"Jangan pernah temui putriku lagi. Kamu ingin membatalkan pertunangan bukan!? Akan aku kabulkan!"
"Ti... tidak! Bukan begitu! Paman aku mencintainya."
Luca Oliver melangkah mendekati tunangannya yang berlumuran darah segar. Tapi tanpa hasil sama sekali, dua orang bodyguard menghalanginya mendekat.
"Chery! Bangun! Aku berjanji aku akan mencintaimu! Kamu mau sedikit waktu untukmu kan? Semua waktuku hanya untukmu. Chery!"
Tidak ada kesempatan untuknya lagi. Ambulance yang melaju entah kemana. Segalanya berasal dari kesalahannya, yang terlalu dalam menyakiti Chery.
*
Beberapa tahun berlalu, hati Oliver yang membeku hanya cair oleh seorang anak perempuan yang menangis. Anak perempuan yang mengingatkannya dengan wajah tunangannya ketika kecil.
"Kenapa menangis?"
"Teman-teman memiliki papa, sedangkan aku tidak."
Ikatan batin? Mungkinkah? Pria yang bagaikan iblis itu tergerak untuk memeluknya. Membuat semua orang yang melihat tertegun, iblis ini memiliki hati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterangan
Terkadang ada yang namanya terlalu merindukannya. 18 tahun saling mengenal, bahkan bertunangan, tidak mungkin dapat melupakannya dengan mudah. Bahkan tidak bisa?
Tentu saja, hanya Chery yang ada dalam hidup Oliver. Orang tua yang sudah meninggal, hanya menyisakan Chery yang dibenci sekaligus dicintai olehnya.
"Ingat! Tutup mulutmu!" Oliver menelan ludahnya, memakai pakaian security, agar tidak dicurigai kala melangkah di halaman rumah.
"Siap!" Sang security memberi hormat setelah menerima uang suap dalam nominal yang cukup besar. Dirinya kembali ke pos guna menonton video hewan berkembang biak, tentunya usai menyiapkan jalur aman serta kunci balkon kamar Chery.
Oliver menghela napas bagaikan penyusup. Bagaimana pun hari ini Rien ada di rumah, sudah pasti Aldiano dan Leo juga ada. Jika tertangkap maka dirinya, mampus!
Menyelinap bagaikan hantu. Merayap bagaikan kadal. Setia bagaikan buaya, ingat! Buaya merupakan salah satu hewan yang paling setia pada pasangannya. Tidak seperti mantanmu yang jago selingkuh.
Tiga tahun waktu yang cukup lama, dari menggunakan tangga, kini bagaikan ninja, Oliver menggunakan teknik parkur, untuk menemui Chery.
Dari luar terlihat tidak peduli, tapi aslinya? Antara benci dan cinta yang menjadi satu.
Srak...
Suara pintu balkon dibuka pelan. Percuma membawa kunci sejatinya, hampir setiap hari pintu balkon tidak dikunci.
Jantungnya berdegup cepat, matanya menatap ke arah Chery yang memakai setelan piyama bermotif buaya tengah tertidur.
Tiga tahun ini, kala Oliver menyusup tidak pernah sekalipun Chery terbangun. Perlahan bergeser, menaiki ranjang. Memeluk tubuh itu dari belakang.
"Chery...aku mencintaimu." Bisik Oliver pada gadis yang baginya tidur seperti batu.
"Emngh..." Chery berbalik arah, matanya masih terpejam, bagaikan menemukan Teddy bear raksasa. Memeluk tubuh Oliver erat.
"Dasar! Bagaimana aku bisa membencimu." Gumam Oliver menutup matanya, perlahan ikut tertidur.
Pemuda yang tidak menyadari satu hal. Chery membuka matanya sejenak, menatap ke arah wajah Oliver. Kemudian tersenyum, melanjutkan tidurnya.
Tidak pernah terbangun tiga tahun ini? Itu hanya sebuah omong kosong. Dari hari pertama pemakaman orang tua Oliver, Chery menyadari hampir setiap malam Oliver akan menyelinap ke kamarnya, hanya untuk tidur sambil memeluknya.
