Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Hei bocah, aku ingin kamu bekerja lagi di perusahaanku..."
Terlihat Maxime yang sedang latihan berbicara kepada Rachel. Saat ini sedang berada di dalam ruangannya.
Maxime pun menggelengkan kepalanya, "Oh tidak-tidak. Kalau aku panggil dia bocah, dia pasti akan langsung menolak."
Maxime mencoba untuk mengingat siapa nama gadis yang selalu dia panggil bocah itu. "Emm... Rachel, aku ingin kamu bekerja lagi di perusahaanku."
Maxime pun menghela nafas. Sungguh dia sangat malas sekali untuk mengikuti permintaan neneknya yang menyuruh Maxime untuk mempekerjakan kembali Rachel di perusahaan. Pria itu pun memijat-mijat pelipisnya dengan pelan.
Maxim tak bisa membayangkan betapa jengkelnya dia setiap kali bertemu dengan Rachel, bocah itu hampir setiap hari selalu melakukan kesalahan yang membuatnya kesal dan jengkel.
"Kenapa Oma malah berpihak kepada si bocah itu? Padahal sudah jelas aku adalah cucunya." Maxime berkata dengan nada kesal.
Rencananya setelah dia pulang kerja, dia akan menemui Rachel untuk membujuk Rachel agar mau kembali bekerja di perusahaan. Maxime sudah menemukan alamat Rachel dari data yang ada di perusahaan, karena Rachel pernah bekerja disana. Hanya mengingatnya saja, dia merasa harga dirinya runtuh.
Mana ada seorang CEO harus membujuk seorang OB untuk bekerja di perusahaan, membuat harga diri Maxime jatuh. Yang ada akan membuat bocah itu kepedean.
Maxime memiliki ide, bagaimana kalau dia merekam pembicaraannya dengan Rachel.
Maxime sangat berharap Rachel akan menolak bekerja di perusahaan. Kemudian Maxime akan memberikan rekaman tersebut kepada Nenek Margaretha, agar Nenek Margaretha percaya bahwa Maxime sudah berusaha keras untuk membujuk Rachel agar mau bekerja kembali di perusahaan. Tapi Rachel terus menolak.
Maxime pun tersenyum smirk. "Hm tapi memang lebih bagus jika si bocah itu menolaknya. Jadi aku tidak perlu bertemu lagi dengan dia, dan aku juga akan aman, yang penting aku sudah memenuhi permintaan Oma."
Maxime menjadi teringat dengan laporan dari Boy, bahwa kalung emas milik Nenek Margaretha sudah ditemukan oleh seseorang. Sehingga dia segera menghubungi Boy, menyuruh Boy untuk datang ke ruangannya.
"Boy, cepat datang ke ruangan saya!" Suruh Maxime setelah Boy mengangkat panggilan telepon darinya.
"Baik, Tuan." Jawab Boy.
...****************...
"Orang yang menemukan kalung itu sepertinya anak sekolahan. Dia bilang dia akan datang langsung ke mansion untuk mengantarkan kalung setelah pulang sekolah, Tuan." Lapor Boy.
"Kenapa tidak kamu jemput saja?" Tanya Maxime.
"Saya sudah menawarkannya dan meminta alamatnya. Tapi dia tidak memberitahu saya." Jawab Boy kembali.
Sepertinya Rachel sangat berhati-hati sekali terhadap orang asing. Sehingga dia tidak ingin memberikan alamatnya kepada orang yang sama sekali tidak dia kenal, mengingat Rachel tinggal sendirian di rumah.
Maxime segera menoleh ke arah jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan jam 14.00. Itu artinya waktu sekolah sudah bubar bagi anak SMA.
Maxime memutuskan untuk pulang dulu ke mansion. Dia ingin memastikan sendiri apakah benar orang yang mengaku sudah menemukan kalung neneknya itu pergi ke mansion atau tidak. Karena di zaman sekarang ini sangat sulit untuk menemukan orang yang jujur. Apalagi yang menemukan kalung tersebut masih anak sekolahan, remaja yang masih labil.
"Aku harus pulang dulu. Aku ingin memastikan sendiri apakah benar orang itu sudah menemukan kalung Oma. Tolong kamu handle pekerjaanku selama aku gak ada!" Maxime memberikan perintah kepada asistennya itu.
Boy menganggukkan kepalanya. "Baik, Tuan."
lari sejauh mungkin biar Max frustasi coz kehilangan kamu.
sy yakin sudah ada benih Max yg tertinggal di rahim kamu.