalah? " gumam Griffin tak lagi fokus pada pekerjaannya.
Griffin memutar kursi kebesarannya hingga menghadap kaca besar sebagai pembatas ruangannya dengan dunia luar. Dinding kaca yang menampilkan pemandangan lagi pagi ini yang cukup cerah. Tapi tidak secerah perasaan Griffin yang sedang berkecamuk.
" Apa perlu aku membahas hal ini dengan Ve? " tanya Griffin bermonolog.