Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.
"Kakak tidak boleh tidur di sini, kalau tidak, aku pergi!" teriak Debora.
Victor menghentikan langkahnya mendengar teriakan Debora tersebut, dia tidak menyangka kalau adik almarhum istrinya itu, seorang gadis yang keras kepala.
Bruk!
"Akh!" terdengar suara terkejut Debora.
Debora menabrak Victor yang mendadak berhenti, dan membuat dirinya jadi oleng ke belakang, karena berlari mengejar Victor, membuat kaki Debora tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Victor spontan berbalik, begitu mendengar suara jeritan Debora tersebut, dan dengan reflek menangkap tubuh Debora, yang nyaris terjatuh.
Untung Victor dengan sigap berbalik, kalau tidak, tubuh Debora sudah terjatuh ke lantai.
"Kenapa berlarian!" sentak Victor marah.
Debora masih dengan keadaan terkejut, tidak menjawab amarah Victor tersebut.
Gadis itu tidak mempercayai apa yang di alaminya sekarang, rasanya bagaikan mimpi, Debora berada dalam dekapan kakak iparnya itu.
Pinggangnya di peluk erat oleh tangan Victor dengan erat, dan tubuh mereka satu sama lain begitu rapat saling menempel.
Debora mengedipkan matanya, menatap mata Victor yang begitu dekat menatap wajahnya.
Gadis itu pun tersadar, dengan apa yang terjadi di antara mereka.
Dengan cepat Debora mendorong tubuh Victor, dan kemudian menjauhkan dari pria itu.
"Kenapa tiba-tiba berhenti!" kata Debora membalikkan pertayaan pada Victor dengan tajam.
"Apa maksudmu akan pergi!" ujar Victor mengedipkan matanya, tersadar juga dengan apa yang terjadi di antara mereka.
"Aku tidak mau tidur satu kamar dengan kak Victor!" kata Debora dengan tegas.
"Kita suami istri, jadi harus membiasakan diri saling berbagi kamar!"
"Ha! bukankah dari awal kakak tidak mau tidur satu kamar denganku, kenapa sekarang jadi ngotot ingin berbagi kamar bersama!"
"Aku berubah pikiran!"
"Aku juga berubah pikiran, tidak mau tidur di kamar yang sama dengan kakak!" kata Debora dengan tegas, sembari menaikkan dagunya sedikit.
Setelah mengatakan apa yang di katakannya, Debora kemudian keluar dari kamar tersebut, meninggalkan Victor berdiri terbengong di tempatnya.
Dasar kekanak-kanakan! bisik hati Debora kesal, sembari menutup pintu dengan kencang.
Sementara Victor masih diam berdiri di tempatnya, menatap pintu yang tertutup dengan mata tidak berkedip.
"Astaga! gadis seperti apa yang ku nikahi ini!" gumamnya menatap pintu, yang tertutup tidak percaya.
Sementara itu Debora menuju kamar Arthur.
"Nyonya!" panggil Nita, begitu pintu kamar Arthur di buka Debora.
"Apakah Arthur tidur lagi?" tanya Debora menutup pintu kamar Arthur.
"Iya, Nyonya!"
"Pergilah, biar aku yang jaga Arthur!"
"Baik, Nyonya!"
Nita kemudian meninggalkan Debora bersama Arthur, di kamar keponakan Debora tersebut.
Debora membaringkan tubuhnya di samping Arthur, dan lima belas menit kemudian, mata Debora terasa begitu berat memandangi Arthur yang tertidur.
Perlahan matanya jadi tertutup, dan kepalanya terkulai di samping Arthur, dan Debora pun tertidur.
Sementara Victor masih merasa kesal pada Debora, kembali lagi ke kantor, karena pekerjaannya belum selesai.
Dia masih mempunyai pertemuan lagi dengan dua klien, karena menanggapi wanita masa lalunya, dia jadi meninggalkan urusan kantor.
Untung asistennya dengan sigap mengundurkan pertemuan tersebut, sehingga kliennya tidak merasa kecewa.
Selama Victor berbicara dengan kliennya, pikirannya kembali teringat akan perkataan wanita, yang sudah lama di lupakannya itu.
Dia ingat malam itu, dia mabuk berat di sebuah pesta, dan besok paginya dia terbangun di sebuah kamar hotel, dengan Riska tertidur di sampingnya.
Dia ingat saat itu, begitu terkejut mendapati dirinya tidak memakai pakaian apa pun di tubuhnya, begitu juga dengan Riska.
Tidak perlu di jelaskan lagi, dia tahu kalau dirinya telah melakukan sesuatu kepada Riska, saat dia mabuk malam itu.
Victor menekan pelipisnya mengingat akan kejadian itu, di mana ke dua orang tuanya, langsung menikahkan dirinya dengan Riska.
Bersambung.....