Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Anti memang lebih dewasa dari segi usia mau pun sikap daripada Diana, bisa dibilang Anti ini anggun.
"Kak Anti, kayaknya Jefri suka deh sama kakak." ucap Asiah tiba².
"Iya kah? Perasaan kamu Asiah." jawabnya biasa saja. Justru kak Anti sukanya sama gurunya hehehe.
"Ini serius kak. Iyakan Diana?" ucap Asiah mencari dukungan kepada Diana. Kalau Asiah tipe suka goda² bercanda, dia belum fokus pacaran maksudnya masih fokus sekolah.
"Hhmm." Diana menjawab hanya dengan deheman. Mereka tidak menyadari jika ada Jefri yang mendengar ucapan mereka dari balik pintu.
"Ternyata Anti tidak punya perasaan apa pun terhadapku. Padahal aku tulus padanya." batin Jefri. Lalu berbalik badan dan meninggalkan tempat tinggal perempuan.
"Kamu kenapa Jef, keluar dari hunian wanita kok lesu?" tanya Adi ketika ketemu dijalan setapak. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah perusahaan tempat PKL.
"Gak. Hanya ngantuk saja." ucap Jefri memberi alasan.
"Ya sudah. Cewek²nya ada kan?" tanyanya. Jefri hanya mengangguk lalu melanjutkan perjalanan ke rumah perempuan.
"Hay Diana. Jalan yuk!" ajak Adi.
"Diana lagi, Diana lagi! Aku kek yang diajak." ucap Asiah.
"Kamu mau? Ayo ikut." ajak Adi.
"Ada apa Adi? Aku sedang sibuk kerja laporan." ucap Diana yang masih sibuk dengan bukunya.
"Temani aku jalan yuk." ajak Adi.
"Sama Asiah ya, aku sibuk nih kerja laporan belum kelar²." tolak Diana halus.
"Orang maunya sama kamu. Ayo lah Diana!" ajaknya memelas. Kebetulan hari ini libur makanya disempatkan untuk kerja laporan.
"Sana mi Diana pergi sama Adi, kasihannya mi memelas kayak minta permen gak dikasih." ucap Anti menyahuti.
"Eh, tadi Jefri pulang dari sini murung! Kalian apa kan dia?" tanya Adi heran.
"Gak ada tuh Jef kesini!" ucap Anti heran.
"Ada. Bagaimana Anti ini, dia patah hati kayaknya! Hahaha." tawanya bahagia temannya patah hati.
"Kasih tau Jef Adi, aku tidak bisa terima dia karena kita beda agama." bisik Anti ditelinga Adi.
"Gak masalah itu Anti kan baru pacaran!" ucap Adi enteng. "Ayo Diana kita berangkat." ajaknya. Diana sedang bersiap dikamar sebelah.
"Sabar Adi, pakai kerudung dulu." Diana jika keluar rumah pakai kerudung meski dalam rumah tidak, dia belajar menjadi perempuan yang baik.
"Aku pergi dulu ya, kalian mau titip sesuatu?" tanya Diana pada teman²nya yang lain.
Mereka pergi ke suatu tempat untuk ngobrol, berbincang dan bercanda ringan.
"Aku gak ngerti maksud kamu ngajak kesini Adi, kamu itu care sama aku atau mau mencari kesalahanku untuk menjatuhkan aku." mereka pergi ke bendungan yang memiliki pemandangan indah yang dekat dari tempat tinggal merek.
"Wah pemandangannya bagus Adi." ucap Diana antusias.
"Iya. Kamu suka Di?" tanya Adi.
"Suka. Ada apa kamu mengajakku kesini?" tanya Diana penasaran.
"Kamu mau jadi pacarku Di?" tanya Adi sambil berjongkok didepan Diana.
"Kenapa kamu mau jadikan aku pacarmu Adi?" tanya Diana penasaran. "Masih banyak di luar sana yang lebih baik dariku Di." tolak Diana secara lembut.
"Sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu Di, tapi aku baru berani mengungkapkannya. Tidak bisa mi ku pendam rasa ini pasamu Di." ucap Adi terlihat jujur dari sorot matanya.
"Maaf ya Di, aku tidak bisa! Aku bukan yang terbaik buatmu." tolak Diana jujur lalu pergi meninggalkan Adi.
"Di, tunggu. Kamu jangan begitu dong sama aku! Kasih aku kesempatan Diana." ucapnya memelas.
"Maaf ya Adi, aku gak bisa." ucapnya lagi lalu melangkah pergi meninggalkan Adi. "Maaf ya Adi, aku ini banyak dosa dan gak pantas buatmu." batin Hana terus melangkah menuju tempat untuk menenangkan diri.
"Huhuhu. Aku terlalu banyak dosa, maaf kan aku ya Allah." tangis Diana pecah ketika tiba ditempat sepi dipinggir sungai yang dia tempati mencari paria bersama Asiah. Lama Diana menangis akhirnya dia tenang dengan memandang lurus ke depan. "Setelah ini aku harus pergi kerja atau aku akan kuliah di luar kota. Aku harus menjauh dari orang² yang aku sayang, begitu juga orang yang membenciku." batin Diana lalu menghapus sisa air matanya dengan pandangan kosong.
"Ini buatmu." ucapnya sambil menyodorkan sapu tangan. Diana memandang orang yang memberinya sapu tangan tersebut.
"Zain." kaget Diana lalu bangkit dari jongkoknya.
"Ambillah, hapus air mata berhargamu Diana." ucapnya lagi.
"Terima kasih. Permisi." Diana sengaja menghindar karena tidak mau berurusan dengan keluarga Wijaya.
"Tunggu." cekal Zain pada lengan Diana. "Aku mau bicara penting." ucap Zain lagi.
"Bicara lah." ucap Diana sambil bergetar menahan tangis lagi.
......................
Bersambung ♡♡♡