NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Ketika di pagi hari Damar ditemukan oleh warga yang hendak membajak sawah, Damar ditemukan dalam keadaan babak belur dan tidak sadarkan diri. Orang itu seketika dibuat panik ia memanggil beberapa warga, untuk membantu membawanya ke sebuah klinik terdekat.

Secara kebetulan bude Sri melewati tempat itu, beberapa orang tengah membicarakan pemuda yang ditemukan di pinggir persawahan. Dengan ciri-ciri persis pemuda yang kemarin ia temui.

Bude Sri pun segera bertanya kepada beberapa orang yang ia temui di sana. "Maaf, siapa yang kalian bicarakan?"

"Ini lho Bude Sri, tadi pagi Pak Jono menemukan seorang pemuda, dia babak belur, pelipisnya mengeluarkan darah, terus Pak Jono panggil beberapa warga buat bantu pemuda itu, dan saat ini pemuda itu sedang dirawat di klinik terdekat di dekat kelurahan."kata salah satu ibu-ibu yang tengah membeli sayuran.

"Ciri-cirinya seperti apa? Apa dia pakai kemeja hitam, menggunakan ransel, dan memakai sepatu? Kulitnya putih bersih?"tanya bude Sri.

"Betul, tuh betul Bude, ko bude hafal betul?"tanya Saha seorang wanita setengah baya.

"Jangan-jangan.." Bude secepat kilat berlari menuju rumah, ia tergesa-gesa dan segera mencari keberadaan Anna.

Anna tidak ditemukan di setiap sudut rumahnya, bahkan makanan yang budenya kirim kini sudah dingin, anak itu tidak menyentuh makanannya sama sekali.

Bude tidak menyerah ia mencari ke halaman belakang rumah Anna, Anna terlihat Tengah termenung, tangannya Tengah menarik timba sumur namun pandangannya berada pada suatu tempat.

Nyaris Anna terjatuh kedalam sumur, saat itu pula bude segera menarik Anna.

"Kamu apa-apaan toh, nduk. Mau celaka? Nanti bagaimana kalau kamu masuk ke sumur? Istighfar nduk."

"Bude, maafin Anna."lirih Anna menyesal.

"Iya udah gak apa-apa, lain kali jangan melamun kalo lagi melakukan sesuatu, bude takut kamu kenapa-kenapa." Dumel bude khawatir.

Anna mengangguk.

"Nduk, pemuda yang kemarin sekarang ada di klinik."ucap bude setelah panik.

"Maksudnya bude, Damar?"

"Iya, si aden yang ketemu kamu kemarin," kata bude.

"Dia masih disini, bukannya Anna sudah minta dia buat pulang, ko masih ada didesa?" Heran.

"Gak tau. Tapi kamu harus segera liat kondisinya, kata ibu-ibu kampung dia ditemukan tidak sadarkan diri didekat gubuk nya pak Jono." Ucap bude Sri.

"Apa? Dia kenapa bude?"

"Katanya dia dicelakai orang, yuk kita liat, kasihan."

Anna pun pergi bersama bude Sri, untuk memastikan jika pemuda yang dimaksud orang kampung adalah Damar.

Sesampainya disebuah klinik Asri Kenangan, Anna terkejut tidak terkira, pemuda itu memang Damar. Ada beberapa luka memar disebagian wajahnya hingga ia mendapatkan luka jahitan disebelah kanan pelipisnya.

Tangan juga kakinya, dibaluti perban, Anna syok. Ia tidak tahu jika Damar akan tertimpa musibah.

"Mas Damar,"

"Astaghfirullah, nak Damar. Kasihan sekali kamu, le."

Damar masih belum sadarkan diri disana.

"Bude, Anna, kalian kenal pemuda ini?" Tanya Bu dokter klinik Asri.

Anna mengangguk.

"Dia mengalami luka cukup berat, tangan dan kakinya sedikit terkilir, dan kami belum bisa memastikan luka dalamnya, peralatan kami sangat terbatas dia harus dibawa kerumah sakit dikota. Tapi ..." Terhenti.

"Tidak perlu dok, saya baik-baik aja." Damar tersadar.

Anna menatap kesal dengan bercucuran air mata yang membasahi di kedua pipinya.

"Gak perlu apanya, aku kann udah bilang kamu pulang, ko ngeyel sih, liat apa yang terjadi sama kamu, mas. Kamu nyaris dibunuh orang. Kenapa gak manut gituh, kalau sudah begini kamu bisa apa, lihat tubuh kamu semua penuh luka, gimana kalau terjadi sesuatu sama kamu," cerocosnya Anna bak memarahi seorang anak yang sudah berbuat kesalahan.

"Pelan-pelan, sayang. Aku sudah baikan ko, apa lagi sekarang ada kamu," goda Damar.