Gadis yang mengetahui Oliver masih mencintainya. Tapi tidak mengerti sama sekali mengapa Oliver membencinya.
Masa kecil, remaja, hingga dewasa mereka lalui bersama. Aroma khas pria yang dicintainya.
"Tsundere!..." (Seseorang yang terlihat cuek, pemarah, dingin dan tidak peduli, tapi sejatinya memiliki hati yang hangat) Batin Chery tersenyum.
*
Hingga tepat pada pukul 3 pagi, suara pintu balkon digeser terdengar. Pemuda yang melompati balkon lantai dua, tanpa menimbulkan suara. Kemudian melangkah pergi.
Sementara Chery duduk di atas tempat tidurnya. Telah terbangun dari saat Oliver membuka pintu balkon kembali.
Matanya menatap ke arah bintang fajar. Tidak mengerti sama sekali mengapa kekasihnya dapat seperti ini. Bertanya? Chery pernah bertanya padanya.
Tapi selalu jawaban yang sama terlontar. Kamu hanya anak manja, karena kamu memiliki banyak kekurangan, tidak seharusnya mencampuri urusanku. Oliver yang selalu membentak berucap sinis menepis tangan Chery.
Tapi datang pada malam hari, terkadang gemetar sembari menangis, mengatakan mencintainya. Hanya berpura-pura tidur, itulah yang dilakukan Chery.
Bagaimana caranya agar dapat membenci Oliver yang seperti ini?
Hal gila yang disimpan Chery seorang diri. Tidak ingin Mahardika tahu, hingga dirinya kehilangan kesempatan untuk bersama Oliver, walaupun hanya pada malam hari.
"Aku merindukanmu..." Air mata Chery mengalir, menangis terisak. Menepuk-nepuk dadanya yang sesak. 18 tahun mereka saling mengenal. Bagaimana Oliver dapat berubah?
*
Sementara Oliver kini berada dalam mobilnya menghela napas berkali-kali. Mengigit bagaian bawah bibirnya sendiri. Berharap penyelidikan yang dilakukan Bima membawakan hasil, jika bukan Mahardika...
Jika Mahardika, apa yang dapat dilakukan Oliver? Tidak mungkin dapat menyakiti Mahardika yang dicintai Chery. Tidak mungkin pula menyakiti Chery.
"Aku anak yang tidak berbakti bukan? Ibu, ayah..." gumamnya yang ada dalam tekanan tiga tahun ini, menatap ke arah bintang fajar. Bagaimana dirinya dapat melukai Chery yang dicintainya.
Ingin memeluknya, ingin mencium bibirnya, hal yang ditahan olehnya. Berucap hal yang menyakiti hati Chery dengan sengaja, tapi melihat air mata kekasihnya mengalir...
"Sial!" Gumamnya, menyetir mobil hendak pulang dan berendam air dingin. Agar otaknya tidak kotor. Tapi jika kotor bukankah seharusnya dicuci dengan sunlight daripada berendam air dingin. Hal kotor apa yang ada di otak seorang Oliver, hingga membuat wajahnya sedikit memerah?
*
Satu-satunya cara membeli handphone baru. Sebuah handphone kecil yang hanya digunakan olehnya jika ada pesan dari Bima.
Menunggu dengan sabar, setelah mengirim pesan tentang hasil penyelidikan hari pertama. Sabar!? Jangan bercanda, setiap 30 menit Oliver akan memasang ekspresi wajah bagaikan orang sembelit meriksa pesan yang masuk.
Barulah kembali berkerja, memeriksa handphone, bekerja lagi, memeriksa handphone, bekerja lagi.
Tidak sabar lagi rasanya.
'Ada perkembangan?' Isi pesan yang dikirimkan Oliver, tepat pada pukul 12 siang.
Tidak ada jawaban, maka sekitar lima kali Oliver menghubungi lagi. Tidak menyerah! Tetap gigih, seperti yang dilakukannya 3 tahun ini. Walaupun belasan detektif memberikan hasil yang sama.
Hingga pada panggilan ke enam, panggilannya diangkat.
