Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
datang lagi masalah
Suara lantang Kai langsung disambut gelak tawa oleh gerombolan manusia yang ternyata sudah berada di sisi kanan dan kiri rumah tersebut.
"siap bos!! nikmatilah pertunjukan ini tuan Atoni. hahahaa"
ternyata suara Egi lah yang merespon ucapan Kai, sedangkan gerombolan lainnya termasuk Rama terlihat sibuk menyiram cairan di sekitar rumah tersebut.
"KEPARAT!!! APA YANG KALIAN LAK....
BUFF.....
sesaat sebelum Antoni menyelesaikan ucapan nya, dengan santai nya Egi melemparkan sebuah korek api kearah rumah yang sudah basah dengan cairan tadi.
dan tanpa hitungan menit, apipun sudah berkobar cukup besar hanya dengan satu sulutan.
"BAJINGAN!!! SERAAAAANG!!!!"
BAGH....
BBUAGH....
Srakk!!!.....
BUAGGG!!!....
Antoni dengan amarah yang langsung memuncak langsung mengarahkan seluruh pasukannya untuk menyerang pasukan Kai.
dan perkelahian pun tidak bisa terhindar. meski pasukan Kai lebih sedikit dari pada gerombolan geng Antoni. tapi terlihat jelas pasukan Kai lah yang mendominasi baku hantam tersebut. beberapa pion pion Antoni mulai berjatuhan dan tersungkur di tanah. sedangkan pasukan Alpha Geng masih utuh dan semakin liar lagi mengeroyok musuhnya.
"kau mau kemana tikus tua?"
kali ini Kai langsung menuju kearah sosok Antoni yang terlihat ingin berjalan kearah salah satu mobil di tempat tersebut.
"kau ingin kabur pengecut?"
"TUTUP MULUTMU!!!!"
SRAK...
BUAGHH...
BUAGH!!!.....
BUAAAG.....
kedua insan ini kembali saling melayangkan bertubi tubi pukalan. meski Antoni lebih dominan melakukan penyerangan, namun Kai dengan lincah selalu berhasil menghindar.
"apa hanya itu kemampuan mu tikus tua? hahaha... kenapa yang unggul hanya Arogan mu tuan?"
Srakk!!!.....
BRAK!!!....
"sialan!!!"
kejadian tanpa di duga kini dialami oleh Kai. saat gadis ini tengah mendekat kearah Antoni yang masih tersungkur di tanah. tiba tiba dari arah belakang Kai di tendang oleng salah satu antek antek Antoni.
"kau pikir bisa mengalahkan ku? hahaha... MIMPI!!!cih! bocah ingusan!. tunggulah pembalasan ku nanti!!"
"ayo bos cabut"
setelah menunjuk wajah Kai, Antoni langsung dibawa pergi oleh laki laki tadi.
"Kai!!! sudah!!!"
saat Kai segera bangkit dan ingin mengejar mobil Antoni, tiba tiba Rama datang dan menahan gadis ini
"lepas Ram!! aku harus menghabisi tikus tua itu!"
"KAI CUKUP!!! INI SUDAH CUKUP!! LIHAT TUBUH MU!!"
nada Rama kini berubah dingin dan tegas. Kai akhirnya diam dan tidak lagi berniat untuk memberontak.
"NOVAN!! EGI!! LUCAS!! TARIK SEMUA PASUKAN. KITA PERGI!!"
lagi lagi Rama menjelma sangat tegas di momen ini. mendengar suara lantang Rama, fokus Novan langsung tertuju pada sosok yang tengah di bopong oleh Rama.
"kai?!!"
tanpa ba bi bu Novan langsung berlari kearah 2 sahabat nya ini. begitu juga Egi dan Lucas yang langsung mendekat kearah Kai.
"aku sudah bilang jangan gegabah Kai!!"
"aku tidak papa!"
"tidak papa bagaimana? wajah lo babak belur! masih ngotot aja. Nov, lo bawa Kai dengan mobil. biar motor dia gue yang bawa"
Lucas ikut terlihat panik dengan keadaan satu sahabat nya itu.
