Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Brakk..
Dengan seenaknya, Ratna melempar pakaian kotor di hadapan Ayesha yang baru saja selesai membersihkan rumah.
"Enak saja kamu duduk santai, tuh cucian sudah menumpuk!!" Geram Ratna pada menantunya itu.
"Nanti ya Bu, Aku baru saja selesai membersihkan rumah, aku istirahat dulu lima belas menit saja, Bu." Ucap Ayesha.
"Tidak bisa, cepat selesaikan cucian ini. Nanti keburu gak ada matahari dan cucian bisa bau kalau tidak terkena sinar matahari." Titah Ratna tidak ingin di bantah.
Ayesha hanya menghela nafasnya saja, ia tidak bisa membantah apa perkataan sang ibu mertua.
"Buatkan minum dulu untuk tamuku. Jangan lama lama!" Ratna meninggalkan Ayesha begitu saja di dapur.
Ayesha segera membuatkan minum untuk dua tamu ibu mertuanya itu dan segera mengantarkannya.
"Iya, sepertinya menantuku mandul, masa lima tahun menikah dengan Rama tidak hamil hamil." Ucap Ratna pada ke dua temannya itu.
"Kalau begitu Rama bisa menikah lagi, bukankah keturunan itu adalah segalanya, gak kebayang kan jika kita tua nanti gak ada anak yang mengurus kita." Sahut tamunya Bu Ratna.
"Iya, aku juga ingin sekali Rama menikah lagi saja, dengan wanita yang subur dan bisa melahirkan anak untuk Rama." Balas Ratna.
Percakapan Ratna dan kedua temannya terdengar oleh Ayesha, dan Ayesha hanya bisa mengusap pipi nya yang sudah basah karena air mata yang tiba tiba saja keluar dari matanya.
Dengan perlahan Ayesha memberikan air minum dan cemilan untuk kedua tamu mertuanya itu. Terlihat sekali tatapan Ratna yang tidak menyukainya, dan kedua tamunya seolah mengejeknya lewat tatapannya.
Ayesha segera kembali ke dapur dan mencuci pakaian yang tadi ibu mertuanya berikan. Ayesha hanya bersikap pasrah karena tidak ingin melawan orang tua dari suaminya itu.
Setelah dua jam berkutat dengan cucian lalu menjemurnya, Ayesha melanjutkan pekerjaan rumahnya yakni memasak untuk keluarga suaminya dan juga untuk kedua tamu ibunya yang akan makan siang bersama.
Hidup Ayesha bagai di neraka, mertuanya menjadikan Ayesha bak pembantu gratisan yang bisa ia lakukan semena mena.
Bahkan Ayesha juga yang mencuci piring bekas makan tamu tamu mertuanya itu, di hadapan tamu tamu mertuanya itu pun Ayesha hanya di pandang sebelah mata, tidak lebih dari seorang pembantu.
Malam hari Rama kembali dari bekerja, semakin hari Rama semakin pulang larut malam dan beralasan jika dirinya sedang lembur bekerja. Bahkan Rama sudah hampir satu bulan tidak lagi menyentuh Ayesha, padahal dulu, Rama tidak pernah absen menyentuh Ayesha. Mereka menikah muda di saat baru masuk kuliah, Ayesha yang saat itu tidak di restui oleh orang tuanya memilih pergi meninggalkan kedua orang tuanya hanya karena memilih Rama dan berhenti dari bangku kuliah. Sementara Rama, tetap berkuliah sambil bekerja untuk menafkahi Ayesha. Beruntung Rama memiliki bea siswa yang menbuat dirinya bisa kuliah dengan mudah dan tanpa ada biaya sama sekali.
Lima tahun menikah, mereka belum juga di karuniai seorang anak, kini Rama sudah bekerja di sebuah perusahaan dengan jabatan yang cukup tinggi yakni sebagai manager pemasaran. Sementara Ayesha hanya menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga biasa.
"Kamu belum tidur? Aku kan sudah bilang jangan menungguku pulang." Kata Rama pada Ayesha sambil membuka kemejanya.
"Mas, aku mununggmu untuk bicara."
"Bicara soal apa? Nanti saja, aku lelah."
"Mas mau makan dulu?"
"Tidak, aku lelah dan ingin beristirahat, kerjaanku sedang padat." Ucap Rama tanpa melihat ke arah Ayesha.
