Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Setelah itu mereka berdua pun menaiki bis yang mengarah ke halte dekat dengan kantor mereka m berdua, Samapi di halte tersebut mbk suci dan juga Felysia pun turun dan segera menuju ke kantor dan mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning servis kebanggaan mereka, sebagai cleaning servis tidak pernah ada rasa malu yang terlontar dari benak Felysia selama pekerjaan nya halal dan tidak merugikan orang lain Felysia akan terus bekerja dan menghasilkan banyak uang untuk melunasi hutang anaknya dulu.
Awal saat Felysia tahu kalau ayahnya memiliki hutang adalah Felysia sangat marah bahkan dia merasa benci dengan orang tuanya karena telah meninggal dan juga membebankan semua hutangnya kepada Felysia namun setelah pemikiran nya sudah cukup dewasa Felysia sudah bisa menerima semua yang terjadi kepadanya dan menganggap bahwa semuanya ini adalah sebuah ujian dari tuhan yang pasti hambanya bisa melaluinya.
Setelah siap dengan seragam dan juga peralatan kebersihannya Felysia, mbk suci dan juga wulia yang juga baru saja sampai pun segera menuju ke ruangan para karyawan untuk membersihkan beberapa debu yang ada di sana dan juga sampah sampah yang kemarin sore tidak terangkat.
"Felysia," panggil Bu asri saat Felysia baru saja selesai membersihkan ruangan divisi pemasaran di mana tempat Felysia biasanya membersihkan tempat yaitu di lantai tiga dan empat.
"Iya, Bu." sahut Felysia.
"Kamu ikut saya," sahut bu asri, mau tidak mau Felysia pun mengikuti langkah kaki bu asri yang seperti nya akan ke ruangan HRD di lantai 10 membuat Felysia gugup karena bagaimana pun dia belum pernah ke sana.
"Bu ini bukannya jalan menuju ke ruangan HRD?" tanya Felysia dengan takut, takut jika ia melakukan kesalahan.
"Iya, kita akan ke ruangan HRD." Bu asri berbicara, saat akan bertanya lagi mereka berdua sudah sampai di depan pintu ruangan ketua HRD yaitu Bu Luna.
TOK TOK TOK
Bu asri mengetuk pintu dan tak lama beberapa saat mereka di suruh untuk masuk dari dalam membuat Felysia takut, deg degan dan banyak hal yang ia rasakan sekarang, ia berfikir bahwa ini adalah hari terakhirnya bekerja karena dia tidak pernah di panggil sampai ke ruangan HRD.
Bu asi dan Felysia pun segera masuk ke dalam dan segera di persilahkan duduk oleh Bu Luna manajer HRD.
"Mungkin kalian berdua terlalu terkejut karena saya panggil ke sini," sahut Bu Luna.
"Iya Bu, kalau boleh tahu ada apa ya Bu?" tanya Bu asri ingin menanyakan karena beliau sendiri juga tidak tahu kenapa di panggil ke sini.
"Jadi, pak Adi sekertaris pak Zico memerintahkan saya untuk memberitahukan kepada para cleaning servis agar bekerja sesuai porsinya dan tidak menuruti keinginan dari karyawan lainnya," sahut Bu Luna.
Adi memang menyuruh agar tim HRD melakukan peringatan kepada cleaning servis yang melakukan pekerjaan atau mau disuruh suruh oleh karyawan lainnya karena mereka di bayar untuk bekerja di Adiguna Company bukan untuk menjadi budak karyawan lainnya.
"Maksudnya ibu?" daya Bu asri sedikit tidak paham dengan ucapan Bu Luna.
Bu Luna pun menyerahkan cctv di mana Felysia berada di ruangan divisi pemasaran untuk membelikan karyawan makanan dan juga saat di depan lobi di mana Felysia kesusahan membawa makanan yang ternyata sedang di lihat oleh Presdir mereka membuat Felysia seketika gugup dan takut.
"Jadi saya memanggil Felysia bukan?" tanya Bu Luna dan langsung di angguki oleh Felysia.
