"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kau?
Di kamar terlihat gadis itu termenung jauh, dia masih tak percaya dengan apa yang didengar setelah 2 tahun menjalani hubungan bersama dengan Malvin. Tidak diduga ternyata pria itu hanyalah seorang penghianat dan telah membodohi hingga selama ini.
Menarik nafas berat terasa begitu sulit tapi mau bagaimana lagi, semua juga sudah berakhir dan seharusnya dia tidak usah memikirkan itu lagi. Pikir Jisya.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau sedang memikirkan mantan calon suamimu itu? Yang berselingkuh dengan kakakmu sendiri, dan sampai membuat kakakmu hamil," terdengar suara Arga yang berkata pada gadis itu.
Jisya menghembus nafas pelan kemudian menoleh ke arah laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi, karena pria itu baru siap membersihkan tubuhnya.
Gadis itu terperanjat kaget dah langsung berdiri dari duduknya dengan pandangan heran. "Hei! Siapa kau? Kapan kau masuk ke dalam kamarku? Berani sekali kau masuk ke sini tanpa izin dariku!" Wanita itu sangat marah saat melihat laki-laki di hadapannya yang benar-benar matanya.
Dengan santai pria itu berjalan mendekatinya yang membuat Jisya semakin waspada.
"Menjauh! Menjauh kataku, apa yang ingin kau lakukan! Kenapa kau mendekati ku!" Wanita itu terlihat marah kepada pria di hadapannya.
Saat pria itu sudah semakin dekat Jisya langsung bergerak ingin kabur dari kamar.
"Arkhh!" Teriak Jisya ketakutan saat pria itu menariknya dan langsung mendorongnya ke atas ranjang kemudian mengukung tubuh wanita itu.
"Lepas! Siapa kamu! Keluar kamu dari kamarku!" Jisya semakin benar-benar dibuat ketakutan saat pria kekar itu sedang mengukung tubuhnya.
Pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Jisya sehingga membuat wanita itu langsung menutup kedua matanya sembari memberontak.
"Bukankah kau sendiri yang memohon untuk menikah denganku? Lalu kenapa sekarang kau tidak mengenaliku? Buka matamu dengan lebar, dan lihat aku, laki-laki yang kau pilih sendiri untuk pendamping hidup mu," ucap pria itu dengan suara baritonnya tapi terdengar seperti berbisik di kuping Jisya.
Deg
Tiba-tiba jantung gadis itu berdetak kencang dan mulai membuka kedua netranya yang dia tutup dengan rapat untuk melihat laki-laki yang berada di atasnya kini sangat dekat dengannya.
Saat kedua bola mata wanita itu terbuka, dia melihat pria asing yang tak pernah dia lihat selama ini.
Laki-laki yang sangat tampan dengan tubuh atletis juga sangat berbeda dengan laki-laki yang menikahinya baru-baru ini. Laki-laki yang sering memakai kacamata putih dan juga topi untuk menutupi kepalanya.
Dan apa yang dia lihat saat ini, seperti malaikat yang memiliki rambut dengan potongan modern yang sangat menggoda di pandangan mata sehingga membuat dia terhipnotis melihat pria datar itu.
"K-kau, Mas Arga?" Tanya Jisya untuk memastikan apa benar pria itu suaminya atau dia hanya sedang bermimpi.
Pria itu menarik diri dari atas tubuh Jisya yang membuat wanita itu langsung mendudukkan dirinya.
"Siapa lagi yang berada di kamar mu, kalau bukan aku suami mu." jawab pria itu berjalan mengambil ponselnya yang berdering.
Jisya tertegun menatap pria itu yang berjalan ke balkon Kamar untuk menjawab panggilan teleponnya.
Gadis itu tak pernah menyangka, jika pria yang menikahinya itu sangat jauh berbeda tampilan luar dan juga tampilan dalam pria itu.
"Hello." Jawab pria itu ketika dia telah mengangkat panggilan.
"..."
"Kirim saja dana-nya, dengan catatan, dia harus mau melepaskan wanita itu. Jika tidak... Dia pasti sudah tahu apa yang akan dia tanggung." Ujar pria itu menyeringai.
bukan bintang tujuh,puyer 16,..
yg masuk akal dikit dong yg seperti kehidupan nyata gitu lho jadi malas bacanya