"Sayang! Sayang! Aku pukul lagi baru tahu,"Mencubit perut Damar. Ia terlihat meringis kesakitan namun, tidak bisa banyak bergerak karena sekujur tubuhnya masih mengalami luka-luka.

"Auwww....... Sakit sayang,"

"Gak lucu, ..." Kesal.

Bude Sri dan dokter itu, hanya tersenyum kecil melihat sepasang kekasih yang tengah saling bertengkar dengan gemasnya. Bude dan dokter keluar membiarkan mereka berdua untuk sementara.

"Ko nangis sih, jelek tahu.." ledek Damar.

Tangan Anna melayang begitu ringan respek memukul bagian tangan Damar yang tengah terbalut perban.

"Aduhh....!" Meringis.

"Maaf, maaf, aku gak sengaja."

"Gak apa-apa, ini luka kecil ko."kata Damar.

Anna merasa bersalah dengan sikapnya yang kamarin, ia meninggalkan nya begitu saja, sampai akhirnya terjadilah seperti sekarang.

"Maaf, ini gara-gara aku. Kalau aja aku gak pulang kamu gak bakal sendirian disana. Lagian aku sudah minta kamu pulang, kenapa gak pulang, mas?"

"Kamu lupa, aku bakal pulang kalau kamu juga ikut pulang,"tegas Damar.

"Ngeyel!"

Anna meraba pelan luka jahitan di pelipis Damar. "Sakit banget, ya." Anna ikut merasakan ngilu, serta sakit yang dirasakan Damar.

Seolah tidak secara langsung, alam memang menginginkan mereka untuk tetap bertemu. Bukanya merasa sakit Damar malah tersenyum senang, karena mendapat perhatian dari Anna.

"Aku bersyukur deh, celaka gini."

"Oh, jadi suka dicelakain orang?"

"Ya kalau gak seperti sekarang, mana mungkin kamu mau ketemu aku lagi, iya gak?"

"Ternyata, es batu kaya kamu bisa juga se-nyebelin ini ya."

Tawa Damar cekikikan.

Dia sadar jika sudah lama ia tidak pernah seperti ini."Tapi, suka kan?"

"Enggak!"ketus.

"Sudah jangan menangis, cantik nya hilang."

Anna mengusap airmata nya, seraya tersenyum manis dan memeluk Damar.

"Mas Damar,"peluk lagi Anna tersenyum.

"Panggil sayang dong,"

"Mau aku pukul lagi,"

"Bercanda,"

******

Selama Damar pergi Angga dibuat kelimpungan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk, ia berusaha menghubungi Damar namun panggilannya selalu diluar jangkauan.

Baru satu hari dia pergi tetapi pekerjaan nya tidak ada habisnya, seperti beranak pinak.

"Arghh! Damar, harusnya kan gue yang nemenin Anna di kampung nya, bukan elu..." Berceloteh sendiri.

Ketukan pintu ruangan terdengar, Angga mempersilahkan untuknya masuk.

"Permisi, eh... Ko kamu sih yang disini harusnya kan Damar," ucap Rina teman kantor Damar.

"Dia lagi cuti." Jutek.

"Oh .. oke. Ga, ada yang mau ketemu sama Damar, aku belum pernah lihat tapi, kayak nya dia cukup kenal sama Damar deh," kata Rina.

"Oh ya, siapa? Ditanya gak namanya siapa?"kernyit Angga.

"Enggak sih, lupa."

"Ya udah suruh masuk aja, siapa sih penasaran,"ucap Angga, menyanggah dagu.

"Oke."

Rina mempersilahkan untuknya masuk keruangan, tanpa. Memberitahukan jika Damar tidak ada ditempat.

"Sayang .... Aku mau ajak kamu ma ...-" terhenti.

"Rina salah terima tamu, ternyata yang datang nenek sihir,"umpat Angga malas.

"Ko, adik ipar sih, kakakmu mana?" Duduk bersilang kaki, disofa tanpa dipersilahkan.

Tatap Angga ilfeel, tanpa menggubris pertanyaan dari Bella. Gadis itu sudah terlihat seenaknya diruangan Damar, seolah dia adalah pemilik perusahaan nya.

"Maaf, Damar sedang cuti. Jadi silahkan pergi, saya sedang berkerja." Dengan kemayu Angga sedang mengejek Bella.

"Gak sopan. Kamu ngusir?"tersentak.

"Bukan ngusir. Tapi orang yang kamu cari gak ada disini, lalu kamu mau ngapain disini? Cari aja ditempat lain,"kata Angga, memasang wajah datar.

Bella kesal sikap Angga dan Damar sama saja, tidak ada hangat-hangat nya. "Gak adik, gak abangnya sama aja."kesal. Bella pergi menghentakkan kakinya keluar dari ruangan Damar.

"Bye.. bye..."ejek Angga, dengan tersenyum puas.

.....

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!