NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Citra terlihat merasa benar, Budi terlihat kaget dan langsung menoleh melihat polwan di sebelahnya, kemudian dia menangguk, sang polwan mengangguk kemudian bergeser ke belakang Citra,

“Saya benar kan, korban bukan polisi, lagipula kenapa juga musti takut sama polisi kalau tidak salah,” ujar Citra.

“Bener banget mba, tapi perlu saya kasih tahu, tadi asisten saya sudah membocorkan kalau lantai ini khusus untuk polisi kan,” ujar Amelia.

“Trus ? masalahnya dimana ?” tanya Citra bingung.

“Kalau melihat wajah dan postur tubuh korban, percaya ga kalau dia itu polisi ?” tanya Amelia lagi.

“Hah...mana mungkin,” ujar Citra yang langsung diam karena menyadari sesuatu.

“Nah itu dia mba, semua pegawai di hotel ini, tidak tahu kalau korban itu bukan polisi karena korban seorang pekerja lapangan yang sama seperti polisi yaitu debt collector walau jabatan nya sudah direktur dan di tempatkan di lantai khusus tempat tamu polisi berada beserta pengawal nya yaitu polisi, jadi kesimpulannya yang tahu korban bukan polisi hanya pelaku, karena pelaku yang menempatkan korban di lantai ini,” ujar Amelia.

“Bukti lantai ini kosong adalah gondola panjang untuk membersihkan jendela itu, jika lantai ini di penuhi tamu, gondola itu pasti sudah di naikkan dari kemarin, jika ada orang dari luar melihat ada gondola di lantai tertentu, pasti mereka berpikir lantai itu sedang di renovasi sehingga tidak di curigai ada orang di dalam, tempat yang cocok untuk tamu vip polisi kan dan gondola itu juga alasan kenapa tidak ada polisi yang menjaga kita, tentunya mba tidak tahu itu makanya berteriak,” ujar Tino.

“Dan bukti yang mba buang, ada di dalam gondola itu, buka saja jendelanya dan lihat ke dalam gondola karena mba takut membawa semua benda itu turun dan kalau berada di gondola bisa jadi benda benda itu bekas orang lain, ada sebungkus rokok dan koreknya juga alat kontrasepsi bekas di pakai di dalam bungkus nya,” ujar Amelia.

“Cepat periksa,” ujar Budi.

Dua polisi membuka jendela dan langsung melihat keluar, mereka saling membantu memanjat jendela dan naik ke dalam gondola. Tak lama kemudian, polisi yang sebelumnya keluar kamar sudah kembali, dia mengatakan kalau staff kebersihan di larang memegang kunci untuk mencegah terjadinya pencurian dan tuduhan mencuri oleh tamu yang kerap terjadi untuk melindungi para staff. Dua polisi berhasil mengambil sebungkus rokok dan koreknya juga bekas alat kontrasepsi yang tersemat di dalam sobekan bungkusnya.

“Jadi mba, yang mba lakukan adalah mengambil master key di resepsionis kemudian setelah lift hidup yaitu jam 2 pagi, mba naik kesini dan langsung membunuh korban menggunakan pisau yang pegangannya di lapisi kain untuk menghindari sidik jari mba nempel di gagang pisau, mba melakukan nya karena tahu cctv pasti sedang mati, setelah itu mba meninggalkan tanda kalau kamar ini kosong karena tahu lantai ini pasti semua kosong dan mba tidak mengunci kamar nya.

Tapi sayangnya begitu mba sudah turun dan kembali bekerja, karena merasakan rasa bersalah akibat membunuh, mba ingat kalau mba memegang rokok, korek dan meninggalkan bekas kontrasepsi di tempat sampah ketika sebelum nya datang ke kamar bersama korban, karena merasa meninggalkan bukti dan rasa takut ketahuan yang besar, mba naik lagi dan membuang semua ke gondola lalu mengunci kamarnya menggunakan master key yang seharusnya kamar tidak boleh di kunci karena terburu buru sebab maintenance sudah mau selesai,” ujar Amelia sambil melihat Citra.

“Teruskan,” tambah Budi.

“Akibat kesalahan mengunci pintu, mba naik sekali lagi pagi pagi dan menggunakan master key sekali lagi lalu berteriak berharap ada polisi yang keluar sekaligus membuat alibi dengan menjatuhkan diri karena cctv di koridor sudah menyala, ternyata yang keluar kita, tentu saja mba  kaget dan panik melihat kita yang mba anggap tamu biasa tapi berada di lantai khusus, akhirnya mba membuat kesalahan lagi yaitu mba mengatakan dengan jujur kalau kamar di depan mba di kunci dan mba membuka kunci menggunakan kunci milik staff, setelah itu, di tengah orang orang yang naik dengan panik, mba turun kemudian menaruh master key di meja sebelum resepsionis yang bertugas datang, kira kira seperti itu kronologis kejadian nya,” ujar Amelia.

Citra yang lemas langsung berlutut dan menunduk dengan wajah bingung karena semua yang di jabarkan Amelia adalah apa yang dia lakukan. Amelia meminjam amplop coklat milik korban yang di pegang oleh Budi, kemudian dia menarik berkas di dalamnya dan jongkok di depan Citra,

“Mba Citra, mba semalam kan kesini sama korban dengan tujuan menolong suami mba, nama dan usaha nya yang ini kan ?” tanya Amelia sambil menunjuk salah satu nama di daftar.