"kalian jangan berlebihan. aku tidak papa. ayo segera pergi dari sini sebelum polisi menyadari kebakaran ini"
bukan Kai jika tidak keras kepala. saat ke 4 teman nya saling peduli, Kai justru bersikeras ingin apa apa sendiri. bahkan gadis ini kini berjalan lebih dulu meninggalkan tempat tersebut dan menuju kearah motor nya.
"memang bocah keras kepala!!"
"sudahlah Luc. kita turuti saja ucapan dia. ayo pergi"
"ALPHA GENG!!! CABUT DARI SINI!!"
Lucas langsung mengambil alih untuk mengintruksikan geng nya agar segera meninggalkan tempat ini juga.
akhirnya pasukan Alpha mulai meninggalkan tempat ini satu persatu. meninggalkan beberapa anak buah Antoni yang masih terkapar di tanah beserta kobaran api yang tetap menyala besar.
Kai yang melaju lebih dulu akhirnya memimpin jalan nya mereka. disusul oleh dua mobil dibelakang motor Kai yang tak lain adalah milik Rama dan Novan.
..........
singkatnya setelah setengah jam lebih, akhirnya rombongan ini kembali ke markas mereka. tempat dimana tadi Kai dan ke 4 teman nya berniat menginap disana.
"aku ke dalam dulu. kalian urus yang lainnya"
ucap Kai kearah Egi seraya menyerahkan benda lipat kotak berwarna hitam.
"ck! keadaan lemah seperti itu masih saja peduli dengan anak anak"
umpat kesal Egi melihat Kai yang justru malah memberikan dompetnya kepadanya.
seperti ucapan Kai diawal, dari ke empat sahabatnya, Egilah yang paling dekat dengan Kai atau Ellios. jadi tak heran jika hanya dengan cara memakai kode pun, Egi langsung paham apa yang sedang diinginkan oleh sahabatnya ini.
"biar aku yang urus mereka. kembalikan saja dompet Kai"
Lucas dengan segera berjalan kearah gerombolan geng nya yang sudah berada di teras rumah.
"masuklah dengan Egi Ram. bantu dia urus Kai. biar aku bantu Lucas disini"
"baik Nov. ayo Gi
"heum ayo"
akhirnya 2 kubu terpecah menjadi dua. Egi dan Rama segera menyusul kepergian Kai. sedangkan Novan langsung bergabung dengan Lucas dan anak anak lain nya.
keadaan di dalam rumah.
saat ke dua laki laki ini mulai memasuki rumah, langkah kaki mereka langsung mengarah pada ruang keluarga, letak dimana biasanya mereka berkumpul dan menghabiskan waktu dirumah ini.
dan benar saja, saat keduanya sudah menginjakan kaki di ruang keluarga, pemandangan pertama yang dilihat adalah sosok Kai yang tengah terbaring di sofa abu abu seraya menatap atap atap rumah dengan mata yang tertutup. gadis ini terlihat tenang seperti sedang tertidur.
"gue tau lo gak tidur Kai"
suara Egi yang mendekat langsung membuat Kai membuka matanya perlahan. meski tidak berniat bangkit, namun setidak nya gadis ini masih sempat menoleh sekilas kearah Egi.
"aku menyuruhmu apa Gi?"
"Novan dan Lucas yang mengurus mereka. nih"
dompet yang tadi diberikan oleh Kai kini kembali disodorkan oleh Egi. kedua laki laki ini pun ikut duduk di sofa sebelah Kai.
"biar gue rebus air hangat buat ngompres luka lo"
"tidak usah Ram. aku tidak papa. ini hanya luka kecil"
perlahan Kai mulai bangun dan menyenderkan punggungnya di bantalan Sofa.
"udah lo tidur aja Kai! ngapain lo bangun?"
"toilet"
ternyata Kai bangun hanya untuk berlalu kearah kamar mandi. namun sebelum itu Kai masih sempat mengeluarkan ponselnya dan meletakan diatas meja sofa.
"di dapur ada makanan ga Ram?"
tiba tiba Egi menyeletuk hal lain.
"ada paling kalo cuman mie instan"
"yaudah deh. laper gue. lo jaga Kai sebentar. gue mau bikin mie"
"hm"
alhasil tinggalah Rama sendirian diruangan ini. tidak ingin merasa sepi, Rama langsung meraih remot tv dan memilih menyalakan nya.
