Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Kamu kok ngomong gitu sih sayang, jangan begini bukankah dokter sudah mengatakan bahwa kita baik-baik saja tidak ada masalah apapun di antara kita" Hendra mulai menenangkan istrinya.
"Tapi mas aku lelah begini terus aku takut jika suatu hari nanti kau akan pergi meninggalkan aku''
Deggh..
Ucapan Mila langsung menusuk relung hati Hendra ia merasa sangat bersalah kepada istri yang begitu sangat ia cintai, dan menemaninya sebelas tahun ini.
"Mas kamu kok bengong sih?"
"Iya ada apa sayang." Hendra kembali dalam dunianya dan mulai mengusap air mata yang berada di pipi istrinya dan mengecup kening nya dengan penuh kasih sayang.
"Aku tidak akan meninggalkan mu walau apapun yang terjadi di masa depan nanti." Ucap Hendra menenangkan istrinya.
"Terimakasih mas" Mila pun memeluk suaminya dengan sangat erat, dan terjadilah apa yang harusnya terjadi namun tidak seperti biasanya yang Hendra lakukan saat mereka bercinta.
Kali ini ia melakukan nya dengan penuh n*fsu membuat Mila kewalahan menghadapi serangan suaminya yang tidak terduga.
Setelah aktivitas panas mereka Mila dan Hendra pun tidur saling berpelukan.
Sore harinya, Mila bersiap akan mengantarkan suaminya ke bandara ada rasa yang berbeda di hati mila saat akan melepaskan kepergian suaminya kali ini.
"Ada apa sayang kok melamun." Hendra memeluk istrinya dari belakang.
"Nggak ada apa-apa kok mas, kamu hati-hati ya dan jangan nakal." Ucap Mila memperingatkan suaminya.
Hendra terkekeh geli melihat tingkah istrinya yang begitu lucu dan menggemaskan di matanya. "Jangan khawatir sayang, ayo kita berangkat sekarang sebelum pesawatnya lepas landas kalau sampai terlambat aku pasti di marahi bos ku nanti"
"Baiklah ayo, memang kamu pergi nya sama siapa mas?" Tanya Mila sedikit penasaran.
"Sendiri saja sayang" Ucap Hendra lugas tanpa beban.
"Baiklah kalau begitu"
Kini mereka berdua pun pergi meninggalkan rumahnya menuju ke bandara, setelah beberapa menit kemudian mereka pun sampai di bandara.
"Sayang mas pergi dulu ya" pamit Hendra seraya mencium kening istrinya.
"Jangan sedih dong, mas kan cuman beberapa hari saja di sana" Ucap Hendra lagi sambil mengacak-acak rambut Mila dengan gemas.
Mila hanya menganggukkan kepalanya, walau bukan yang pertama kalinya ia di tinggalkan oleh Hendra karena urusan bisnis, tapi entah mengapa hatinya merasa sangat tidak rela namun ia tidak mengatakan nya pada Hendra.
Karena mila takut akan membuat suaminya tidak fokus saat bekerja, ''Mas hati-hati ya" Ucapnya sambil tersenyum ceria.
Setelah mengantar suaminya mila pun memutuskan untuk pulang, namun saat Mila masuk ke dalam mobilnya ia melihat kotak cincin yang tergelak di sana.
"Mas Hendra ini tidak pernah berubah itulah yang membuat aku semakin cinta padanya"
Mila pun membuka kotak cincin itu dan melihat cincin yang begitu indah, Mila merasa sangat bahagia mendapatkan kejutan manis dari suaminya dan langsung memakai cincin itu di jari manisnya.
Kemudian ia pun keluar dari mobilnya. Dan mencari keberadaan suaminya untuk mengucapkan terimakasih atas hadiah kejutan yang Hendra berikan padanya.
"Semoga saja persawatnya belum lepas landas.'' Gumam mila sambil terus berlari mencari keberadaan suaminya.
Namun sayangnya mila sudah terlambat pesawat yang di tumpangi suaminya sudah lepas landas. Mila merasa sedikit sedih karena terlambat mengetahui kejutan dari suaminya.
"Andaikan saja aku tahu dari awal, tapi yasudahlah'' Mila pun pergi meninggalkan tempat itu.