"Ada apa!? Dasar bos setan! Aku baru tidur beberapa jam!" Bentak Bima, yang semalaman berada di kantor polisi, guna ingin mengetahui data dari kecelakaan yang dialami Axel dan istrinya.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Oliver gugup.
"Hasilnya...sudah! Aku tidak tau, nanti malam saja!" Bentak Bima.
"Sekarang pengikut sesat..." Oliver berusaha tersenyum.
"Pengikut sesaat?" Tanya Bima tidak mengerti.
"Anak buah setan apa? Pengikut sesat bukan? Kamu mengatakan aku setan, berarti kamu pengikut sesat yang menyembah setan." Jawaban tepat sasaran dari Oliver.
"Sudah! Sudah! Aku tidur dulu!" Bima hendak menutup telepon.
"Tidak! Nanti aku berikan uang tambahan kalau kamu laporkan sekarang." Ucap Oliver padanya.
Bima menghela napas, bau cuan bagaikan kafein yang membuat dirinya terjaga."Sebelumnya aku bertanya padamu. Apa saja yang dilaporkan oleh detektif- detektif sebelumnya yang menyelidiki kasus ini?"
"Ada beberapa bukti yang mengarah tidak langsung, dimulai dari TKP, keterangan saksi, bahkan polisi yang---" Kalimat Oliver disela.
"Aneh!" Bima terdengar sedikit berpikir.
"Aneh?" Tanya Oliver.
"Kemarin aku pergi ke kantor polisi, hanya untuk mengetahui bagaimana itu bisa disimpulkan sebagai kecelakaan. Aku juga sempat bertemu dengan supir mendiang ayahmu yang mengalami cacat permanen akibat kecelakaan. Tapi---" Bima menggantung kata-katanya.
"Tapi?"
"Polisi menyimpulkan ini kasus kecelakaan. Akibat rem mobil yang blong. Pamanmu juga sepakat untuk menutup kasus ini, tapi Mahardika tidak. Mahardika sempat mengajukan untuk diadakan penyelidikan ulang, karena dia yakin ada yang dengan sengaja membunuh Axel. Jika Mahardika tersangkanya, bukankah Mahardika orang pertama yang senang jika kasus kematian kedua orang tuamu ditutup sebagai kasus kecelakaan." Bima mengucapkan keraguan nya. Ada yang aneh, benar-benar aneh... seperti bau mie instan tetangga yang membuat menelan ludah.
"Satu lagi, supir yang menyetir saat itu memberikan kwitansi pembayaran perawatan kendaraan. Dia sudah melakukan perawatan dua hari sebelum kecelakaan. Tidak masuk akal jika tiba-tiba rem mobil blong, bukan?" Lanjut Bima, mulai melangkah ke dapur, menggeledah apa dirinya masih memiliki mie instan.
"Jadi menurutmu---" Kalimat Oliver terhenti.
Brak!
Chery tiba-tiba memasuki ruangan CEO tanpa permisi.
"Ah! Ah! Ah!" Teriak Bima dari seberang sana kala kakinya terbentur kaki meja.
"Oliver! Siapa yang kamu hubungi!? Kenapa ada suara ah! Ah!" Teriak Chery mengingat pacarnya menggunakan mode load speaker.
Dengan cepat Oliver mematikan panggilan, tidak ingin dirinya ketahuan menyewa detektif untuk menyelidiki kasus kedua orang tuanya.
"Tadi siapa!? Kenapa ada suara ah! Ah! Kenapa suara pria!?" Bentak Chery, mengangkat salah satu alisnya.
"Tadi hanya teman." Oliver memasang mode dingin.
"Apa kamu menyukai pria? Kalian melakukan s*x phone?"
Oliver membulatkan matanya mendengar pertanyaan Chery. Lihat! Pacarnya bahkan cemburu pada pria? Menggemaskan... sekaligus bagaimana cara menjelaskannya?
trus sdh 6th blm bisa tuh membalas Reza hmm
kedatangan erza dan raiza bikin kejutan besar buat oliver
😅😅😅😅😅😅
ternyata udah up 3 part aja
makasih thor
walau aju bacanya sering telat
pasti seruuuuuuu
"itu anak mu dgn Cherry" hehe