"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diantar Pulang Angga
Mobil mewah Angga telah berhenti didepan rumah Nara, gadis itu memaksa untuk pulang karena dari semalam pergi tidak ada kabarnya.
Angga mengantar Nara karena rasa kepedulian dan tidak enaknya kepada keluarga Nara yang menyebabkan Nara baru pulang siang ini.
Awalnya memang Nara menolak diantar karena takut paman dan bibi nya akan marah, namun Angga yang dasar nya kepala batu memaksa Nara dan mengatakan akan baik baik saja jika pulang diantar Angga.
Angga turun dahulu kemudian membukakan pintu untuk Nara, langkah Nara sangat berat turun dari mobil, jantungnya berdegup kencang karena takut paman dan bibi nya marah
Sedikit cerita, kedua orang tua Nara meninggal dalam kecelakaan, saat itu Nara masih berumur 15 tahun yang artinya Nara masih duduk dibangku kelas 1 SMA saat kejadian kecelakaan orang tua nya.
Nara kemudian di asuh paman dan bibinya, jadi ayahnya Nara itu kakak kandung paman nya Nara yang bernama Bram. Namun mereka tidak memperlakukan baik Nara, padahal saat itu paman dan bibi nya sempat menjual tanah peninggalan ayah Nara tetapi bukan untuk kebutuhan Nara tetapi untuk bersenang senang oleh mereka dengan anak gadis mereka semata wayang yang bernama Lidya.
Kadang sejak bangku sekolah Nara sudah sering mengalah, bahkan tiap sekolah tidak pernah diberi uang saku, sampai Nara harus berjualan dan kadang bantu cuci piring di rumah makan, sungguh tragis dah kasian nasib Nara.
Sekarang hanya rumah peninggalan ayahnya Nara yang masih tersisa karena memang masih ditempati mereka, tetapi tetap saja dirumah pun Nara selalu di perlakukan selayaknya pembantu.
Untuk itu Angga ngotot banget untuk mengantar Nara sampai ke rumah karena diam diam Angga tahu dan mencari tahu tentang Nara dan keluarga nya
Nara melangkah mendekati daun pintu rumahnya, Angga hanya mengikuti langkah Nara, sesampainya di pintu Nara membuka pintu rumah, Angga pun melangkah masuk ke rumah Nara saat Nara telah duluan melangkah ke dalam
Saat ini keluarga nya sedang menonton televisi, seketika itu melihat kedatangan Nara tontonan mereka pun berhenti dan mengalihkan pandangan ke Nara yang membawa teman lelaki nya.
"Dari mana saja kamu baru sekarang pulang ke rumah" paman Nara marah sambil mendekat ke arah Nara dengan mata yang melotot keluar dari bola mata nya ke arah Nara.
"Maaf paman semalam Nara...." Belum sempat Nara menyelesaikan ucapan nya sudah keburu di potong istri paman nya
"Bagus ya pulang pulang malah diantar lelaki, sudah mulai genit?? Mau jadi jalang yaa ?? Dasar murahan"
Nara yang mendengar ucapan kasar bibi nya langsung menangis dan air mata nya telah basah di wajah cantik nya, ya memang Nara merasa dirinya telah hina dan kotor.
"Atau mungkin dia dari semalam lagi jual tubuh kali mah" timpal Lidya anak mereka .
"Cukup, aku bukan wanita jual tubuhnya buat lelaki lain" Nara pun mengelak tuduhan sepupu nya yang kasar dalam berbicara
Nara msh saja menangis menahan rasa sakit atas perlakuan mereka, Angga yang menyimak tuduhan mereka hanya geleng geleng kepala.
Prok prokk prokkk
Angga bertepuk tangan dengan keras melihat pertunjukan seru tadi dimana 3 orang membantai 1 orang yang lemah.
"Jadi ini keluargamu Nara?? "
Lelaki tua yang telah berumur 50 an itu memandang ke arah Angga " siapa kamu sampai berani ikut campur urusan keluargaku". Tanya paman Nara yang penasaran dengan Angga
"Buat apa saya kasih tau kalian tentang saya, gak penting." Jawab Angga
"Apa katamu anak muda" ketua paman Nara
"Hy kalian semua, seharusnya kalian itu menanyakan kabar Nara, apakah tidak khawatir dengan ponakan kalian sendiri??" Ucap Angga yang tak habis pikir dengan jalan pikiran mereka.
