Kehidupan Baru

Ternyata kaya gini ya rasanya jadi writer. Sumpah ni punggung pegel banget. bokong panas duduk lama di depan laptop. Ga bisa bayangkan gimana rasanya mereka para sesepuh penulis selalu menerima hinaan dan cacian dari reader yang merasa ga suka sama hasil karya mereka.

Salut mami sama mereka. Dah capek-capek gini, masih di maki.

Intinya hidup tu timbal balik ya. kita memanen apa yang kita tanam. hargai orang lain kalau kalian ingin dihargai orang. Pakai bahasa yang baik kalau ingin memberikan komennya ya para reader..

Terima kasih sudah mau membaca karya perdana mami.

Salam sayang dari mami pejuang halu..

****** Sekedar intermezo ya sayang-sayangnya mami *****

"Sampai", ujar Jason dengan dingin. Jason melirik Julia yang tak menjawab dan memilih turun dari mobilnya.

"Terima kasih"

Samar Jason mendengarkan kata-kata itu sebelum pintu mobil tertutup. Dia hendak turun dan menemani Julia memilih mobil. Tapi melihat sikap Julia yang aneh, dia mengurungkan niatnya. Dia hanya diam dan melihat dari jauh. Dia menunggu untuk mengetahui mobil apa yang akan Julia pilih.

Setelah setangah jam menunggu, sebuah Ferari LaFerari merah keluar membelah jalanan. Jason membeliakkan matanya saat dia melihat Julia menyetir di balik kemudi dan meninggalkannya.

Jason tertegun lalu tersenyum tipis tak menyangka gadis bodoh itu memiliki selera yang bagus untuk memilih mobil.

Julia tertawa senang saat berhasil membeli mobil Ferari LaFerari ini. Mobil ini adalah mobilnya di kehidupannya saat menjadi Angel. Mobil ini akan selalu menjadi pilihan sampai kapanpun. Tidak disangka di kehidupan barunya dia dapat memiliki mobil ini lagi.

Dia berselancar dan membelah jalanan kota Las Vgas. Sebelum akhirnya berhenti di sebuah mall terbesar di kota tersebut.

Julia masuk ke sebuah salon ternama setelah memarkirkan mobilnya. Salah satu pegawai salon menemuinya saat dia masuk ke dalam salon. Julia pun menerangkan hal-hal yang diinginkan. Mulai dari mengubah penampilan rambutnya. Julia tanpa segan mengubah warna rambutnya dengan warna golden brown, dan sedikit memotong agar lebih bermodel.

Setelah selesai dengan itu semua, Julia berjalan memasuki berbagai toko termahal dan memilih lebih dari seratus pasang pakaian, lengkap dengan sepatu dan aksesorisnya. Tak hanya itu, seluruh perawatan yang biasanya dia gunakan saat menjadi artis, dia terapkan juga pada kehidupan ini. Untuk memperbaiki hidupnya, dia harus memulai dengan memperbaiki penampilannya. Dia harus berdiri anggun dan bermartabat sebagai pemilik sah keluarga Brasco.

Tak terasa dia menghabiskan waktu satu hari penuh untuk membeli semua hal yang dibutuhkannya. Dia menghabiskan lebih dari lima juta dolar Amerika untuk seluruh keperluannya. Dia sangat puas dengan kegiatannya hari ini. Lalu dia pulang ke rumah dengan senyum bahagia.

Sedangkan Jason geram dan mengutuk Julia berkali-kali karena harus mengawal dan mengawasi perjalanan Julia sampai selesai. Namun yang dilakukannya hanyalah duduk diam di dalam mobil seharian tanpa melakukan apa-apa selain mengangkat telepon dari ayahnya yang hanya menanyakan kondisi Julia.

"Sial" maki Jason kesal.

"Wanita adalah monster kalau sedang berbelanja. Apa saja yang dibelinya."

Namun mulutnya menganga saat melihat sosok wanita cantik yang berjalan ke area parkir. Dia yakin wanita itu adalah Julia. Dia mengenali wajahnya, walaupun dia mengubah warna rambutnya. Rambut hitam itu sekarang berubah warna. Baju tuanya tergantikan oleh rok mini setinggi sepuluh centi di atas lutut. Bagian atasnya memakai kaos ketat berwarna hitam. Memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih dan mulus. Lalu sepatu hak tingginya yang berwarna hitam menegaskan kakinya yang mulus tanpa cacat. Benar-benar seksihhh...

Jason mengedipkan matanya berkali-kali berharap penglihatannya salah. "Tidak mungkin.. apa itu Julia?" gumamnya pelan.

Tapi saat Jason benar-benar membeliakkan matanya, dia semakin terpaku saat sosok cantik itu benar-benar masuk ke dalam mobil Ferari LaFerari merah yang terparkir di sebelah mobilnya. Lalu mobil itu melaju meninggalkan dirinya dengan tatapan tak percaya.

"****!! itu Julia!"