Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~34
Gerard yang sudah merasa kenyang segera menyudahi makannya dan tanpa sadar fokusnya beralih ke arah Andrea yang terlihat sedang makan dengan lahap, meskipun badannya kecil gadis itu banyak sekali makannya. Apa sebelumnya tak pernah makan makanan enak seperti ini?
"Kamu menyukainya?" Ucapnya kemudian.
Andrea yang mulutnya penuh dengan makanannya pun langsung mengangkat wajahnya lantas mengangguk. "Hm," ucapnya lalu kembali fokus dengan makannya.
"Apa kekasihmu tak pernah membawamu makan di hotel?" Tanya Gerard lagi.
Andrea langsung menggeleng. "Makanan kami yang paling mahal itu di cafe," sahutnya dengan polos. Itu pun cafe kelas menengah ke bawah, karena ia memang tidak ingin memanfaatkan sang kekasih yang notabennya ekonominya juga pas-pasan jadi kencan mereka pun juga menyesuaikan budget.
"Tapi bukannya kamu juga mendapatkan uang dari balapan itu?" Tanya Gerard lagi karena sebelumnya ia pernah melihat bagaimana gadis itu senang sekali saat menerima sejumlah uang setelah memenangkan balapan liar.
"Tentu saja tapi itu untuk kebutuhan ibuku dan juga adikku," sahut Andrea jujur.
"Memang ayahmu tidak kerja?" Tanya Gerard yang semakin penasaran dengan kehidupan gadis di hadapannya itu, pria yang tak pernah mengalami kesulitan dalam hidupnya itu memang selalu tertarik dengan hal-hal yang belum pernah ia ketahui.
"Sudah meninggal," sahut Andrea singkat. Wajahnya terlihat biasa saja seakan kesulitan hidup yang ia ceritakan sudah menjadi makanannya sehari-hari.
Gerard dan Henry yang mendengarnya pun nampak terkejut, rupanya di balik badan kecil gadis itu menyimpan cerita hidup yang begitu keras.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" Andrea pun langsung menatap mereka bergantian.
"Aku tidak perlu di kasihani karena aku bukan pengemis, tangan dan kakiku masih sehat untuk mencari uang." Tegasnya kemudian.
"Tidak, siapa juga yang kasihan sama kamu." Gerard langsung menyanggahnya, meskipun terkadang ia berbuat baik tapi ia tak ingin kebaikannya itu di salah artikan.
"Baiklah, aku sudah selesai. Terima kasih untuk semuanya dan biar aku saja yang membawanya ke belakang," ucap Andrea seraya merapikan bekas maka mereka dan menumpuknya di atas troli kosong tak jauh dari sana. Setelahnya gadis itu pun segera membawanya pergi.
"Sepertinya anda sudah merasa lebih baik tuan," ucap Henry setelah gadis itu pergi.
Gerard pun juga menyadari ia tak lagi merasa pusing maupun mual, bagaimana bisa ia tiba-tiba sembuh? Pria itu jadi mengingat keadaannya kemarin juga sama seperti hari ini dan selalu mendadak lebih baik setelah makan bersama gadis itu, namun pria itu langsung menggeleng. Sepertinya ini hanya kebetulan saja, lagipula apa hubungannya dengan gadis tengil itu?
"Hm, kita kembali ke kantor saja." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Selama di perjalanan pria itu kembali menghubungi sang istri hingga beberapa panggilan teleponnya baru di angkatnya.
"Sudah ku bilang aku ingin menenangkan diri jadi jangan ganggu aku dan malam ini aku tidak pulang, aku tidur di rumah mama saja." Ucap Lucy dengan tegas dari ujung telepon.
"Tapi sayang..." Ucapan Gerard langsung terjeda ketika sambungan telepon tiba-tiba terputus.
Pria itu pun nampak menghela napasnya, istrinya itu selalu bersikap seperti anak kecil jika sedang ada masalah di antara mereka. Karena bukannya di selesaikan baik-baik tapi justru selalu pergi menghindar dan jika seperti ini mau tak mau kedua mertuanya pun pasti akan ikut campur.
"Apa anda akan pergi menyusulnya tuan?" Tanya Henry kemudian, barangkali pria itu akan pergi membujuk wanita itu seperti biasanya.
