Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Kesalahannya Tuan?
"Siapa yang berani menghukum pelayanku?.."
Tatapan mata belva langsung bertatapan pada pria yang santai duduk dengan menatap tajam dirinya.
Belva dengan angkuh berjalan melewati mereka semua dan berdiri tepat di depan Ica yang berada di tengah-tengah aula. Sepertinya pria itu memang tak punya hati dan ingin memenggal kepala pelayannya ini.
Tatapan mata belva pada pria di depannya seolah menilai setelah tak pernah melihat seminggu yang lalu Kini malah di pertemukan dengan ke adaan yang tegang.
"Apa kesalahannya tuan?.."
Kenzo cukup terkejut melihat perubahan Belva karena biasanya wanita itu saat melihatnya akan mengejar dan menempeli nya, namun ini?...andre aja Sampai tercengang di buatnya karena selama ini dia mendapat informasi yang sama dari anak buah tuan untuk mengawasi nyonya memang betul apa yang di bilang mereka kalau nyonya terlihat berbeda namun tuannya dan dirinya tak percaya hal itu tapi sekarang mereka benar-benar melihat secara langsung.
"Trik murahan" Bagi Kenzo apa yang di lakukan Belva sangat murahan untuk menarik perhatiannya.
"Apa kau bilang!.." Jelas belva tidak terima apa yang pria itu ucapkan,Kenzo memang mengucapkan Pelan bahkan hampir tak bersuara tapi Belva termasuk orang yang memiliki kelebihan dapat mengetahui apa yang Kenzo bilang hanya dengan gerakan mulut.
"Emang apa yang saya bilang?.."dengan menaikkan alisnya membuat Belva semakin emosi.
"Anjing lah,ini orang sengaja buat aku emosi" Batin belva menatap nyalang Kenzo.
"Berdiri Ica,gak usah takut,salama aku masih hidup gak bakal ada yang nyakitin kamu,ayok sebelum dia memenggal kepala mu aku dulu yang megal kepala pria itu"
Ica dengan pasrah di tarik belva,padahal ucapan belva sungguh sangat membuat dirinya ketakutan bukan hanya dirinya namun semua orang yang ada di sana juga,bagi orang yang membenci belva mungkin sudah menunggu pertunjukan menarik namun sampai Belva menghilang dari di balik pintu Kenzo sama sekali tak bereaksi.
"Tu_"
"Bubar!!.."
Setelah mengatakan itu Kenzo pergi ke kamarnya sendiri tanpa melihat berbagai ekspresi bawahnya.
....
"Nyonya anda jangan seperti lagi"
Belva mengehentikan langkahnya,dia berbalik dan menatap tajam wanita muda yang masih di bawahnya itu. " Kalau misalnya saya tidak berbuat seperti itu apakah kau mau mati!!... kalau gitu silahkan saja saya pun enggak akan rugi!" Ketus belva lalu pergi meninggalkan Ica malang begitu saja,Ica tak bermaksud menyinggung belva namun ucapan Ica seakan mengatakan apa yang di lakukan tadi itu salah.
Belva geram sendiri betapa bodohnya pelayan satu itu,udah di tolongin bukannya berterimakasih malah membuatnya geram, dengan perasaan kesel dia masuk ke lif untuk ke lantai atas.
"Apa yang anda lakukan di sini?.."mimik wajah kesal belva semakin terlihat jelas saat melihat betapa seenaknya Kenzo masuk begitu saja. "kita beda lantai" Ujarnya lagi.
"Ini rumah saya apa salahnya?"Kenzo menatap belva dari atas Sampai bawah,yang di tatap malah risih. Jelas Kenzo melihat tatapan dari belva membuat Kenzo semakin penasaran apa yang terjadi pada belva. Apakah lupa ingatan membuat seseorang menjadi terlihat jauh berbeda?.
"Apa liat-liat." Ketus belva menjauh dari Kenzo.
"Siapa kau?"
Deg
"Astaga apa gue ketauan?.."dalam hati yang gelisah."Apa maksud anda tuan?." Mencoba tak mengerti.
"Kemana belva wanita murah itu?..kemana perginya wanita badut itu?..kemana wanita lintah yang selalu menempeli diriku ?..kemana?..jawab!!.."Kenzo merapat tubuhnya pada belva di dinding lif,matanya menatap tajam belva yang juga berani menatap Kenzo.
