"Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota" peribahasa ini tidak tepat bagi seorang Arini, karena baginya yang benar adalah "kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu mertua" kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan kehidupan rumah tangga Arini, yang harus hancur akibat keegoisan mertuanya.
Tidak semua mertua itu jahat, hanya saja mungkin Arini kurang beruntung, karena mendapatkan mertua yang kurang baik.
*Note: Cerita ini tidak bermaksud menyudutkan atau menjelekan siapapun. Tidak semua ibu mertua itu jahat, dan tidak semua menantu itu baik. Harap bijak menanggapi ataupun mengomentari cerita ini ya guys☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ENAM BELAS
Dengan cepat Sandra membuka kimono tidur yang dia pakai dan melemparkannya begitu saja, hingga dalam sekejap Alfian bisa melihat sebagian tubuh Sandra yang hanya tertutup lingerie seksi berwarna wine, yang sangat tipis dan transparan, hingga Alfian bisa melihat sekilas bayangan tubuh Sandra yang sintal dan berisi.
Perasaan Alfian semakin tak karuan. Jantungnya pun berdegup semakin kencang, apalagi saat dia melihat bagian dada Sandra yang montok, tampak menyembul keatas. Alfian memalingkan mukanya. Hatinya ingin sekali pergi dari sana, tapi tubuhnya merasakan sebaliknya.
Kendati begitu, Alfian masih bisa mengontrol dirinya. Dia berusaha bangkit, tapi lagi-lagi Sandra berhasil menghentikan perlawanan Alfian. Dia nekat melepaskan lingerie yang melekat ditubuhnya, hingga dalam sekejap, Alfian bisa dengan jelas melihat tubuh polos Sandra tepat di depan matanya. Tubuh Alfian semakin bereaksi. Bagian bawah tubuhnya semakin menegang. Bagaimanapun dia adalah laki-laki normal.
"Aku mohon Alfian, jangan menolakku. Aku sangat kedinginan. Kamu tahu sendiri Alfian, aku sudah lama tidak merasakan kehangatan dari seorang laki-laki. Aku mohon padamu, malam ini saja, kamu berikan aku kehangatan itu." Ucap Sandra merayu Alfian yang tiba-tiba terdiam mematung, tanpa mengatakan apapun.
Melihat reaksi Alfian yang diam saja, Sandra tersenyum dalam hati. Dia yakin Alfian pasti sudah terpancing
Tangan Sandra bergerak menuntun kedua tangan Alfian ke arah dadanya. Alfian sempat menepis, tapi Sandra tidak menyerah. Dia kembali melakukannya, dan kali ini Alfian diam saja. Dia memang sudah dangat terpancing saat ini, membuat Senyum Sandra semakin lebar.
Melihat Alfian hanya diam saja, Sandra semakin berani. Dia mendekatkan dadanya yang sintal ke wajah Alfian, menarik kepala Alfian dengan satu tangan, dan menenggelamkannya disana. Hingga akhirnya Alfian menyerah. Imannya goyah. Dia tak sanggup lagi menahannya.
Usaha Sandra memancing Alfian berhasil dengan mudah. Alfian yang sudah dikuasai nafsu, seolah lupa pada janjinya yang tidak akan pernah menyentuh Sandra. Alfian yang tadinya hanya diam, justru mencumbui Sandra dengan gencar, membuat Sandra sangat senang, hingga akhirnya Alfian pun melakukannya. Dia mengingkari janjinya pada Arini.
Tak hanya sekali, malam itu mereka melakukannya berkali-kali.
"Kamu ternyata sangat hebat Alfian." Ucap Sandra memuji Alfian, yang berbaring disampingnya. Alfian tidak menyahuti. Dia teringat pada Arini. Ada rasa penyesalan saat ini dihatinya, karena tidak bisa menahan hawa nafsunya, tapi disisi lain, diapun merasakan kepuasan dari Sandra malam itu.
"Setelah ini aku yakin, kamu tidak akan lagi menolakku Alfian. Lihat saja, aku akan membuatmu ketagihan, dan melupakan istri kamu yang kampungan itu. Jangan panggil aku Sandra jika aku tidak bisa melakukannya." Gumam Sandra dalam hatinya.
.....
Sandra membuktikan ucapannya. Dia benar-benar berhasil membuat Alfian ketagihan dan menurut padanya. Kini Alfian, jarang pulang ke rumah Arini karena dia lebih sering menghabiskan waktu bersama Sandra.
Sandra benar-benar memanjakan dan selalu bisa memuaskan Alfian saat di ranjang. Tak hanya di ranjang, Sandra bahkan memanjakan dan memperlakukan Alfian seperti seorang raja, bahkan kini Alfian diberi jabatan penting , sebagai wakil dari pemilik peternakan itu, membuat Alfian perlahan mengabaikan Arini dan anak mereka.
Alfian mulai membandingkan Arini dan Sandra, juga kehidupan yang dia lewati saat bersama Arini, dan sekarang dengan Sandra, yang menurutnya jauh lebih enak.
Alfian berubah dan benar-benar lupa pada janjinya, karena pesona Sandra.
"Sayang, kamu kenapa nggak pulang ke rumah Arini?." Tanya Sandra pada Alfian.
"Kenapa?. Apa kamu nggak mau aku disini?."
"Bukan gitu. Dulu kan kamu selalu pulang kesana. Kenapa sekarang jadi jarang?. Kasihan lho Arini. Pasti dia kedinginan. Emang kamu nggak kangen sama dia." Kata Sandra. Dia tentu saja tidak benar-benar kasihan pada Arini, justru sebaliknya dia sangat senang karena merasa Alfian lebih memilih dirinya. Dia hanya ingin mengetes Alfian saja.
"Jangan ungkit yang udah-udah yang penting sekarang aku cuma mau sama kamu."
"Masa sih?."
"Iya...sumpah."
"Kalau emang begitu kenapa kamu nggak ceraikan dia aja sih?. Ngapain kamu punya dua istri, kalau hanya dengan satu istri aja kamu udah merasa puas dan bahagia?. Jadi kan kamu nggak perlu buang-buang duit buat biayain dia." Kata Sandra, berusaha meracuni pikiran Alfian.
" Cerai?" Tanya Alfian.
"Heeh cerai. Kenapa? Kamu nggak mau?." Tanya Sandra.
Alfian diam sesaat, sebelum akhirnya menjawab. "Kalau untuk itu, aku belum kepikiran."
"Kenapa?. Katanya kamu cuma mau sama aku, tapi ...."
"Bagaimanapun Arini sudah banyak berkorban untuk aku dan keluargaku. Jadi, rasanya aku tak tega jika harus menceraikannya. Kecuali....."
"Kecuali apa?." Tanya Sandra
"Dia yang menceraikan aku." pungkas Alfian lalu pergi dari sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
Bersambung 🌿
follow me ya thx all