*
Kini mila sudah berada di rumahnya ia merasa sangat senang mendapat kejutan istimewa dari sang suami, karena sudah lama sekali ia menginginkan cincin itu namun ia tahan karena masih harus memikirkan hal lainnya. Termasuk biaya cicilan mobil yang di pakai Hendra untuk bekerja setiap harinya.
Karena saat setelah Mila menikah dengan Hendra, ia tidak di ijinkan untuk bekerja kembali. Itu sebabnya Mila merasa sangat kesepian saat berada di rumah sendirian.
Saat Mila sedang asyik dengan segala pemikiran nya ia di kejutkan dengan ketukan pintu yang begitu nyaring dan bel pintu yang berulang-ulang.
"Ya ampun siapa sih!" Mila pun langsung bergegas membukakan pintu.
Ceklek
"Lama sekali buka pintunya!"
"Eh ibu assalamualaikum bu, ibu sehat?" Sapa Mila dengan ramah kepada ibu mertua nya.
"Wa'alaikum salam" Jawabnya ketus lalu masuk ke dalam rumah.
"Biar mila ambilkan minum untuk ibu dulu ya"
"Tidak perlu aku kemari hanya untuk mengambil kotak cincin yang tertinggal di mobil Hendra apa kau melihatnya Mila?"
Mendengar perkataan ibu mertua nya mila pun langsung menyembunyikan sebelah tangannya. ''Iya bu'' Jawab Mila gugup.
"Cepat bawa kemari karena itu adalah pesanan ku dan Hendra lupa untuk memberikan nya padaku''
''Iya tunggu sebentar bu, biar Mila ambilkan dulu!" Mila pun langsung bergegas meninggalkan ibu mertuanya, sebelum Bu Isna kembali marah padanya dan mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti hatinya seperti yang biasa yang bu Isna lakuakan padanya.
Di dalam kamar Mila menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, ''Aku kira mas Hendra membelinya untuk ku sebagai hadiah kejutan, tapi ternyata aku salah." Dengan raut wajah sedihnya Mila pun melepaskan cincin itu dan menyimpannya kembali ke dalam kotak.
Dan bergegas memberikan nya kepada ibu mertuanya, ''Ini bu cincinnya'' Mila menyodorkan kotak cincin itu pada ibu mertuanya.
Bu Isna langsung mengambil kotak cincin itu dengan sangat kasar, "Kamu tidak memakai cincin ini kan?" Tanya bu Isna penuh selidik.
"Tidak bu" Bohong Mila, ia merasa sangat takut saat melihat raut wajah bu Isna.
"Bagus kalau begitu, jangan sampai kau memakainya itu akan menularkan nasib sialmu lewat cincin pernikahan ini." Ucap bu Isna sarkas.
Deghh
Mila mendengar ucapan ibu mertua nya langsung menusuk ke relung hati Mila, namun Mila hanya diam tak menjawab ucapan menyakitkan bu Isna pada nya.
"Cincin pernikahan siapa bu?" Tanya mila memberanikan diri.
"Bukan urusanmu" Bu Isna pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Mila yang masih berdiri di tempatnya.
"Mungkin cincin pernikahan Riri adik mas Hendra" Gumam Mila dalam hati.
"Tapi Kenapa aku tidak di undang ya? mas Hendra juga tidak bilang apa-apa padaku, atau mas Hendra lupa ya karena terlalu sibuk bekerja akhir-akhir ini."
Mila melihat punggung ibu mertua nya yang semakin menjauh dari pandangannya, ada rasa sakit hati saat bu Isna mengatakan menularkan nasib sial.
"Apa sehina itu aku dimata mereka, mengapa perkataan mereka selalu menyakiti hatiku padahal aku tidak pernah sedikit pun membenci mereka." Mila mulai terisak, hatinya terasa sangat sakit dengan ucapan ibu mertuanya yang terus menerus menghina kekurangan nya sebagai seorang perempuan.
"Menangis bersedih tiada guna, berdoa dan ikhtiar adalah kunci segala usaha.''
Itulah kata-kata yang selalu menguatkan Mila di kala ia sedang terpuruk.
bersambung
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