Klek!
tak lama dari itu Kai kembali muncul dengan wajah yang sudah basah dan lebih fresh lagi. tapi untuk luka di sudut bibir nya tentu saja masih terlihat merah dan keunguan.
"mana Egi?"
"noh masih masak mie instan"
"oh"
Drrtt.... Drrtt....
disela perbincangan itu, getaran ponsel Kai terdengar jelas. layar ponsel yang awalnya gelap, kini menyala terang dengan notifikasi panggilan suara bertuliskan PAPA
sekilas Kai melirik nya namun tanpa berniat mengangkat panggilan tersebut. Rama yang melihat reaksi Kai itupun mencoba membuka suara.
"Kai? bokap lo kan?"
kode mata Rama seraya melihat kearah ponsel yang berada di meja depan mereka.
"hm biarkan saja"
"lo tengkar lagi?"
"bukankah itu sudah biasa?"
"iya juga sih"
Drrtt... Drtt....
lagi lagi dering ponsel kembali berbunyi, dengan nama yang sama dan notifikasi yang sama juga.
"Kai??"
seolah mengode pada Kai perihal panggilan tersebut, Rama kembali melirik ponsel Kai yang masih menyala. dan pada akhirnya meski dengan agak malas, akhirnya Kai mulai meraih benda pipih tersebut.
[dari mana saja! buang buang waktu papa saja Ell!]
[tidur]
[tidak mungkin kau tidur jam segini]
[jika tidak percaya pulang lah]
[jangan coba coba membodohi papa!! kau pikir papa dimana sekarang!]
mendengar kalimat terakhir yang diucapkan sang papa, Kai terlihat diam sejenak.
[papa cek di kamarmu tidak ada! dimana kau sekarang! pulang!!]
suara dari ujung telfon mulai dingin dan semakin tegas.
[Ell ada urusan]
[kau masih berteman dengan anak jalanan itu? papa sudah bilang berulang kali, mereka itu tidak punya masa depan! tidak punya orang tua! kurang kasih sayang! dan kau harus ingat Ell! KAU ITU PEREMPUAN!!]
[cukup paa!!! inilah yang membuat Ell malas tinggal di rumah! selalu saja semua harus sesuai keingan mu!!]
[kau putriku! dan aku papa mu! kau makan masih aku yang nanggung! tempat tinggal aku juga yang sediakan! jadi stop bertingkah membangkang!]
[baik! papa pikir Ell semanja itu? papa pikir semua perihal tentang uang? salah besar paa!! perlu papa ingat, Ell tidak butuh uang yang papa berikan. yang Ell butuhkan adalah kasih sayang papa! camkan itu!!]
[kau berani dengan papa!! kau mau papa cabut semua fasilitas yang papa berikan? kau lupa?tanpa uang kau tidak bisa hidup Ell!!]
[kasih Ell waktu untuk mengembalikan semua uang yang pernah papa berikan untuk ku. dan papa ingat baik baik. mulai hari ini Ell tidak akan pernah mau menyentuh sedikitpun uang itu. ambil semua hak milik papa. debit card itu aku letakan di laci nakas pertama. uang nya hanya kugunakan sebagian. jangan khawatir, nanti aku akan menggantinya]
[anak durhaka! kau pikir kau bisa hidup tanpa papa!]
[aku sudah lama kehilangan peran sosok papa, jadi bukan hal sulit membiasakan diri hidup sendiri. Ell akan buktikan jika tidak semua harus masalah uang! tolong apapun keadaan nya jangan sampai kau menyentuh si mbok apalagi mengusik nya, permisi]
Tutt.....
panggilan langsung diputus sepihak oleh Kai. bahkan gadis ini terlihat langsung me non aktifkan ponsel miliknya.
"taraaa... mie goreng by Egi sudah si...."
disaat bersamaan, dari arah dapur Egi baru saja datang dengan wajah tanpa dosanya. namun karena situasi di ruangan tersebut mendadak sunyi, apalagi raut wajah Kai yang sudah berubah merah padam dengan tangan yang sangat mencengkram kuat ponsel nya, akhirnya laki laki itu langsung peka dengan tidak berniat melanjutkan ucapan nya.