Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12. Kejutan besar
***Kolam renang Hotel W***
Para tamu undangan menghindari tatapan mata tajam Dian. Bagaimana mungkin Dian sengaja mengulang perbuatan jahatnya di depan umum? Mereka mulai mencurigai perkataan Gisel tadi. Stefan pun lebih mempercayai perkataan Dian dari pada Gisel.
Kali ini tidak ada satu orang pun yang melompat ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan Gisel sehingga gadis muda itu terpaksa naik sendiri ke atas permukaan kolam renang.
Dian meraih gelas anggur merahnya dari atas meja dan menuangkan isinya di atas kepala Gisel dengan cepat.
"Ah! Dasar wanita gila!" pekik Gisel.
"Ini bonus untukmu. Aku masih ada kejutan besar untukmu nanti!" ucap Dian.
Dian meninggalkan kolam renang menyusul Chandra ke dalam ballroom. Para tamu undangan yang berkumpul di sana pun berpencar. Mereka tidak berani mencampuri urusan Dian, wanita yang menjadi pendamping Chandra Wijaya ke jamuan makan malam spesial ini karena tidak ingin berurusan dengan Chandra di kemudian hari.
Gisel berjalan menghampiri Stefan dengan penampilan menyedihkan. Gaun hitam seksinya penuh bercak anggur merah. Seorang waiter hotel memberikan handuk kering ke Gisel.
"Fan!" panggil Gisel dengan suara memelas.
"Tadi kamu melompat sendiri ke kolam renang?" tanya Stefan sambil menatap tajam Gisel.
"Tidak! Aku tidak mungkin menuduh Dian. Kamu lihat sendiri dia sangat membenciku," jawab Gisel.
"Aku akan meminta Luis mengantarmu pulang duluan," ujar Stefan.
"Fan. Aku menunggumu di mobil saja. Tante Laura bisa mengomeli mu terus menerus jika tahu aku pulang sendiri," ucap Gisel.
Gisel tidak mungkin membiarkan Stefan dan Dian mempunyai kesempatan untuk berdua ketika dia tidak ada, tetapi penampilannya yang berantakan saat ini membuatnya harus meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
Apa lagi Gisel masih mengingat jelas ancaman Dian kepadanya tadi. Sebuah kejutan besar dari Dian sudah menantinya sehingga Gisel merasa ketakutan.
"Tunggu aku di mobil sebentar," jawab Stefan setelah berpikir sejenak.
"Baiklah," jawab Gisel dan meninggalkan kolam renang sambil tersenyum lega karena rencananya untuk mengajak Stefan pergi dari tempat ini berhasil, sedangkan Stefan menelepon Luis untuk menjemput Gisel di lobi Hotel W sekarang.
***
Stefan berpamitan ke penyelenggara acara terlebih dahulu, lalu mencari keberadaan Dian. Stefan ingin menjelaskan kesalahpahaman Dian terhadap hubungannya dan Gisel.
Stefan mempercepat langkah kakinya ketika melihat Dian duduk santai sambil menikmati cake dessert. Tepat saat Stefan ingin memanggil Dian, gadis muda itu bersin karena kedinginan. Chandra segera melepaskan jas nya dan memakaikannya ke pundak Dian, lalu menggosok-gosok tangan Dian dengan lembut.
Wajah Stefan menjadi muram seketika melihat Dian tersenyum manis menatap Chandra.
"Ada apa CEO Stefan?" tanya Chandra, ketika menyadari kedatangan Stefan yang berdiri di dekat mereka.
Dian pun ikut melirik ke arah Stefan sekilas dan tersenyum sinis. "CEO Stefan ingin mencari perhitungan denganku kah?" tuduh Dian tanpa basa-basi.
Dian memang sengaja menyiram anggur merah ke Gisel karena yakin Gisel dengan penampilan berantakan akan segera meninggalkan jamuan makan malam spesial ini bersama Stefan, tetapi Stefan malahan muncul di hadapannya sekarang.
Stefan semakin marah mendengar tuduhan Dian. Pandangan matanya jatuh ke tangan Chandra yang masih menggenggam erat tangan Dian.
"Dian. Kamu telah berlaku kasar ke Gisel. Kamu harus minta maaf dengannya," ucap Stefan spontan.
Hubungan yang tidak jelas antara Chandra dan Dian membuat Stefan melupakan niat semulanya yang ingin menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Dian.
"Bagaimana jika aku tidak mau? Kamu akan mendorongku ke kolam renang?" tantang Dian sambil menatap tajam ke Stefan.
"Terserah kamu!" ujar Stefan dengan ketus dan meninggalkan ballroom dengan cepat.
Dian melanjutkan mencicipi cake dessertnya, sedangkan Chandra menatap intens Dian untuk membaca ekspresi wajah adik kesayangannya.
"Dian masih menyukainya?* tanya Chandra secara tiba-tiba.
"Tidak!" jawab Dian dengan cepat.
"Dianku paling hebat!" ucap Chandra sambil membelai kepala Dian dengan lembut.
