#Pembaca Pikiran #
Bugh..Bugh... Bugh...
" Pergi! Pergi! Jangan buat para pelanggan aku jijik melihat mu!
" Paman kau jahat sekali pada teman aku!"
" Apa teman kamu? Sejak kapan kau punya teman seperti gembel itu?"
Anak laki laki itu bisu. (Walaupun sebenarnya dia memiliki sebuah kemampuan khusus yang tidak seorang pun tahu.) Dia tidak tahu siapa orang tuanya. Dia di temukan di waktu hujan deras di dekat pembuangan sampah kota itu. Dan di pungut oleh seorang pemulung, yang tiga hari lalu meninggal. Karena dia tidak tahu anak itu anak siapa? pemulung itu pun dulu memberi nama anak laki laki bisu tadi dengan nama REED , yang dia doakan kelak anak malang itu akan menjadi seorang penguasa.
Bagaimana kelanjutan hidup Reed ? Apakah dia akan bertemu dengan orang tua kandungnya? Apakah kemampuan khusus yang Reed sembunyikan itu? Semoga suka dengan karya kelima aku ini. Happy reading Tetap Berikan dukungan kalian yang sangat berharga buat author ya. Thank you so much...muah muah😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
SEBULAN KEMUDIAN...
" Selamat pagi dokter."
" Katakan"
" Tim dua tidak bisa melacak keberadaan tuan muda lagi maafkan kami tuan besar."
" Pergi "
" Maafkan kami tuan besar!"
Dokter Alkish memijit kening yang terasa kaku dan sedikit pening di rasakan karena sang dokter sungguh putus asa menemukan keberadaan Reed yang entah kemana.
Sebulan lalu tempat kejadian peristiwa meledaknya mobil Reed sudah dibersihkan dan sudah di cari ke semua wilayah. Tapi Reed Rain tidak ditemukan. Hingga sekarang genap sebulan Reed Rain bagaikan hilang di telan bumi.
Ada titik bening di kedua sudut mata sang dokter muda itu. Walaupun dia sudah menginjak usia kepala empat tapi wajah sang dokter tidak pernah berubah tetap tampan seperti mudanya dulu.
Saat dia tenggelam dalam pikiran pikirannya, tiba-tiba, " Reed Rain dimanakah kau? Bagaimana keadaan kamu setelah sebulan kau tinggalkan kami disini seperti orang gila yang mencari mu setiap menit!"
Tak lama kemudian, " Om, saya baik baik saja. Maafkan saya sudah buat om jadi kalut dan kuatir. Maafkan Reed om... Reed rindu om dan adik adik."
Sang dokter langsung terlonjak dan berdiri dari duduknya, jantungnya terasa begitu kuat berdegup kencang.
" Apa... Apakah aku hanya halusinasi saja? Atau ini benar suara kamu Reed! Katakan jika ini benar kamu katakan dimana kamu berada sekarang!!!"
" Benar om ini saya Reed Rain. Aku anak angkat pak Rory , aku juga mengenal engkau om, Dokter Marendra atau dokter Alkish."
" Reed dimana kamu sekarang?"
" Aku akan kirim om lokasi aku om. Maafkan sudah repotin om "
Dokter Alkish langsung membuka ponsel pintarnya dan menemukan lokasi yang di berikan padanya.
Tanpa banyak bicara sang dokter langsung berangkat sendiri menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Reed.
Memakan waktu sekitar setengah hari dari rumah sakit tempat dinasnya akhirnya Alkish menemukan tempat yang ditunjukkan.
Memasuki sebuah hutan dan di tengah hutan itu ada sebuah gubuk reyot yang sudah lama sekali tampaknya tak terjamah manusia lagi.
Dengan hati hati Alkish mulai masuk ke dalam gubuk itu.
Betapa terkejutnya sang dokter saat melihat Reed yang memakai tongkat berdiri di depan sebuah jendela usang . Tempat itu seakan sudah jadi tempat hunian baru karena di dalam ruangan gubuk reyot itu sudah bersih tak berdebu.
Alkish langsung memeluk tubuh Reed. Dan melihat kondisi kaki Reed yang nampak cidera parah.
"Om maafkan Reed yang sudah buat om merasa kuatir. Reed baru sadar kemarin om!"
" Astaga jadi selama ini kau pingsan?"
" Mungkin saya koma om tanpa diketahui oleh siapapun hahahaha."
" Reed sudah lama om adakan komunikasi dengan pikiran kita. Tapi baru hari ini kau menjawab telepati om Reed. "
" Iya karena Reed tidak sadar, jadi Reed tidak tahu jika om mencoba hubungi Reed dengan telepati. "
" Baiklah syukurlah kau sudah sadar sekarang Reed."
