Menceritakan tentang Anis yang pindah rumah, Karena di tinggal kecelakaan oranf tuanya.Rumah tersebut milik tante Parmi yang ada di kampung. Banyak kejadian yang di alami Anis di rumah tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KERTAS PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguak Rahasia Tersembunyi
Hari-hari berlalu, dan Anis semakin tenggelam dalam pencariannya untuk mengungkap misteri masa lalu nenek Fina. Ia tidak hanya mengumpulkan informasi di perpustakaan desa, tetapi juga mulai berbicara dengan tetangga dan orang-orang yang mungkin mengenal neneknya. Rasa ingin tahunya semakin kuat, dan ia merasa semakin dekat untuk menemukan kebenaran.
Suatu sore, setelah seharian mencari, Anis mendapat informasi berharga dari seorang wanita tua yang pernah menjadi teman dekat nenek Fina. Wanita itu, Bu Rini, mengenang masa-masa indah dan pahit yang dilalui nenek Fina. Ketika Anis mengunjungi rumah Bu Rini, ia tidak sabar untuk mendengar cerita.
“Bu Rini, saya ingin tahu lebih banyak tentang nenek Fina. Apa yang bisa Ibu ceritakan?” tanya Anis, penuh harap.
Bu Rini mengerutkan dahi, seolah mengingat kembali kenangan lama. “Ah, nenek Fina adalah wanita yang sangat kuat. Dia memiliki cinta yang dalam, tapi hidupnya dipenuhi dengan cobaan. Hubungannya dengan pria itu—Rudi—adalah yang paling sulit. Mereka saling mencintai, tapi terpisah oleh keadaan.”
“Kenapa mereka terpisah?” Anis penasaran.
Bu Rini menarik napas panjang. “Keluarga mereka tidak setuju. Rudi berasal dari keluarga kaya, sedangkan nenekmu dari keluarga sederhana. Mereka berjuang untuk bersama, tetapi pada akhirnya, keadaan memaksa mereka untuk berpisah. Nenekmu selalu menyimpan rasa sakit itu di dalam hatinya.”
Anis tertegun. Ia mulai merasakan kepedihan yang dialami neneknya. “Apa yang terjadi selanjutnya?” tanyanya.
“Setelah mereka berpisah, nenekmu tidak pernah sama lagi. Dia menikah, tetapi tidak pernah benar-benar bahagia. Meskipun hidupnya berlanjut, Rudi selalu menjadi bagian dari hatinya,” jelas Bu Rini.
Anis mencatat semua informasi ini dengan seksama. Ia merasa ini adalah bagian penting dari cerita keluarga yang perlu dibagikan kepada Fina. Ketika ia kembali ke rumah, hati Anis berdebar-debar, antara kegembiraan dan ketakutan akan reaksi Fina ketika mendengar kebenaran ini.
Malam itu, Anis mengundang Fina untuk duduk bersama di taman. Mereka berdua duduk di bangku yang baru saja mereka buat, dikelilingi oleh cahaya bintang yang bersinar cerah. Fina terlihat tenang, tetapi Anis bisa merasakan ada keraguan di wajahnya.
“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, Fina,” Anis memulai, berusaha menyiapkan diri. “Aku telah mencari informasi tentang nenek kita.”
Fina menatapnya dengan antusias dan sedikit cemas. “Apa yang kau temukan?”
Anis menghela napas, berusaha menyampaikan semuanya dengan lembut. “Aku berbicara dengan Bu Rini. Dia memberi tahu bahwa nenek kita memiliki kisah cinta yang sangat dalam dengan seorang pria bernama Rudi. Mereka saling mencintai, tetapi keluarga mereka tidak setuju, dan mereka terpaksa berpisah.”
Wajah Fina tampak terkejut. “Aku tahu nenek mencintai seseorang, tetapi aku tidak tahu namanya. Kenapa dia tidak pernah bercerita tentang itu?” tanyanya.
“Bu Rini bilang nenek sangat terluka. Meskipun hidupnya berlanjut, Rudi selalu menjadi bagian dari hatinya. Dia tidak ingin mengingat rasa sakit itu, jadi dia memilih untuk tidak membicarakannya,” jawab Anis, menatap Fina dengan empati.
Fina menundukkan kepala, seolah merenungkan semua yang baru saja dia dengar. “Aku tidak pernah menyangka nenek mengalami hal seperti itu. Dia selalu tampak kuat dan bahagia di depan kita.”
“Kadang, orang yang terlihat kuat menyimpan luka di dalam hati mereka. Dan mungkin, ini adalah saat yang tepat untuk kita belajar dari kisahnya,” Anis menambahkan. “Kita bisa menjadikan kisah ini sebagai pelajaran untuk kita sendiri.”
Fina mengangguk, tetapi air mata mulai menggenang di matanya. “Aku merasa sangat menyesal. Kenapa aku tidak tahu tentang ini sebelumnya? Mungkin aku bisa lebih menghargainya ketika dia masih ada.”
