seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
misi
Mohon lebih Bijak di Bab yang ini ya teman - teman disini sedikit ada kekerasan nya.. Maaf..
Drrtt
" Hm" Jawab Jenna pada anak buahnya yang baru saja menelpon.
" (_________) "
" Oke"
Tut
" Kenapa? " Tanya Milla pada Jenna yang terlihat sedang serius.
" Bawa laptop kesini. " Perintah Jenna pada Milla.
Tanpa menjawab Milla langsung masuk Ke dalam kamar Jenna yang ada di apartemen itu. untuk mengambil Laptop Jenna.
" Ini Jenn" Ucap Milla memberikan Laptop Jenna.
Kelima pria itu saling lirik, ada sedikit aneh dengan sikap Jenna langsung berubah dingin. Mereka memperhatikan gerakan jari lentik Jenna yang begitu lincah di laptop tersebut. Satu kejutan lagi bagi kelima pria itu. Ternyata selain jago beladiri Jenna juga ahli dalam perhackaran situs, dengan gampangnya Jenna memantau menulusuri jalan seseorang yang sedang mereka incar. Ya siapa lagi kalau bukan guru Psychopath itu.
" Dia mulai beraksi sekarang. " Ucap Jenna pada semua orang yang terlibat dalam apartemen itu.
" Ah sial berarti.. Oh tidak ayo kita secepatnya kesana. " Ucap Milla baru mengingat Siapa target selanjutnya itu.
" Maksud Lo apaan Mil? Nggak ngerti gue. " Tanya Rafa pada Mila.
" Tadi siang itu kita nggak sengaja dengar siswi itu sedang menceritakan si guru aneh itu loh, dia bilang Raisa anak IPA itu sedang dekat bangat sama si guru itu. Gue rasa itu... " Ucap Milla menebak siapa gadis yang sedang ia gendong seperti karung itu.
Tanpa banyak kata Jenna langsung bergerak menuju ke tempat letak senjatanya untuk pergi ke sana. Kelima pria langsung melongo melihat begitu banyak senjata yang di letakkan di bawah sofa yang ia duduki tadi.
" Ambil buat pegangan kalian! Kita bergerak sekarang. " Ucap Jenna memberi arahan pada kelima pria itu.
Tapi yang membuat mereka terkejut lagi Milla dengan santainya mengambil satu pistol dan dengan lihainya mengisi langsung amunisi pistol tersebut dan memasukkan ke dalam Jaketnya.
Dengan arahan Jenna mereka satu persatu juga mengambik beberapa senjata untuk mereka pakai.
" Tetap lah berhati-hati, karena dia bukan lah orang sembarangan. Dan jangan mati! " Ucap Jenna memperingati kelima pria itu.
" Gila.. Men! Aura Buketu lebih serem dari Ketua kita. " Bisik Willy pada Bryan.
Setelah persiapan selesai, Jenna memberikan mereka satu persatu permen yang di buat dengan tangan nya sendiri, itu bukan permen biasa, terdapat beberapa fungsi di dalam permen tersebut untuk di jadikan penangkal racun. Setelah itu mereka langsung berangkat menuju sekolah.
****
Di sekolah
" Kita bagi dua kelompok, kita bagi tugas Oke. Gue, Rafa, Bryan akan masuk ke dalam sana sebelah utara, Milla, Putra, Aska akan masuk ke dalam ke arah selatan. " Ucap Jenna memberi instruksi.
" Kenapa Gue harus masuk kelompok sama Milla? Kenapa nggak sama kamu saja baby? Tukar - tukar gue nggak mau pisah sama kamu baby. " Protes Aska pada instruksi Jenna tadi.
Semua sahabat Aska sampai melongo mendengar sang ketua baru pertama kali mereka mendengar bahwa ketua mereka mengeluarkan perkataan nya yang begitu panjang. Karena selama ini mereka hanya mendengar satu dua kata saja. Nah ini.. Sungguh membagongkan bagi mereka.
Mendengar protes Aska membuat Jenna sampai memutar bola mata dengan malas.
" Diam jangan banyak protes Oke. Silakan silent HP kalian agar tidak ketahuan. Ayo kita masuk sebelum terlambat. " Ucap Jenna yang tak ingin banyak di bantah.
Jenna, Rafa, Bryan berjalan sesuai dengan arahan Jenna. Mereka menyelinap ke sebuah ruangan belakang sekolah yang biasa nya dijadikan tempat gudang bangku dan Meja sekolah yang sudah tak terpakai.
Sedang kan di dalam sebuah ruangan yang terbau anyir terdapat sepasang manusia yang berbeda usia. Ya siapa lagi kalau bukan Danu sebagai Guru baru yang akan di incar oleh Jenna dan yang lainnya, sedang kan yang perempuan nya Raisa yang akan menjadi mangsa Danu selanjutnya.
Tanpa mengeluarkan suara Jenna memberi arahan ke arah Bryan dan Rafa untuk segera masuk ke dalam sana dengan kode mata dan tangannya. Karena mereka melihat Danu masuk kedalam sambil menggendong seorang gadis yang masih saja memakai seragam sekolahnya itu. Sampai di dalam sana mereka bertiga terdengar suara sepasang manusia yang sedang berdebat di dalam sana.
" Pak.. Aku mohon jangan sakiti saya.. Lepas kan saya Pak saya mau pulang. " Mohon Raisa sambil terisak - isak minta di lepas kan oleh Danu.
" Hi.. Hi.. Hi.. Kenapa cantik? Hihi.. Hi.. Nanti ya pulangnya Aku mau kita bersenang-senang dulu disini Hi.. Hi.. " Ucap Danu menatap horor Raisa seraya memainkan ujung rambut Raisa.
" Tidak jangan Pak.. Hiks... Hiks.. Tolong.. Tolong Aku.. " Teriak Raisa meminta tolong karena Raisa sudah mulai ketakutan saat Danu sudah mulai membuka gesper celana nya di depan nya.
Plak
Merasa kesal dengan teriakan Raisa akhirnya Danu menampar dengan keras wajah Raisa sampai tertoleh ke arah kanan.
" Hi.. Hi.. Jangan takut sayang nikmati lah. Ini pasti nikmat sekali.. Bukannya tadi kamu sangat gencar menginginkan saya? Nah sekarang kamu sukses nih.. Ayo lah sayang...? " Bujuknya pada Raisa seraya tersenyum Devil. Yang terlihat menyeramkan.
Melihat wajah ketakutan Raisa semakin membuat Danu menjadi lebih semangat untuk memainkan Raisa.
" Tidak.. Jangan lakukan itu.. Hiks.. Hiks.. " Ucap Raisa seraya menggeleng kepala karena Danu sudah mulai menyatukan milik nya ke milik Raisa.
" Hiks.. Hiks.. Jangan sakit... Tolong... " Rintih Raisa mulai kesakitan pada saat Danu mulai memasukinya dengan paksa yang masih terasa sempit.
" Hi.. Hi.. Menangis lah sayang.. Suara mu sangat terdengar sangat indah di telinga ku ini. Hi.. Hi.. " Ucapnya sedikit kesusahan memasuki milik Raisa.
Dari balik dinding Jenna paham apa yang akan di lakukan Danu pada Raisa. Tidak ingin mendapat korban dari sekolahnya Jenna meminta Rafa dan Bryan tetap menunggu di depan pintu karena ia yakin Danu bukan hanya dia saja ada di sini. Maka dari itu Jenna meminta mereka berdua untuk berjaga-jaga.
Brak
Dengan satu tendangan pintu sukses terbuka oleh Jenna. Membuat aktivitas Danu terhenti, dan langsung melirik Ke arah Jenna. bukannya marah pada Jenna malah membuat Danu lebih senang lagi karena melihat satu perempuan nekad masuk mencari masalah dengannya, ia merasa mendapatkan mangsa baru tanpa bersusah payah mencarinya malah mangsa datang sendiri. Ia tidak tahu saja Jenna bukan lah perempuan biasa.
" Brengsek! Manusia biadab kau! " Teriak Jenna melihat kelakuan keji Danu pada Raisa. Tapi Jenna tidak ingin gegabah ingin menahan serangan nya terlebih dahulu.
" Wah.. Kau berani juga mencari ku cantik.. Ayo kita bermain - main Hi.. Hi.. " Dengan senang hati Danu mengajak Jenna ikut menikmati permainannya.
Danu tidak tahu saja gadis yang ada di depannya ini lebih memiliki kelicikan bahkan ia juga memiliki jiwa psychopath sama dengannya juga.
" Benarkah.. Wah.. Tapi.. Sudah kau pastikan darah mu itu manis atau tidak? Aku takut darah mu itu tidak enak? Aku nggak suka kalau darah mu itu nanti pahit? Nanti aku muntah bagimana? " Tanya Jenna mengintimidasi Danu.
" Atau.. Gimana aku sedikit bermain dengan daging paha kamu itu atau gimana kalau dengan usus - ususmu itu? Sedikit aja untuk aku blender biar menikmati Jus Paha mu itu? Aku rasa enak? Gimana mau kan? " Tanya Jenna sedikit membuat wajahnya terlihat seperti gadis manja dan menjilati bibir tipis nya itu.
Tapi tidak dengan langkahnya untuk mendekati Raisa yang sedang terikat di kursi itu ketika melihat Danu yang sedang terpaku dengan ucapannya, ia memanfaatkan keadaan untuk menyelamatkan Raisa dari Danu secepatnya.
Kali ini Danu yang terpaku dengan ucapan Jenna, bukannya takut dengannya malah memancingnya dengan senyuman menyeringai nya lagi.
Glek
Di balik pintu Rafa dan Bryan yang sedang berjaga-jaga mendengar ucapan Jenna dengan Danu membuat bulu kuduk mereka berdua berdiri dan merinding horor.
semangat Thor