“Bagaimana...kamu bisa tahu ?” tanya Citra kaget.

“Tentu saja tahu, lalu aku lihat ada tanda silang di belakang nama suami mba, jadi aku bingung kenapa mba memutuskan untuk membunuh korban, padahal harusnya sudah bisa di settle kan hutang nya,” ujar Amelia.

Citra terdiam, kemudian dia menunduk dan menitikkan air mata, setelah membersihkan air matanya, dia menatap Amelia dan tersenyum,

“Alasan ku membawa manusia bejat itu ke lantai ini sebenarnya untuk menangkap dia karena awalnya aku yakin lantai ini pasti banyak polisi, selain diriku, dia banyak membujuk istri istri krediturnya untuk tidur dengannya agar hutang suaminya di bantu. Tapi kemudian para istri itu termasuk aku di ancam olehnya, kalau tidak melayani dia, maka foto ketika kita bersama akan meluncur ke suami kita, aku berencana berteriak kemarin tapi dia mengancam kalau sampai aku berteriak, foto ini akan langsung di terima suami ku, jadi terpaksa aku menuruti dia,” ujar Citra.

“Hmm jadi selain bermasalah istri para kreditur itu juga cantik, itu sebab nya di stabilo. Terus mba ?” tanya Amelia.

“Rencana nya aku akan kembali dan mengambil smartphone nya kemudian memasukkan smartphone itu ke salah satu kamar polisi, tapi tiba tiba suami ku menelpon ku dan bertanya perihal sebuah foto diriku dengan manusia bejat itu, belum sempat aku menjelaskan semuanya, suami ku langsung menggugat cerai diriku karena dia sangat sakit hati melihat istrinya tidur bersama direktur perusahaan debt collector yang menagih dirinya dengan kasar,” ujar Citra sambil menggenggam kedua tangannya.

“Hmm...jadi begitu ya, smartphone korban ada sama kita, nanti coba kita periksa,” ujar Budi.

“Terima kasih pak,” balas Citra.

“Bisa teruskan mba ?” tanya Amelia.

“Aku langsung mengirim pesan kemudian menelpon manusia bejat itu, tapi dia malah tertawa dan dengan entengnya dia bilang sori, lalu dia bercanda akan menjadikan aku salah satu istri sirih nya sebagai tanda maaf sambil tertawa kencang, saat itu aku langsung khilaf, rencana ku yang sebelumnya hanya mengambil smartphone nya berubah menjadi membunuh nya, setelah itu semuanya sesuai dengan apa yang kamu katakan,” jawab Citra.

"Oh pantas korban tertawa tawa di rekaman cctv," gumam Tino perlahan.

“Baiklah, silahkan bawa dia ke kantor, (melihat Citra) nanti tolong jelaskan semuanya,” ujar Budi.

Seorang polwan dan seorang polisi mengangkat Citra agar berdiri, mereka memborgol kedua tangan Citra dan menggiring Citra keluar, namun sebelum keluar, Citra menoleh melihat Amelia dan Tino,

“Siapa kalian sebenarnya ?” tanya Citra.

“Detektif dan asisten nya, Holmes and Watson,” ujar Amelia dan Tino bersamaan.

“Kalau saja aku bertemu kalian lebih dulu, mungkin aku bisa minta tolong pada kalian dan tidak menjadi pembunuh (diam sejenak) tapi terima kasih, sekarang aku lega,” ujar Citra tersenyum sedih dan penuh penyesalan.

Sang polwan menarik perlahan lengan Citra, mereka melanjutkan berjalan keluar, setelah semua keluar, Budi maju ke depan keduanya dan menjulurkan tangannya,

“Kalian pasangan hebat, aku salut, aku harus banyak belajar dari kalian,” ujar Budi sambil tersenyum.

“Hehe terima kasih pak,” ujar Amelia.

“Tapi kalian di sini dulu ya, barusan sersan Ardi mengirim pesan meminta saya menahan kalian di sini sampai dia tiba,” balas Budi.

“Loh kenapa lagi ?” tanya Tino.

“Ah tidak, sejak tersangka datang, aku memang menelpon dia dan dia dengar semua yang kalian kerjakan,” jawab Budi.

“Oh gitu, bagus deh,” ujar Amelia.

“Tapi kok kayaknya dia agak kesal ya, coba saja lihat pesan ini,” ujar Budi memperlihatkan pesan di smartphonenya.

Tino, Amelia, Mei, May dan hantu Amelia dari masa depan membaca pesannya, ternyata isinya, “Bud, tahan mereka, jangan sampai mereka pergi sebelum aku datang, kalau perlu tempatkan banyak personel untuk menjaga mereka atau jebloskan ke penjara agar mereka tidak bisa lari,”

“Lah emang kita salah apa mau di tahan, kok kayaknya dia marah banget ?” tanya Tino sambil menoleh menatap Budi yang memegang smartphone nya, Budi menjawab hanya dengan mengangkat kedua bahunya dan tersenyum.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!