Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu
****
Jericho masih merasa bimbang harus berkata apa kepada kedua orang tuanya. Mengatakan ingin bercerai dengan Velicia pasti akan membuat mereka berdua sangat terkejut. Tidak hanya Jericho, tetapi kedua orang tua pria itu sangat menyayangi Velicia.
Mungkin kebanyakan kisah CEO jatuh cinta terhadap gadis yatim piatu yang hidup dan besar di sebuah panti asuhan akan kesulitan mendapatkan restu. Akan tetapi, Velicia tidak begitu. Perempuan itu mendapatkan restu kedua orang tua Jericho dengan sekali pertemuan. Mungkin karena Velicia yang memiliki aura kebaikan yang memancar dari dirinya.
"Jadi, kau semalam menginap di sini? Tidak biasanya kau pulang ke rumah. Ada masalah?" Pertanyaan itu keluar dari Jaks—ayah Jericho yang baru saja duduk di meja makan.
"Awalnya aku akan lembur, tapi tiba-tiba aku ingin pulang dan merasa lelah. Jadi, aku memutuskan untuk pulang ke rumah ini."
"Kau sudah menghubungi Velicia jika kau akan menginap di sini?" Suara Nathalie—ibu dari Jericho menyambar obrolan mereka.
"Tentu saja sudah," jawab Jericho, bohong.
Selama sarapan di sana, Jericho berusaha dengan keras menjauhi pembahasan soal Velicia. Ia tidak tahu apakah kedua orang tuanya menyadari hal tersebut atau justru tidak sama sekali. Jericho berharap mereka tidak menyadarinya. Sebab, semuanya akan kacau jika mereka sadar semisal Jericho sedang memiliki masalah sekarang.
"Kapan-kapan kau harus mengajak Velicia datang menemui kami. Aku tahu dia tidak sempat karena kesibukanmu juga."
"Kami akan pergi ke luar negeri dalam beberapa hari ke depan. Jadi, belum ada waktu untuk menemui Ayah dan Ibu."
"Lihat, Sayang. Jericho selalu saja membuat alasan agar aku tidak bisa bertemu dengan Velicia." Natahalie mengadu kepada Jaks.
Jaks menanggapi aduan Nathalie dengan tawa renyah. Sementara Jericho hanya mengulas senyum singkat, kemudian sibuk mengelap bibirnya memakai tisu.
"Akan aku usahakan jika aku sudah tidak sibuk lagi."
"Kalau begitu Ibu akan datang ke rumahmu saja secara mandiri."
"Tidak Ibu. Nanti semisal penyakitmu kambuh lagi bagaimana?"
Untungnya Jericho masih memiliki alasan agar Nathalie tidak dapat berkunjung ke rumahnya secara suka rela. Wanita setengah baya itu memiliki serangan jantung. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Jericho dan Jaks tidak pernah mengijinkan Nathalie untuk membawa mobil secara mandiri.
Dulu, wanita itu hampir saja mengalami lala lantas akibat serangan jantung mendadak. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Jericho lebih menyarankan agar Nathalie tetap di rumah dan hanya pergi saat Jaks sedang luang. Bahkan Velicia pun selalu mengunjungi Nathalie ke sana. Hanya saja, sudah satu bulan ini Velicia terkadang selalu sibuk dengan program kehamilannya.
"Andai saja penyakit ini bisa hilang."
"Sudahlah jangan mengeluh. Nanti aku akan datang bersama Velicia jika semuanya sudah membaik," ujar Jericho berusaha menenangkan Nathalie.
Meskipun Jericho tidak tahu kapan ia bisa melakukannya, sebab mendengar namanya saja sudah membuat ulu hatinya terasa sakit.
Velicia sudah bukan Velicia lagi. Di mata Jericho, Velicia sudah berubah menjadi perempuan jahat yang tidak tahu diri dan bersikap seperti layaknya sampah. Padahal, apa yang tidak Jericho berikan kepadanya. Apa pun yang Velicia inginkan selalu Jericho berikan.
****
Tidur seorang diri di dalam rumah yang sudah lama tidak ditempati itu membuat perasaan Velicia semakin terasa hampa dan kosong. Ia kesulitan tertidur dengan sibuk menangis dan melamun. Sampai ketika matahari akan terbit, barulah perempuan itu memaksakan diri untuk terlelap.
Sekarang, Velicia sedang berada di dapur. Membuat sarapan untuk dirinya agar sang bayi tidak kelaparan di dalam sana, meskipun sejujurnya ia sama sekali tidak memiliki minat untuk mengisi perut kosongnya.
"Bertahanlah di dalam sana, Sayangku. Jangan khawatir, Ibu akan menyayangimu meskipun ayahmu sama sekali tidak peduli denganmu. Selama ada Ibu, semuanya akan baik-baik saja. Berjanjilah di dalam sana untuk tetap bertahan dan kuat," Velicia mengelus perut datarnya dengan lembut.
Kehamilannya sudah berusia dua bulan. Dia akan terus berkembang jika sang ibu tidak terjebak stres untuk waktu yang lama. Jadi, Velicia berusaha dengan keras agar ia bisa mempertahankan janin di dalam kandungannya.