"Mau kita khawatir atau tidak nya itu bukan urusan mu" bibi Nara pun menimpali omongan Angga.
Lidya yang dari tadi melihat ke arah Angga pun merasa takjub dengan ketampanan dan kegagahan tubuh Angga.
"Gila Nara temen nya ganteng banget, kenapa sih dikampus gw gak ada yang seganteng dia" ucap Lidya dalam hati
Lidya memang tidak kuliah ditempat yang sama dengan Nara, karena Lidya tidak seberuntung Nara masuk fakultas bonafide karena dapat beasiswa.
Lidya anak semata wayang paman dan bibi Nara yang sangat manja, Lidya lebih tua satu tahun dari Nara, Lidya dirumah pun pemalas hobi nya dirumah sering main hp saja dan bersolek. Ya wajarlah buah tak jauh dari pohon nya
Karena tak mendapat jawaban memuaskan dari angga paman nya pun menanyakan kepada Nara. " katakan pada pamanmu siapa laki laki ini " ucap paman nya sambil menunjuk ke arah Angga.
"Dia...dia...kakak kelas Nara." jawab Nara dengan menundukkan kepalanya.
Angga berjalan mendekati paman nya Nara " aku harap mulai hari ini kalian harus memperlakukan Nara dengan baik, dan satu hal lagi semalam Nara tidak pulang karena harus membantu perayaan ultahku."
Paman Nara yang mendengar penjelasan Nara pun tak terima " maksudmu apa?? Kita juga memperlakukan Nara dengan baik, kita juga kasih dia makan"
"Memang siapa kamu suruh-suruh kami." Paman Nara pun semakin emosi.
"Oiya perkenalkan saya pacar Nara, kita baru saja jadian" Angga pun tersenyum dengan mengulurkan tangan nya kepada paman serta bibi gadis itu
Mereka yang kaget dan tak percaya hanya melongo, ukuran tangan Angga pun dijabat mereka dengan tanda tanya. Dan Nara pun hanya shock pendengar pengakuan Angga.
"Apa jadi cowok ganteng itu pacar Nara?? Brengsek beruntung sekali anak itu" seru Lidya dalam hati karena merasa sirik dikalahkan oleh Nara.
"Nara kak Angga pulang dulu ya" pamit Angga sambil mengelus rambut Nara dengan lembut.
Nara pun hanya menjawab "iya kak" disertai tatapan yang masih belum percaya akan pernyataan Angga barusan.
"Oiya paman ini buat Paman dan keluarga" sambil mengambil uang ratusan ribu dengan jumlah yang banyak. " anggap saja buat kebutuhan Nara disini".
Memang dasarnya mata duitan paman nara jadi uang yang disodorkan Angga langsung saja diambil paman nya tanpa sungkan.
"Tapi kak....." Ucap Nara
"Sudahlah nara anggap aja tanda terima kasih karena kamu sudah membantu sukses nya party mas Angga"
Nara bingung maksud nya apa tadi Angga bilang seperti itu, membantu gimana maksudnya yang ada karena Angga kesucian Nara sukses direnggut angga. Nara hanya memandang Angga dengan wajah yang marah.
Setelah diberi uang Angga paman nya pun langsung berubah 360% jadi ramah, dasar manusia munafik. Dan mempersilahkan Angga pulang dengan sopan nya.
"Satu hal lagi, besok pagi saya akan menjemput Nara dan mengajak Nara ke kampus bareng",
Paman Nara pun terpaksa mengizinkan " Baikah."
Setelah berpamitan Angga pun melangkah keluar Ruman dan masuk ke dalam mobil dan melakukan mobilnya menuju kediaman nya.
"Nara kamu masuk ke kamar" , dan Nara pun menuju ke kamar nya untuk beristirahat.
"Gila pacar Nara kayak nya kaya ya, masa baru ketemu aja dah dikasih duit 10 juta." Paman nya sambil mencium uang pemberian Angga.
Memang sebelum ke rumah gadis itu, Angga memang menarik uang dulu di ATM, sengaja ingin memberi uang itu untuk menyelesaikan masalah supaya Nara tidak berlarut larut di marahi paman nya yang mata duitan.
"Yes besok bisa shoping" ucap bibi dan Lidya bersamaan. Mereka pun seakan akan mendapat durian runtuh hari ini.
Selamat membaca 😘❤️😍