"Untuk tidak melakukan pekerjaan tersebut lagi karena pak Zico sangat tidak suka dengan pekerjaan seperti itu, untuk di luaran sana boleh saja namun di Adiguna tidak ada yang boleh seperti itu, pada karyawan lainnya masih punya kaki dan juga memang mereka tidak bisa membeli karena sibuk suruh saja untuk memesan makanan sendiri karena di luaran sana juga ada banyak kurir makanan bukan! begitu lah ucapan pak Zico, jadi saya mohon untuk lebih taat aturan lagi, dan ingin termasuk peringatan kalau sampai saya atau pak Adi dan bahkan pak Zico yang mengetahui hal tersebut maka siap siap untuk mangkat kaki dari Adiguna Company!" tegas Bu Luna.
"Baik, Bu. Kami tidak akan mengulanginya lagi," sahut Bu asri dan di angguk oleh Felysia.
"Ya sudah kalau begitu kalian boleh pergi," ucap bu Luna.
Bu asri dan Felysia pun pergi dari ruangan HRD, Felysia merasa sangat bersalah karena perilakunya Bu asri menjadi di salahkan di sini.
"Bu, maafkan fely ya!" sahut Felysia merasa sangat sangat bersalah.
"Udah kamu santai aja, hal seperti itu sudah biasa kok. Oh ya ini buat uang lebur kamu kemarin, makasih ya udah mau gantiin ibu." sahut Bu asri.
"Iya, Bu. Makasih ya, jawab Felysia dengan mengambil uang dari Bu asri.
"Ya sudah lebih baik sekarang kita kerja lagi," aja Bu asri.
Namun belum juga sempat mereka berpisah hp Bu asri sudah berbunyi dan menandakan Bu Luna menelepon membuat Bua Sri sedikit takut.
"Ada apa Bu?" Naya Felysia karena melihat wajah Bu asri yang berubah gugup lagi
[Halo, Bu. Ada yang bisa saya bantu?]
[Kamu di suruh untuk ke ruangan pak Zico!] ucap Bu Luna membuat Bu asri sedikit gugup.
[Baik, Bu. Saya akan segera ke sana.]
Setelah itu Bu luna pun menutup teleponnya dan bua asri segera pamit kepada Felysia karena beliau di panggil oleh pak Zico yang Barus aja sampai di kantor.
"Fely, ibu ke ruangan pak Zico dulu ya kamu duluan aja." sahut Bu asri dan mendapat anggukan dari Felysia.
Segera Bu asri pergi dan menuju ke ruangan Zico dengan lift umum yang Baisa karyawan lainnya pakai karena tidak boleh ada yang menggunakan lift khusus kecuali orang orang yang di izinkan untuk menggunakannya.
Sedangkan di sisi lain Zico yang baru saja sampai di ruangannya pun berencana untuk mengerjakan berkas kerja sama yang kemarin sudah ia kerjakan dan rencananya besok harus sudah selesai karena siang harinya besok dia ada meeting dengan klien penting, namun saat dia baru duduk dan mencari berkas tersebut ternyata berkas berkas yang menumpuk di mejanya semuanya hilang membuat Zico kebingungan mencari di mana ia meletakkannya karena setahunya dia meletakkan berkas tersebut di meja namun sekarang mejanya malah terlihat bersih dan tidak ada berkas yang menumpuk, segera Zico memanggil Adi untuk menanyakan berkas terbuat.
"Ada apa tuan?" tanya Adi.
"Apa kah ada yang membersihkan meja kerja ini?" tanya Zico to the point.
"Iya, tuan. Seperti nya cleaning servis yang membersihkan tempat anda setiap hari tuan," sahut Adi.
"Segera suruh orang yang membersihkan tempat ini untuk datang menghadap ke saya!" perintah Zico yang tidak bisa terbantahkan.
"Baik, tuan." mau tidak mau Adi pun memanggil Bu asri yang setiap hari akan membersihkan ruangan presdir.
Sampai di ruangan presdir Bu asri langsung di buat gugup karena baru pertama kali melihat presdirnya secara langsung karena kemarin Bu asri tidak bisa bekerja sampai larut dan juga kemarin juga hari pertama Zico bekerja.
.
.
Bersambung..........
hempaskan pelakor...
zico juga jadi laki" ga tegas...kurang gercep dan peehatian...kisah muter" terus...
pendek pikiran...klo mau sama feli,bicara baik",jngn mengancam..perempuan manapun tdk akan mau klo di paksa apalagi pakai ancaman...kau sdh menghancurkan hidup dan masa dpn feli,tdk ada rasa berslh sdktpun dlm dirimu...bisa nya memaksakan kehendakmu saja...dasar laki" ga ada akhlak...