Saat perempuan itu hendak memakan roti yang sudah ia panggang, suara bunyi bel dari luar seketika menghentikkan aktifitasnya. Velicia dengan cepat menaruh kembali roti tersebut ke atas piring dan segera bergegas meninggalkan dapur. Takutnya, Sharine memang telah mengirimkan seseorang ke rumah tersebut sesuai dengan perkataannya.
Namun, itu bukanlah orang yang Sharine kirim. Saat Velicia membuka pintu rumah tersebut dengan pelan, Velicia merasa terkejut saat melihat seseorang tengah berdiri tepat di hadapannya. Raut wajahnya begitu kentara jika orang tersebut tengah mengkhawatirkannya sekarang.
"Andrew ...."
"Maaf aku datang secara tiba-tiba. Aku meminta Sharine untuk memberikan alamatmu. Aku baru saja pulang dari luar negeri semalam. Aku mengkhawatirkanmu, Velicia."
Velicia sangat berharap jika orang yang ada di hadapannya saat ini adalah Jericho, bukan Andrew. Kepeduliannya, kekhawatirannya. Velicia sangat merindukan hal tersebut dari Jericho.
"Terima kasih, Andrew. Jangan mengkhawatirkan aku seperti itu. Aku baik-baik saja. Kau bisa melihatnya sendiri, kan?"
Tidak disangka, Andrew menghamburkan tubuhnya pada Velicia. Sangat jarang Andrew melakukannya pada perempuan itu, tetapi entah mengapa juga Velicia seakan tidak menolak dan hanya diam saja sampai akhirnya Andrew kembali menarik diri dari tubuh Velicia.
"Maaf. Aku terlalu mengkhawatirkanmu, Velicia."
****
Velicia menatap meja di ruang tengah yang dipenuhi oleh makanan termasuk roti-rotian. Andrew baru saja membawakannya dari luar dengan alasan takut jika Velicia akan kelaparan selama berada di rumah itu sendirian.
"Jika kau membutuhkan mobil, aku akan membelikannya untukmu. Anggap saja untuk membantumu selama tinggal di sini." Tawar Andrew.
"Tidak perlu. Aku bisa menggunakan busway. Tidak terlalu jauh dari kompleks ini."
"Tidak. Aku tidak ingin jika kau kelelahan. Kau sedang mengandung, Velic. Bayi itu sudah lama kau nantikan. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu."
Velicia mengulas senyum. Ia merasa sangat bersyukur karena Tuhan masih memberikannya orang-orang yang baik di sekelilingnya. Tidak terbayangkan oleh Velicia jika dia tidak memiliki orang sebaik Andrew dan juga Sharine, meskipun mereka membuatnya merasa sangat sungkan.
"Terima kasih, Andrew."
"Jika kau setuju ... aku bisa mendatangi Jericho untuk menjelaskan semuanya. Tentang fitnah yang telah dia lemparkan untukmu."
Velicia menautkan alis, lantaran ia merasa heran dengan Andrew yang baru saja kembali dari luar negeri, tetapi seakan sudah mengetahui semuanya. Padahal, selama Andrew berasa di luar negeri, Velicia sama sekali tidak menghubungi pria itu.
"Sharine yang sudah memberitahumu semuanya?"
"Jangan salahkan dia. Aku yang memaksanya karena aku terlalu mengkhawatirkanmu, Velicia."
"Padahal aku sudah berkata berulang kali padanya agar dia tidak membocorkan masalah ini."
"Dia mengkhawatirkanmu, sama halnya denganku. Itulah mengapa dia menghubungiku kemarin."
Velicia terdiam seketika. Sharine selalu saja bersikap demikian. Padahal niat Velicia juga baik untuk Andrew. Ia tidak ingin mengganggu pekerjaan pria itu, tetapi Sharine tetap melakukannya.
****
*mereka selalu merasa benar, paling tersakiti, dan tidak pernah melihat kesalahannya
*mereka kebaperan dan memuja kebaikan pria lain
dalam novel ini jelas2 biang masalahnya adalah velicia dan andrew
*velicia seorang istri tapi masih berhubungan dengan pria lain bahkan lelaki yang tidak disukai suaminya, velicia tidak pernah menjaga perasaan suami dan menjaga dirinya dari fitnah, velicia berbuat semaunya, dekat dengan prian bahkan pergi ke hotel dengan pria lain yang jelas2 bisa menimbulkan fitnah yang bisa melukai perasaan dan harga diri suaminya
*andrew lelaki licik yang selalu licik mendekati dan memberi bantuan pada istri orang yang jelas2 bisa membuat fitnah dan menghancurkan rumah tangga orang, tapi dia tidak peduli karena terlihat jelas andrew menyukai velicia jadi kehancuran rumah tangga velicia itu yang dia harapkan
ini lah masalah kalian wanita dalam membuat novel, kalian selalu membenarkan kelakuan pemeran utama wanita dan selalu membela pebinor
jelas2 novel kalian biang masalahnya adalah velicia dan andrew
tapi..mesti hati2 pada 2 manusia jahat macam mereka 👍😡