"Kak Chandra, kejutan besar itu sudah dipersiapkan?" tanya Dian.
"Tentu saja," jawab Chandra dengan yakin.
***
Luis segera membukakan pintu mobil mercedes benz untuk Stefan, lalu masuk ke dalam mobil bagian pengemudi dan bersiap untuk mengemudikan mobil meninggalkan Hotel W.
"Pak Stefan. Saya antar nona Gisel pulang sekarang?" tanya Luis sambil menoleh ke belakang.
"Iya," jawab Stefan dengan wajah tanpa ekspresi.
Gisel yang duduk di samping Stefan memegang erat handuk yang menutupi penampilan gaun malamnya yang berantakan. Gisel bisa merasakan Stefan sedang marah dan menebak-nebak di dalam hati apa penyebabnya.
Mobil mercedes benz hitam melaju pelan meninggalkan Hotel W.
"Berhenti!"
Teriakan Stefan membuat Luis menghentikan mobil secara tiba-tiba. Luis menoleh ke arah Stefan dan mengikuti arah pandangan pria muda itu.
Layar LED Hotel W menampilkan video dua wanita dengan gaun pesta berwarna hitam dan merah. Wajah mereka berdua ditampilkan tidak jelas, tetapi Luis yakin wanita bergaun hitam di dalam video adalah Gisel.
Stefan melihat saksama video itu secara keseluruhan tanpa mengedipkan mata satu kali pun agar tidak melewatkan hal terkecil di dalam video itu.
Terlihat jelas Gisel menghampiri Dian dan mengajaknya berbicara, lalu Gisel melompat sendiri ke dalam kolam renang, bukan didorong oleh Dian seperti pengakuan Gisel sebelumnya.
Luis bisa menebak Gisel mencari masalah di acara jamuan makan malam spesial ini, tetapi Luis tidak mengenali siapa wanita bergaun merah yang ingin dijebak oleh Gisel karena wajahnya tidak terlihat jelas.
Sementara tubuh Gisel gemetaran ketakutan dan wajahnya bertambah pucat. Gisel tidak berani menatap ke arah Stefan.
"Ini kejutan besar yang dimaksud oleh Dian," batin Gisel.
Luis turun dari mobil dan berdiri di luar. Sebagai sekretaris pribadi yang sudah bekerja selama lima tahun dengan Stefan, Luis yakin Stefan sangat marah besar kali ini.
***
"Apa salah Dian terhadapmu?" tanya Stefan sambil menatap tajam Gisel.
Ini kedua kalinya Gisel mencari masalah dengan Dian, setelah kejadian foto rekayasa Gisel sebelumnya.
"Aku cemburu! Dia merebutmu dariku! Aku benci dia! Maafkan aku, Yan! Aku melakukannya karena terlalu mencintaimu," jawab Gisel sambil menangis terisak-isak.
Hati Stefan sama sekali tidak merasa terenyuh dengan perkataan Gisel. Wajah dingin dan tatapan tajam Dian muncul di dalam pikiran Stefan saat ini.
Stefan yakin Dian semakin membencinya karena tadi dirinya telah menyuruh Dian meminta maaf kepada Gisel. Padahal Dian tidak bersalah sama sekali dan Gisel pantas mendapatkan balasan dari Dian atas perbuatan jahatnya.
Gisel semakin panik dan cemas karena Stefan mengacuhkan dan terlihat jelas tidak menerima alasan serta permintaan maaf darinya.
"Fan. Aku akan pulang ke Las Vegas besok," kata Gisel.
"Selamat jalan," ujar Stefan dengan singkat.
Wajah Gisel semakin pucat mendengar jawaban Stefan. Padahal dirinya hanya berpura-pura mengatakan hal itu dengan harapan Stefan mencegahnya.
Gisel berpikir keras bagaimana menyangkal ucapan yang baru saja dikatakan olehnya.
"Aku…aku ada pertunjukkan di Las Vegas selama sebulan," kata Gisel dengan suara kecil.
Stefan memalingkan wajahnya ke samping dan mengetuk kaca jendela mobil. Luis segera masuk kembali ke dalam mobil mercedes benz.
Sekretaris pribadi itu segera melajukan mobil menuju kediaman Gisel terlebih dahulu, sebelum ke Mansion Bramasta.
Selama perjalanan Gisel tidak berani berbicara lagi. Gadis muda itu ingin menggunakan kepergiannya selama sebulan untuk meredakan kemarahan Stefan.
Gisel yakin Stefan sudah melupakan kejadian hari ini satu bulan kemudian. Akan tetapi, selama kepergiannya harus ada yang mengawasi agar Dian tidak rujuk dengan Stefan.
"Sia!" kata hati Gisel.
Gisel tersenyum samar dan merasa tenang. Anastasia sangat membenci Dian sehingga bisa membantunya menghalangi Dian mendekati Stefan selama dirinya berada di Las Vegas.
***
TERIMA KASIH SEMUA DUKUNGANNYA READERS TERCINTA.
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE