Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
.....
mama Reina terkejut dengan Aluna yang mendorong brankar rain, gaun hitam gadis itu di nodai dengan darah yang banyak, bahkan putranya kini tak sadarkan diri
"Aluna..."
"tante"
kedua wanita itu menatap dokter yang mendorong brankar rain masuk ke dalam ICU
brugh
Aluna tumbang tepat di hadapan Reina, lio, tio dan Rio menatap sendu gadis itu, ia berderai air mata
"tante maafin Aluna hiks, harusnya alun tau semuanya sejak awal" tangis Aluna
grep
"sayang, jangan salahkan diri kamu, ini semua sudah terjadi, rain ingin sembuh sejak kamu hadir, tapi tak ada kemungkinan ia sembuh yang ada ia semakin drop dari hari ke hari, makanya rain meminta kami semua menyembunyikan ini dari kamu" lirih mama Reina mengusap pipi Aluna
"tapi ini nggak adil tante hiks ini nggak adil, Aluna nggak Terima semua ini, kalian jahat, hiks kalian jahat" tangis Aluna
tak lama mama aiya dan papa Morgan juga tiba, mereka mendapatkan informasi dari lita, betapa terkejut nya mereka melihat putri mereka benar-benar terluka
"LIO!! RIO!! TIO!! KENAPA KALIAN JAHAT SAMA AKU HAH?!! KENAPA KALIAN IKUT IKUTAN MENYEMBUNYIKAN KONDISI RAIN DARI AKU?!! HAH!! KENAPA?!!!" bentak Aluna penuh rasa frustasi
"kenapa? hiks kenapa seandainya aku tau dari awal aku nggak akan biarkan rain seperti ini" tangis Aluna
"sayang" lirih mama aiya tak sanggup melihat penderitaan putrinya itu
"mama hiks, rain ma"
"nggak papa menangis lah, tumpahkan semuanya, nggak masalah"
Aluna memeluk mamanya dan mulai menangis histeris, ia benar-benar kecewa sekaligus takut, ia kecewa dengan keputusan rain tapi ia juga takut dengan kondisi rain saat ini
"Aluna kami semua i-"
ayah stefan melihat sahabat anak sambung nya itu, ia menggeleng meminta mereka tak meneruskan apapun untuk di jelaskan pada Aluna, saat ini aluna tak bisa menerima apapun termasuk penjelasan
lama kelamaan tangisan Aluna mulai mereda, namun mama Reina bisa melihat penderitaan di mata gadis itu, itulah salah satu alasan rain tak mau Aluna tau ia tak mau, mata penuh kebahagiaan itu menjadi sendu karena kondisinya
"Aluna pulang dulu ya ganti bajunya sayang?" bujuk mama Reina
"nggak ma, alun akan pulang setelah bertemu rain"
Aluna berbicara dengan penuh kekosongan, semua orang juga khawatir dengan kondisi rain tapi mereka masih mempunyai tugas dari rain, memastikan Aluna nya selalu baik baik saja
Tiga jam lamanya dokter berusaha memperjuangkan hidup rain akhirnya ia keluar dan akan memberikan informasi pada keluarga rain
"bagaimana?" tanya Mama Reina
"persis seperti keadaan pak Flot dulu, pasien tak memiliki harapan lagi untuk bertahan lebih lama, kondisinya sudah sangat buruk, Aluna, kamu pasti masih bingung kan? rain sama seperti almarhum papanya, mereka menderita Kanker darah, Kanker jaringan pembentuk darah yang menghambat kemampuan tubuh melawan infeksi"
"kondisi tubuh rain sudah tak memungkinkan ia bertahan lebih lama, hanya mampu bertahan dalam hitungan jam atau mungkin lebih cepat"
Aluna terdiam, air matanya kembali mengalir meskipun kali ini tanpa suara, mama Reina sebenarnya ingin menemui rain tapi ia tau ada seseorang yang sangat terpukul
"Aluna masuklah, temui rain sayang, kami biarkan kalian bersama sebelum kami juga masuk"
Aluna berdiri, ia memasuki ICU dengan tubuh yang bergetar, tatapannya memburam karena air matanya yang terus tumpah
namun hatinya kian menjerit melihat pria yang sangat ia cinta terbaring dengan alat yang membantunya bertahan dalam waktu singkat ini
Aluna segera duduk di kursi yang telah di siapkan tepat di setelah rain, ia meraih jemari rain kemudian meletakkan nya di pipinya
"hiks rain kamu jahat" lirih Aluna
"hiks rain"
Aluna menenggelamkan wajahnya pada selimut rain dan menumpahkan tangisnya, benar-benar pilu dan penuh keputus asaan
tangis Aluna seakan alarm bagi rain untuk membuka matanya
"Aluna" lirih rain
"alun"
"sayang?" lembut rain mengusap surai Aluna yang masih menangis
"hei" lembut rain
"rain" lirih Aluna menggenggam tangan rain yang mengusap pipinya
"kamu percaya kehidupan berikutnya kan? aku janji akan mencintaimu seumur hidup ku nantinya, aku mencintaimu Aluna"
"rain jangan begini, kamu kan setuju jadi calon menantu mama, dan calon suamiku"
"hanya calon Aluna, bukan suami dan menantu, aku tak akan sampai ke sana, aku akan segera istirahat bersama papa"
Aluna kembali menumpahkan air matanya, rain terluka melihat mata yang selalu menjadi matahari di kehidupan yang gelap ini berubah menjadi gelap seperti hidupnya
"jangan menangis"
ceklek
"sayang?"
