Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Saat ini Diego sedang duduk sendirian di dalam kamar yang ada di panti asuhan. Sedangkan Vanessa, dia sedang di interogasi oleh Tuan Arthur di ruangan lain.
Nafas Diego memburu, tak beraturan. Mungkin karena dia sedang mencoba untuk mengendalikan emosinya. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali membunuh Tuan Arthur saat ini juga, tapi dia tidak boleh bertindak gegabah. Masih banyak misi yang harus dia lakukan.
"Tenangkan dirimu, Diego. Kamu tidak boleh bertindak gegabah!" Diego mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Pria itu mengepalkan tangannya dengan kuat.
Sementara itu, Tuan Arthur saat ini sedang mengintrogasi Vanessa di sebuah ruangan yang ada di panti asuhan. Walaupun sebenarnya beberapa pengurus panti asuhan termasuk Bu Tasya ingin mencoba untuk menjelaskan kepada Tuan Arthur, bahwa apa yang Tuan Arthur pikirkan sama sekali tidak benar. Namun, sayangnya Tuan Arthur tidak ingin mendengarkan penjelasan dari mereka. Tuan Arthur sudah termakan omongan Sean.
"Oh jadi ini alasan kamu pergi ke kampung Z? Kamu ingin bersenang-senang dengan pria lain, padahal kamu sebentar lagi akan menikah? Bahkan kamu tidur dengan pria itu?" Bentak Tuan Arthur kepada Vanessa.
Vanessa menghela nafas dengan kesal, mengapa ayahnya tega sekali menuduhnya seperti itu. Dia ingin melakukan pembelaan diri.
"Aku..."
Vanessa tidak melanjutkan perkataannya, mungkin karena tiba-tiba saja sebuah ide muncul di dalam benaknya.
Mengapa dia tidak mengiyakan saja? Bukankah dengan dia memanfaatkan Diego, itu artinya dia bisa lepas dari pria brengsek seperti Jerry?
"Iya, aku memang sedang berkencan dengannya. Dan aku juga sering tidur dengannya."
Jawaban Vanessa membuat Tuan Arthur sangat terlihat marah sekali. Wajahnya nampak memerah, dan nafasnya tersengal-sengal.
Plaakk...
Sehingga terdengar suara tamparan yang sangat keras memenuhi ruangan tersebut.
Vanessa membisu, wajahnya terlihat sangat merah sekali. Dia sudah memprediksi hal seperti ini akan terjadi.
Matanya Tuan Arthur memancarkan kemarahan yang luar biasa. Tangannya pun mengepal erat memperlihatkan urat-urat ditangannya.
"Apa kamu gila? Sebentar lagi kamu akan menikah dengan Jerry, tapi kamu malah..."
Vanessa memotong perkataan ayahnya. "Anggap saja aku mengikuti jejak papa. Selama papa dan mama menikah, Papa masih berhubungan dengan wanita di masa lalu papa sampai menghasilkan seorang anak seperti Kak Sean."
Tuan Arthur menjadi gelagapan mendengar pengakuan dari putrinya. Mengingatkan dia dengan kejadian di masa lalu.
"Apa kamu tidak bisa menerima kehadiran Sean? Dia itu anak papa, seharusnya kamu menganggap dia seperti kakak kandungmu sendiri."
Mata Vanessa nampak berkaca-kaca, ayahnya memang lebih menyayangi Sean dibandingkan dengan dirinya. Membuat dia merasa asing terhadap ayah kandungnya sendiri.
"Papa tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah dengan..."
Vanessa memotong perkataan ayahnya. "Bahkan sekarang ini aku sedang hamil."
Vanessa terpaksa berbohong. Dia terpaksa harus memanfaatkan Diego. Walaupun dia dan Diego pertama kali bertemu, tapi sepertinya Diego adalah pria yang baik. Apalagi Diego adalah seorang pria pengangguran, dia bisa membayar pria itu untuk menjadi suami bayarannya.
"Apa? Kamu... kamu hamil? Jangan bercanda Vanessa!" Tuan Arthur membelalakkan matanya.
"Memang kenyataannya seperti itu, Pa. Aku hanya ingin menikah dengan calon ayah bayiku. Apa papa yakin Jerry mau menerima keadaan aku yang sedang hamil anak dari pria lain?"
"Papa sangat kecewa sekali padamu Vanessa." Tuan Arthur sungguh sangat kecewa kepada putri kandungnya itu. Dia memutuskan segera pergi dari sana, dia sangat muak mendengar pengakuan dari putrinya.
Walaupun sebenarnya Vanessa sangat merasa bersalah kepada ayahnya. Tapi dia benar-benar tidak bisa menikah dengan pria seperti Jerry. Lebih baik dia punya suami yang memiliki kepribadian seperti beruang kutub seperti Diego, dari pada menikah dengan pria yang sering tidur dengan banyak wanita seperti Jerry.
Lagian dia berencana untuk menjadikan Diego sebagai suami bayarannya, hanya untuk sementara. Diego adalah seorang pria pengangguran, Diego pasti akan menerima tawaran darinya. Dan Diego juga adalah seorang pria yang bisa berkelahi, itung-itung dia memiliki bodyguard yang bisa selalu melindunginya setiap waktu.
udh ga ada harga itu mah