" Reed ada apa kenapa kamu menangis ada apa ? apa ada yang sakit? Kaki mu sakit sekali kah?"
" Om apakah bisa seseorang memberikan kita pesan lewat mimpi kita saat kita koma om?"
" Apa?"
Dokter Alkish mulai tidak tenang dan mulai resah.
" Ada apa cerita sama om apakah ada yang ingin kau ceritakan?"
" Saat aku tidak sadar, tanpa semgaja aku sudah melihat sebuah peristiwa pembunuhan yang begitu nyata di depan mata aku. Tapi aku tidak bisa menolong siapapun kala itu. Aku hanya bisa melihat semua kejadian yang sudah merenggut nyawa seseorang dengan jelas."
" Pembunuhan apa dan siapa?"
" Mama kandung aku om!"
" Apaaaa???" Dokter Alkish langsung syok dan tersuruk beberapa langkah ke belakang dan terduduk di balai bambu tua di belakangnya.
Dada dokter Alkish semakin sesak dan dia mulai mengatur napas yang tersenggal senggal dan menenangkan diri.
" Om... Om... Apa om baik baik saja?"
" Tidak apa apa, tidak apa apa Reed. Om hanya terkejut saja. "
" Apakah om percaya pada kisah aku ini?"
" Ya. Dalam koma kamu , sebenarnya jiwamu sempat meninggalkan tubuhmu. Sebenarnya kau saat itu sudah meninggal, tapi entah apa yang buat kau kembali ke dunia terkutuk ini."
" Jadi sebenarnya aku sudah mati suri begitu om?"
" Ya ada kemungkinan seperti itu. Jika tidak kau pasti tidak akan pernah bisa bertemu dengan mama kandung kamu. Yang sudah lama meninggal dunia itu."
" Jadi dia benar mama aku?"
" Apa ? Apa yang dikatakan mama kamu?"
" Belum saatnya kamu disini bersama mama nak. Kembalilah dan temukan papa kamu yang masih menunggu dan mencari kamu. "
Dokter Alkish semakin syok mendengar hal itu. Tubuh itu bergetar hebat. Tapi lagi lagi dokter Alkish menenangkan diri dan mengendalikan dirinya.
Sehingga dia pun bisa bernapas dengan biasa lagi tanpa tersenggal senggal lagi.
" Om di gubuk inilah mama menghembuskan napas terakhirnya karena di bunuh oleh Devina. Perempuan jahat yang sudah menipu dan memperdaya nyonya besar. Nyonya Siregar, mama dari papa Syalendra. "
" Apaaa jadi Devina adalah pembunuh mama kandung kamu!!!"
Tangan dokter Alkish terkepal kuat dan gemeletuk gigi giginya terdengar sampai menggetarkan siapa saja yang ada di dekatnya.
Lagi lagi Reed mencoba menembus pikiran sang dokter tapi tidak bisa. Hanya tadi saja saat dia mendapatkan telepati sang dokter baru dia bisa menembus pikiran sang dokter.
" Reed apakah kau tahu dimana jasad mama kamu di buang dan di makamkan?"
Reed hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan menangis. Dokter Alkish menjadi sesak napas lagi melihat reaksi berlebihan dari Reed pemuda tangguh yang jarang sekali menangis selama dia tahu selama dua puluh tiga tahun ini.
Dokter Alkish kembali memeluk tubuh Reed yang terguncang dan bergetar menahan lara dan pilu dalam hatinya.
Reed benar benar tak menyangka bahwa semua itu adalah benar. Dia yang ragu. Tapi dengan penjelasan dokter Alkish dia sangat yakin wanita cantik dan elegan itu sungguh adalah mama kandung yang selama ini tidak diketahui dimana beliau dimakamkan.
" Dokter di bawah balai bambu itu ada tulang belulang manusia yang sudah lama disana. "
" Apaaaaa? Apa kau yakin?"
" Iya. coba dokter periksa. Dan apakah benar itu adalah tulang belulang mama aku? Karena dalam penglihatan aku saat koma itu mama di bunuh di gubuk ini. "
Dokter Alkish semakin syok mendengar penjelasan itu. tanpa menunggu lama dia menghubungi teman dekatnya yang adalah dokter forensik wanita yang sangat tangguh dan cantik.
Malam itu Reed dan dokter Alkish tinggal di gubuk itu.
Untung saja Dokter Alkish selalu membawa makanan siap saji di mobilnya, karena sering dinas ke luar kota, jadi malam itu mereka makan makanan kaleng dan menunggu kedatangan dokter Brenda.
" Om apakah dokter itu akan bisa membuktikan itu tulang belulang mama?"