Anis meraih tangan Fina, memberikan dukungan. “Tidak ada yang salah dengan perasaanmu. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita bisa menghormati kenangan nenek dan melanjutkan kisahnya. Kita bisa menjadikan Taman Kenangan sebagai tempat untuk merayakan cinta dan harapan, bukan hanya untuk mengingat yang telah pergi.”
Fina mengusap air matanya. “Kau benar, Nis. Kita harus melanjutkan kisah ini dan merayakan cinta yang pernah ada. Aku ingin tahu lebih banyak tentang Rudi dan hubungannya dengan nenek. Mungkin kita bisa menemukan cara untuk menghormati hubungan mereka.”
Malam itu, mereka membuat rencana untuk mengunjungi beberapa tempat yang mungkin menyimpan kenangan nenek Fina dan Rudi. Anis merasa semangat baru mengalir di dalam dirinya. Ini bukan hanya tentang mengungkap masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik untuk keluarga mereka.
Keesokan harinya, mereka berangkat ke tempat pertama yang terlintas dalam pikiran mereka—sebuah taman kecil di pinggiran desa yang pernah menjadi tempat nenek Fina dan Rudi berkencan. Mereka berharap bisa merasakan kehadiran nenek dan mengingat cinta yang pernah tumbuh di antara mereka.
Ketika mereka tiba, suasana taman tersebut tenang dan sejuk. Banyak pohon rindang memberikan keteduhan, dan suara burung berkicau membuat hati mereka terasa tenang. Fina merasakan getaran di dalam dirinya, seolah-olah neneknya sedang mengawasi mereka dari jauh.
“Mari kita duduk di bangku itu. Dulu nenek sering bercerita tentang tempat ini,” kata Anis, mengarah ke sebuah bangku kayu yang terlihat usang tetapi masih kokoh.
Mereka duduk di sana, dan Fina mulai membayangkan neneknya yang muda, tertawa dan berbagi kisah cinta dengan Rudi. “Aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan di sini. Mungkin nenek mengungkapkan semua perasaannya padanya,” ucap Fina.
Anis mengangguk. “Dan mungkin Rudi juga memberi nenek kekuatan untuk menghadapi semua yang terjadi di luar sana.”
Setelah beberapa saat hening, Fina berkata, “Aku merasa kita perlu melakukan sesuatu di sini. Mungkin kita bisa menaruh bunga sebagai penghormatan untuk nenek dan Rudi.”
Anis setuju, dan mereka berdua mulai mencari bunga-bunga liar yang tumbuh di sekitar taman. Mereka mengumpulkan beberapa bunga warna-warni dan menyusun bouquet kecil. Saat mereka selesai, Fina mengeluarkan sisa-sisa kenangan yang pernah diberikan nenek kepada mereka—sebuah kalung kecil yang selalu dipakai nenek.
“Aku ingin meninggalkan kalung ini di sini. Ini adalah simbol cinta dan harapan dari nenek. Aku ingin nenek tahu bahwa kita mengingatnya dan semua cinta yang pernah dia berikan,” Fina berkata dengan suara bergetar.
Anis tersenyum, merasa terharu melihat betapa dalamnya perasaan sepupunya. “Itu ide yang indah, Fina. Mari kita buat tempat ini sebagai bagian dari perjalanan kita.”
Fina meletakkan bouquet bunga di bangku dan menggantung kalung di dekatnya. “Semoga nenek dan Rudi dapat merasakan cinta kita dari sini,” ucapnya, penuh harapan.
Mereka berdua duduk sejenak di sana, membayangkan masa lalu yang indah dan menciptakan momen baru untuk dihargai. Anis merasa bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Dengan pengetahuan baru tentang nenek dan cintanya yang abadi, mereka dapat membawa warisan itu ke masa depan dan memastikan bahwa tidak ada lagi luka yang tertinggal.
Setelah meninggalkan taman, Fina dan Anis bertekad untuk terus mencari informasi lebih lanjut tentang Rudi. Mereka mulai mencari di antara foto-foto lama dan buku-buku catatan yang ada di rumah. Anis tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil semakin mendekatkan mereka pada penyelesaian kisah yang selama ini terpendam.
Seiring berjalannya waktu, Anis dan Fina semakin dekat. Mereka berbagi tawa, air mata, dan harapan. Meskipun perjalanan ini dipenuhi dengan kesedihan dan nostalgia, mereka berdua merasakan cinta yang lebih kuat di antara mereka—cinta untuk keluarga dan untuk sejarah yang mengikat mereka semua.
Dalam hati Anis, ia merasa bahwa pencariannya tidak hanya untuk menemukan kebenaran, tetapi juga untuk memperkuat ikatan antara generasi. Dia berharap dapat menemukan Rudi dan memberi Fina kesempatan untuk bertemu dengan bayangan cinta neneknya, meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan desa lagi, mencari petunjuk lebih lanjut tentang Rudi. Ketika mereka tiba, suasana perpustakaan itu sepi dan tenang. Anis merasa semangat mengalir di dalam dirinya saat ia menyusuri rak-rak buku tua, sementara Fina meneliti dokumen-dokumen yang mungkin terkait dengan keluarga mereka.
Setelah beberapa jam mencari, Anis menemukan sebuah artikel