"Bukan kah ini yang anda mau?.." Dengan kasar mendorong Kenzo tak lupa tatapan kebencian. " Bukan kah ini yang anda mau hah?..anda harus tau belva yang dulu telah mati seiringnya sikap anda yang sangat keterlaluan itu,harusnya anda senang saya tidak menjadi lintah menjijikkan itu lagi,jangan pernah berfikir belva sekarang akan mendekati Anda seperti apa yang anda bayangkan sekarang." Tatapan belva benar-benar seakan memiliki laser pada Kenzo yang terdiam kaku.
"Ingat itu." Sebelum belva keluar dari lift dia sempat sempat memberikan jari tengahnya. Kenzo hanya menatap penuh arti pada Belva yang menghilang seiringnya pintu lift tertutup.
....
"Dih bisa bisanya pria itu berfikir aku akan menjadi belva si bodoh itu yang mengejarnya Sampai mati. Apa wanita itu buta?. Padahal pria banyak yang tampan dari dia."
"Huh badan capek semua dan sekarang aku harus mencari sesuatu agar aku bisa...eh bodoh kenapa tadi enggak langsung minta cerai aja biar bisa bebas dan mencari tau ini ada di mana."
"Huh..tidak papa lah pasti ada waktu jumpa tu pria"
Belva tak henti henti berbicara sendiri saat sampai di kamar dia langsung masuk ke kamar mandi karena merasa tubuhnya harus di segarkan saat melihat pria sok cool itu.
"Jangan jangan pria itu suka lagi sama belva ini tapi pura-pura jijik nah sekarang si belva udah entah kemana dia baru merasa kehilangan?...ah entah lah..mumet"
Selesai membersihkan diri Belva mengambil laptopnya yang baru saja di beli, sebenarnya laptop dan hp Belva lama ada namun itu memiliki kata sandi yang dia sendiri saja enggak tau jadi mau tidak mau di beli itung itung menghabiskan uang Kenzo.
"Semua ke ahlian ku dulu tidak hilang." Matanya berfokus pada laptopnya yang di pangku,beberapa kali dia mengernyitkan dahinya karena merasa aneh. "Kenapa identitas belva Arlittra Miller tidak lengkap?...sumpah ini nama kok sama banget sama sama aku?..belva Arlettra frison, belva Arlittra Miller?...ya ampun ini sebenarnya aku ada di mana?."belva terus saja bergumam namun matanya tak berkedip melihat layar." Darwin Miller dan moana Miller tapi kenapa belva tidak mirip sama sekali?..di sini di jelaskan belva anak tunggal. Foto mereka juga cuman satu itupun karena berhasil di bobol,kedua orang tua belva meningal akibat kecelakaan mobil saat menuju bandara."
Kali ini dahi belva semakin mengkerut."tapi kenapa ciri-ciri kecelakaan kayak tidak murni kecelakaan?.." Tangannya terus mengetik dengan lihai di laptop mahalnya." Di sini keterangan dan latar belakang mereka juga sangat tertutup dan seolah ada yang menyembunyikan sesuatu deh,oh ya aku penasaran yang satu ini." Binar mata belva menjelaskan dia sangat penasaran tentang hal yang pelayannya tidak jelaskan.
'saya tidak tau nyonya yang jelas saya mendengar ceritanya anda langsung di nikah kan saat itu juga apalagi bertepatan orang tua nona meningal esoknya saat ingin pergi keluar negri'
"Kenapa ucapan Ica seolah Kenzo yang salah?.. mungkin aja sih Kenzo enggak terima nikah sama tu belva jadi dia bunuh orang tuanya. Tapi kejam sekali Kenzo,kalau pun Kenzo yang tersangka harusnya belva tidak dekat-dekat dong sama Kenzo?...aduh pusing mikirin urusan belva,udh enggak ada ingatan tubuh ini lagi" Beberapa kali belva memijat kepalanya yang seakan pecah,di lirihnya jam membuatnya melotot tak percaya.
" Astaga!..jam dua" Belva terkejut saat melihat waktu yang dia habiskan. Pantas saja dirinya pusing dan tubuhnya terasa letih ternyata dia sudah beberapa jam duduk dengan melihat layar.
Walaupun masih penasaran tapi dia tidak bisa memaksa tubuh ini,karena belva bisa merasakan betapa lemahnya tubuh yang ia tempati ini.