" Dua puluh tahun yang lalu, om pernah menjadi dokter di keluarga mama kandung kamu. Karena mereka butuh seorang dokter yang bisa merawat penyakit jantung orang tua mama kamu yang mencari keberadaan mama kamu saat itu. Karena berita hilangnya mama kamu itu menjadikan kedua orang tua itu jadi syok dan terkena serangan jantung."
" Jadi Dokter kenal dengan keluarga kandung mama aku?"
" Ya Reed sangat kenal. "
" Hah tapi kenapa dokter tidak beritahu aku sebelumnya?"
" Karena saya masih belum tahu di mana mama kamu berada. Hingga sekarang om malah tidak pernah tahu dia dimana?"
" Jadi om juga baru tahu sekarang setelah saya katakan sama om tadi?"
" Iya. Om baru tahu."
" Maafkan om Reed om selama ini takut salah memberi informasi pada kamu. "
" Om maafkan aku. Aku juga tidak salahkan om. Karena om juga pasti Tidak akan berikan informasi yang belum jelas padaku. "
" Kita tunggu saja teman om datang."
" Iya Dokter. "
Keduanya kini termangu dan tenggelam dalam pikiran masing masing. Hingga tak terasa pagi pun menjelang dan udara sejuk pun merembes masuk ke dalam jendela gubuk tersebut.
Tin tin tin... Terdengar bunyi klakson memecah kesunyian pagi itu.
Dokter Alkish langsung keluar dan menyambut dokter Brenda masuk dalam gubuk itu.
" Dokter Brenda maaf membuat anda repot untuk datang kemari. "
" Dokter Alkish tidak usah sungkan. "
" Dokter, ini pemuda yang aku sering ceritakan pada anda."
" Oh kamukah Reed Rain? Sungguh tampan kamu anak muda."
Reed hanya mengangguk anggukkan kepalanya memberi hormat. Dan berjabat tangan.
" Alkish mana tulang belulang itu?"
" Itu Dokter di bawah balai bambu itu. "
Dokter Brenda Tidak membuang waktu langsung mengangkat balai bambu itu dengan bantuan Reed dan memeriksa kondisi tulang belulang tersebut.
Dokter Brenda mengeluarkan semua yang dia butuhkan dan dia pun mulai mencocokkan hasil yang dia dapatkan dua puluh tiga tahun lalu. Tentang Sherina mama kandung Reed itu.
" Dokter Alkish, ini , ini sungguh luar biasa dokter... "
" Hah bagaimana maksudnya?"
" Tulang belulang manusia ini benar milik nyonya Sherina. "
Reed dan Alkish langsung syok dan terduduk lemas di lantai gubuk itu. Mata mereka keduanya memandang apa yang jadi bukti di tangan dokter Brenda.
" Apa buktinya dokter?" tanya Alkish dan Reed bersamaan. Dokter Brenda hanya tersenyum tipis.
" Tulang tangan dan kaki nyonya Sherina pernah patah saat usia remaja karena sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa kakek dan nenek nyonya Sherina."
" Dan ini tulang yang sama dengan foto yang diberikan pada saya dua puluh tiga tahun silam, saat mereka menduga bahwa Sherina sudah tak bernyawa dan sudah di buang di suatu tempat. "
" Astaga..."
Reed pun kembali memeluk tulang belulang mamanya itu. dokter Alkish masih terduduk syok memandang Reed yang menangisi tulang belulang mamanya itu.
Tangan dokter Alkish kembali terkepal kuat. Dan giginya bergemeletuk kuat.
Brenda yang tahu hal itu langsung memeluk tubuh Alkish.
" Jangan marah dan emosi lagi. Aku tidak mau sakit kamu kambuh lagi..." bisik Brenda kepada Alkish tanpa di sadari oleh Reed Rain.
Lama berselang...
" Reed ikhlaskan kepergian mama kamu. semua yang kau dengar dari mama kamu kau patuhi itu Reed. "
" Om apakah aku boleh memburu wanita iblis yang sudah membunuh mama aku itu?"
" Om akan bantu kamu. Dan setelah kau tuntaskan dendam kamu, datanglah kembali kepada papa kandungmu yang sangat mencintai kamu itu."
" Baik om. Aku akan melaksanakan keinginan terakhir mama aku om!"
" Reed dimana kau akan memakamkan mama kamu?"
" Om bolehkah aku membakar tulang belulang mama ini dan aku bawa kemana pun aku pergi?"
Apakah Reed mampu membalaskan dendam orang tuanya? Apakah Reed bisa bertemu dengan Devina wanita yang telah membunuh mamanya dulu?
Bersambung...