"Tidak, dia sudah dewasa dan tahu jalan pulang." Sahut Gerard, sepertinya selama ini ia terlalu mengikuti ego wanita itu hingga membuatnya sedikit pun tak pernah di hargai.
Henry mengangguk kecil, entah ada apa dengan bosnya itu karena tiba-tiba berubah padahal biasanya selalu merasa khawatir dan berusaha keras ketika istrinya itu pergi dari rumah. Semoga saja ini bukan karena gadis office girl itu, sungguh di lihat dari sudut mana pun mereka berbeda dan tidak akan pernah cocok.
Sementara itu di tempat lain Lucy yang sedang berada di tempat pemotretan nampak tersenyum sinis ketika baru menutup panggilan teleponnya, ia sengaja mengabaikan sang suami karena ia tahu akan selalu di bujuk seperti biasa. Lagipula aneh saja hanya gara-gara parfum pria itu tega membentaknya dan tentu saja ia merasa sangat kesal.
"Kamu yakin ingin terus mengabaikan suamimu?" Tukas Bob sang manager yang sejak tadi memperhatikan wanita itu berbicara dengan suaminya.
"Tentu saja, dia sudah berani membentakku jadi harus menerima konsekuensinya." Sahut Lucy yang terlihat mematik korek api untuk menyalakan sebatang rokok di tangannya tersebut, lantas segera menyesap benda mengandung nikotin itu dengan penuh perasaan.
Inilah sosok lucy yang tak banyak orang ketahui bahkan suaminya sendiri, ketika bersama pria itu Lucy akan bersikap baik dan juga manja. Namun ketika berada di luar maka wanita itu akan menunjukkan sisi liar dirinya, seperti yang ia lakukan saat ini merokok adalah hal yang paling di sukainya. Tidak hanya itu bahkan wanita itu juga tak jarang mengkonsumsi minuman berakohol mengingat dunia kerjanya tak jauh dari hal-hal tersebut, tapi setelah kembali ke rumah wanita itu akan menghapus jejak-jejak perbuatannya di luar agar sang suami tak curiga.
"Tapi bagaimana jika dia tiba-tiba lelah dengan sikapmu?" Ujar Bob mengingatkan, karena selama ini suami wanita itu selalu bersikap sabar menghadapinya tapi ia yakin kesabaran juga ada batasnya.
"Itu tidak mungkin karena Gerard sangat mencintaiku, lihat saja setelah aku tidak pulang malam ini besok dia pasti akan mengemis untuk memintaku kembali." Sahut Lucy dengan percaya diri karena biasanya juga seperti itu, kemudian wanita itu nampak menghisap kembali rokoknya yang tersisa separuh lantas segera mematikan puntungnya ke dalam asbak. Setelah itu wanita itu pun segera beranjak karena pemotretan sebentar lagi akan di mulai.
"Sepertinya Armand tidak datang hari ini," ucap Tom yang baru selesai menyiapkan alat-alatnya dengan keempat asistennya.
"Tapi pemotretan tak bisa di lanjutkan jika tak ada model prianya," ucap penanggung jawab yang menangani pemotretan tersebut.
"Aku bisa jika kalian tak keberatan," sahut Tom tiba-tiba dan tentu saja itu membuat Lucy nampak terkejut karena pria itu bukanlah seorang model.
Perwakilan dari perusahaan itu pun nampak memperhatikan Tom dari ujung kaki hingga rambut kemudian pria itu langsung mengangguk.
"Baiklah, siapkan dirimu !!" Perintahnya tanpa pikir panjang.
"Lalu siapa yang akan memotret?" Tanya Lucy kemudian.
"Aku punya empat asisten handal jika kamu lupa," sahut Tom mengingatkan.
Lucy tak lagi melayangkan protes karena pandangan wanita itu kini tertuju pada pria itu yang mulai melepaskan kaosnya hingga menampakkan tubuh penuh tatto tersebut.
no komen pokoe 😒😒😒
Rasain luu Luc,bau perselingkuhanmu tercium sama calon Debay nya Gerard. makannya dia ga mau Bapaknya Anu sama kamu🤣
waduhh waduh ga bahayaa tahh malah bayangin dan sebut nama Andrea😄🤦♀️
Kenapa kamu gk bertanya pd dirimu sendiri kenapa istrimu gugup kalo di tanya" ☹️
Tomyam sainganmu Rard,,, kamu di duakan sama Lucyfer, 😌