"mama" lirih rain
"ma... rain akan bertemu papa ma, rain rindu papa"
"apa apaan kamu?! jangan seperti itu!!!" bentak ayah stefan
"ayah.... jaga mama untukku"
"ayah akan menjaga mama, bahkan kamu, kamu anak ayah juga"
rain terkekeh kemudian aluna sedikit tenang, namun Aluna menatap rain yang terus menggenggam tangannya seperti kebiasaan pria itu selama ini
"Sayang? sebaiknya pulang ganti baju kamu lalu kembali ke sini" bujuk mama aiya
"iya, kamu bau" ledek rain
"ngga mau, biarin" sinis Aluna
"balik aja, aku akan menunggu kamu"
cup
Aluna mengecup kening rain seperti yang suka rain lakukan pada Aluna, gadis itu kemudian berpamitan dan segera kembali ke rumah nya untuk mengganti pakaian nya
dua jam berlalu tapi aluna tak kunjung kembali, bahkan ponselnya tak bisa di hubungi
"ma... Aluna mana ma?" lirih rain
"sayang mama juga nggak tau Aluna kemana, tenang tante aiya terus menghubungi Aluna"
"ma... rain nggak kuat lagi ma" lirih rain mulai kesulitan berbicara
"rain! jangan seperti ini sayang!! kamu janji akan menunggu Aluna!!"
"ma...." lirih rain
sementara Aluna....
Aluna buru-buru berkendara agar segera tiba di rumah sakit, ponselnya bergetar dan itu adalah panggilan dari mamanya, Aluna berniat mengangkat panggilan mamanya namun ponselnya terjatuh
"ya ampun"
Aluna menunduk untuk meraih ponselnya, namun ia sedikit kesulitan sebelum akhirnya berhasil
"akhirnya"
"AAAKHHHHH"
Aluna tak memerhatikan rambu lalu lintas, lampu mereh sudah menyala namun Aluna masih tancap gas karena sibuk mengambil ponselnya tadi, ia baru menyadari saat sebuah truk besar menghantam mobilnya dari samping
.....
"tante!! Aluna kecelakaan tante!!" panik lita saat tak sengaja melihat korban kecelakaan yang sekarang di larikan ke ICU
"apa?! lalu di mana Aluna lit?"
"dia akan segera mendapatkan penanganan Di ICU tante"
tak lama Aluna juga di larikan ke dalam ICU dengan luka yang begitu banyak, bahkan gadis itu berlumuran darah, mama Reina yang ketakutan dengan kondisi rain kian terkejut dengan Aluna yang sudah tak sadarkan diri
brugh
"Papa hiks putri kita pa!! Aluna hiks Aluna"
dua dokter berbeda berusaha mengembalikan detak jantung kedua pasien itu dengan alat defibrillator, berkali-kali mereka melalukan nya namun hasilnya tetap sama
jantung Aluna tak lagi berdetak yang dimana ia dinyatakan telah meninggal dunia, begitupun dengan rain, jantung nya sudah berhenti berdetak maka berarti ia juga telah meninggal
brugh
"papa hiks" tangis mama aiya mengetahui Aluna tak selamat
sedangkan mama Reina juga sama shock nya, ia pikir ia akan bisa mengobati rindunya kelak pada sang putra jika merindukan rain, tapi mereka berdua memutuskan untuk pergi bersama
"Rain, Aluna nggak mau, dia mau ikut dengan lu, sekarang lu harus tanggung jawab, kalian harus bersatu lagi di kehidupan berikutnya dengan hidup yang lebih baik" batin Rio meneteskan air matanya
. .......
bersambung
Aluna Xander
Rainza
Rio
Lio
Tio
Lita
Lili
Kia