Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusat perhatian
"Silahkan Nona," ucap Mika menunduk hormat, memberi jalan untuk Sanum terlebih dahulu memasuki kapal.
"Te.. terimakasih," jawab Sanum tergagap, dia sangat canggung dan gugup mendapatkan perlakuan istimewa ini. bahkan Sanum tidak berani melirik kiri dan kanan, ketika dia merasa seperti dilirik oleh ribuan mata yang menatap fokus pada dirinya yang tengah mengayunkan langkah kaki perlahan Menuju meja kebesaran Presdir.
Sanum mempertajam pendengaran, ketika terdengar bisik-bisik para karyawan yang duduk dimeja masing-masing. pusar perhatian semua nya tertuju pada kehadirannya.
"Ini benar-benar perayaan ulang tahun perusahaan yang sangat istimewa dan spesial, tidak biasanya Presdir hadir dan mengundang seorang wanita cantik." ucap mereka.
"Mungkin gadis ini kekasihnya Presdir," terdengar ucapan dari meja yang lain.
"Nita, kenapa Sanum belum kelihatan ya, dan siapa gadis yang bersama asisten Milka" bisik Fian.
"Mungkin dia membatalkan tawaran Presdir, dan memilih tidur sendirian di penginapan. sehingga asisten Mika mencari wanita lain untuk menggantikan Sanum," terang Nita.
"Ya Tuhan, ternyata mereka tidak mengenaliku," gumam Sanum saat melintasi meja Nita sahabat nya itu.
Sanum merasa keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, detak jantung Sanum seakan-akan terus berlomba dan ingin copot dari tempatnya.
"Ya Tuhan, lindungi lah aku. rasanya ini lebih berat dari pada tantangan sewaktu melahirkan ketiga bayi kembar ku." Gumamnya.
Langkah Sanum terayun berat dan gemetar, sekarang dia sudah sampai diurutan meja paling depan yang terlihat lebih mewah, cahaya gemerlapan lampu kapal pesiar semakin memperindah suasana. namun tidak bagi Sanum.
Seandainya dia mempunyai ilmu menghilang kan diri, atau pintu ajaib Doraemon. pasti Sanum akan langsung masuk kesana, tapi sekarang didepan nya Arya duduk sambil menatap tajam kearahnya.
"Ini pasti hanya mimpiku, ya aku sangat yakin ini benar-benar cuma mimpi," gumam Sanum memejamkan matanya. sambil bergumam sendiri.
Tingkah Sanum membuat Arya mengulum senyum, perlahan dia bangkit dan menyentil' kening Sanum.
"Aduuuuuh," ucap Sanum spontan sambil meraba keningnya yang terasa perih.
"Buka matamu, jangan coba-coba untuk mengelak dan menganggap ini mimpi." ucap Arya dingin dan kembali duduk dikursi nya semula.
"I...I..iya maaf Tuan, saya benar-benar merasa seperti bermimpi, ini suatu kehormatan bagi saya bisa dekat dan duduk bersama Tuan Presdir Arya yang terhormat," Sanum berusaha untuk bersikap sewajarnya, agar Arya tidak mencurigai nya.
"Ooo, begitu ya." balas Arya
"Ternyata gadis ini, masih berusaha untuk berpura-pura tidak mengenali ku," gumam Arya.
Arya memperbaiki posisi duduknya, sehingga dia dan Sanum duduk dengan jarak yang sangat dekat, aroma farfum maskulin yang tercium dari tubuh Arya mengingat kan Sanum pada malam panjang mereka dahulu.
"Selama beberapa tahun ini, ternyata kamu pergi menghilang begitu saja. setelah merenggut keperjakaan ku dan menghargai nya dengan tiga kembar uang seratus ribu." ucapan Arya itu membuat Sanum tercekat, bibirnya bergetar dengan wajah yang berubah pucat. Arya bisa menangkap semua perubahan wajah Sanum.
"Dugaan ku ternyata benar, Arya mengingat semua kejadian malam sial dalam hidupku itu, aku harus berpura-pura sebisaku. aku tidak boleh menyerah apalagi memberikan ketiga anak-anakku nanti." gumam Sanum sambil memutar otak untuk berpikir jernih.
"Ha...ha...Tuan lucu sekali, mana mungkin aku yang hanya wanita biasa dan dari golongan masyarakat rendah. bisa tidur dan merampas keperjakaan seorang penguasa dikota besar ini." elak Sanum.
Sebelah tangan Arya merengkuh pinggang Sanum, dan menarik hingga jatuh kepangkuan nya, membuat Sanum kelimpungan ingin membebaskan diri, namun tenaganya kalah banyak oleh tangan kekar Arya.
Mika dan Zein, selaku asisten yang selalu berada dibelakang Arya, langsung paham dengan apa yang harus mereka lakukan. seketika lampu ruangan dibagian meja Arya berubah temaram, kursi yang diduduki Arya dan Sanum tiba-tiba sandaran nya berubah otomatis meninggi, sehingga orang-orang yang berada diruangan itu kurang jelas melihat perbuatan Arya terhadap Sanum.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