Ayesha memungut pakaian Rama yang tercecer dan membawanya ke keranjang, namun ia mencium aroma asing yang tercium dari pakaian yang tadi Rama pakai.
Perlahan Ayesha menghirup aroma wangi asing itu, Ayesha meyakini jika ini bukanlah wangi suaminya. Ayesha ingin sekali menanyakannya namun Rama sudah tertidur dengan posisi membelakangi Ayesha.
Ayesha lebih memilih ke luar kamar dan mengambil air minum untuk dirinya sendiri, ia melihat sang Kakak ipar tengah menikmati kue dari toko kue terkenal.
"Kamu belum tidur, Yes." Tanya Mira basa basi.
"Belum, Mba. Mau ambil air minum dulu." Jawab Ayesha.
"Mau kue gak nih? Rama bawain kue tadi." Kata Mira lagi mencoba memanas manasi Ayesha, karna pikir Mira, Ayesha tidak mengetahui jika Rama membawakan kue untuk di rumah.
"Tidak, Mba." Jawab Ayesha dengan sopan. Meski Ayesha sangat ingin memakan kue itu karna sudah lama sekali Ayesha tidak memakan kue mahal dan enak seperti itu. Namun Ayesha memilih diam karena merasa sesak, Rama tidak memberitahunya jika membawakan kue dan malah iparnya yang lebih tau terlebih dahulu bahkan menikmatinya duluan.
Ayesha segera kembali ke kamar dan naik ke atas ranjang yang sama dengan Rama. Ia melihat punggung Rama yang membelakanginya, berbagai pertanyaan muncul di benaknya, mengapa Rama bisa berubah seperti ini, batinnya.
Dalam hati Ayesha timbul sedikit penyesalan, penyesalan yang mungkin tidak akan berguna untuknya. Menikah saat usia muda dan masih mengedepankan emosi. Padahal dulu Ayesha begitu di ratukan oleh kedua orang tuanya, namun kini Ayesha hidup layaknya pembantu yang gratisan.
Pagi hari, Ayesha bangun dan segera berkutat di dapur, ia memasak nasi goreng untuk sarapan seluaruh keluarga suaminya bahkan menyiapkan teh, kopi ataupun susu untuk setiap orang. Ayesha segera kembali ke kamarnya setelah selesai memasak dan menyiapkan pakaian suaminya untuk bekerja.
Rama melihat ke arah Ayesha yang terlihat lusuh di pagi hari. Membuat Rama malas sekali melihat istrinya itu.
"Tidak bisakah kamu mandi pagi dan berdandan sebelum aku berangkat bekerja?" Tanya Rama dengan sinis. "Lihatlah dirimu, masih memakai pakaian tidur, rambut acak acakan dan bau dapur."
Ayesha menghela nafas. "Ayo kita mengontrak rumah, Mas. Bukankan sebagai manager kamu bisa mengontrak rumah bahkan bisa mengambil rumah dengan sistem KPR?" Tanya Ayesha yang sedari semalam ingin membicarakan hal ini.
"Lalu Ibuku bagaimana?"
"Kan ada Mbak Mira, Mas."
"Aku anak laki laki, aku bertanggung jawab pada Ibuku."
"Tapi aku juga istrimu, Mas. Aku juga ingin di hargai. Kamu kan tidak tau perlakuan Ibu dan Mbak Mira ke aku bagaimana."
"Memang Ibu sama Mbak Mira ngelakuin hal apa sama kamu?" Tanya Rama menyelidik.
"Semua pekerjaan rumah aku yang pegang, Mas. Bahkan pakaian Mbak Mira, suami dan anaknya juga aku yang cuci gosokan. Apa itu pantas, Mas?" Tanya Ayesha mengeluarkan unek uneknya.
"Ya sabar saja sih, mereka kan keluargaku, itu tandanya keluargamu juga."
"Aku kurang sabar apa lagi, Mas? Selama lima tahun aku bahkan tidak di anggap keluarga, melainkan seperti pembantu gratisan di rumah ini. Aku ini istrimu, Mas."
"Sudahlah Yes, jangan berlebihan." Sentak Rama. "Masih pagi kamu sudah bikin aku pusing, harusnya kamu intopeksi diri. Lihat dirimu sekarang di depan cermin, kamu layak di sebut istriku atau di sebut pembantu di rumah ini?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tes ombak dulu ya, ada yang mampir kesini gak nih?
semangat terus Thor... 😀😀💪