*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wawancara kerja
Juna masih mengawasi Amel, kemudian dia mengambil ponselnya lalu menghubungi Romi
"Romi,lo cari tahu informasi Ruko yang ada di sebrang Club Moonlight sekarang"ujar Juna
"siap bos,,"jawab Romi
tak berapa lama kemudian terdengar nada pesan masuk di ponsel Juna, lalu Juna membaca pesan dari Romi yang berisikan informasi tentang Ruko yang didatangi Amel
"jadi dia mau buka cafe disini,apa gue gak salah, dia kan tuan putri dari CK Grup,masak mau buka cafe"gumam Juna
"aaah b*dh* amat,dia mau ngapain juga,bukan urusan gue, sekarang gue harus mikirin cara buat ngejelasin sama mama masalah gue dan Amel tadi"lalu Juna menjalankan mobilnya menuju kantor
Memang dasar anak mama,yang ada di pikiran Juna cuma menjaga perasaan mamanya,dan tidak mau memikirkan perasaan Amel
Sementara itu di Ruko,,
Amel masuk ke dalam Ruko sambil memasang wajah cemberut, kemudian duduk di kursi
"lo kenapa Mel,,kusut amat muka lo"tanya,Cindy
"gue lagi kesel sama Juna,,"jawab Amel
"gue gak salah denger,,lo si ratu bucin bisa kesel sama Juna,dah luntur cinta lo"goda Cindy
"luntur luntur,,emang pewarna kain luntur,,gue kesel karena dia tadi sengaja ngerjain gue"curhat Amel pada cindy
"ya bagus dong,,"ujar Cindy
"maksud lo,, bagus dimananya?"ucap Amel
"harusnya lo seneng,,berarti si Juna masih punya selera humor, orangnya gak kaku,gak seperti gosip yang beredar"jelas Cindy
masih punya selera humor,,
"bener juga sih,,terus gue harus gimana,dong sekarang"Amel merasa bingung
"ya gak tau,,lo pikir aja sendiri"ucap Cindy
"sudahlah gue urus itu nanti,, sekarang kita fokus ke cafe dulu"ujar Amel
"ini daftar orang yang melamar jadi karyawan,ini daftar furniture yang harus dibeli,ini daftar bahan untuk menu cafe, nanti yang lainnya nyusul"jelas Cindy sambil menumpuk berkas di depan Amel
"haha,,gak sia sia gue punya partner kaya lo,ok gue cek satu persatu dulu"lalu Amel meneliti berkas yang diberikan Cindy
"permisi mbak,,"suara seorang pria dari luar cafe
"ya,,ada perlu apa mas,,"tanya Cindy
"saya mau wawancara kerja"tutur pria itu
"oooh mau wawancara, kirain mau minta,donasi"ujar Cindy
"siapa ndy,?"tanya Amel
"calon karyawan lo,,"ucap Cindy
"permisi Bu,,saya mau wawancara"ucap Matthew
"nama lo siapa"tanya Amel
"Saya Matthew Abdul Aziz Bu"jawab Matthew
"Haha,,nama lo kok beda dengan penampilan lo, sorry gue gak bermaksud apa'"ujar Amel
Amel memperhatikan pria yang berbadan tinggi kurus kulit sawo matang dengan gaya rambut cepak
"gak pa' Bu,ini karena emak saya dulu pengen nikah sama bule,tapi malah dapetnya orang Betawi asli, jadi nama saya blasteran tapi body SNI"kekeh Matthew
"ok, perkenalkan diri lo secara lengkap"
"nama saya Matthew Abdul Aziz,usia 25 tahun, pendidikan terakhir S1"
"tunggu,, tunggu,,lo lulusan S1"Amel meneliti lagi profil Matthew,diberkas yang Cindy kasih
"lo kan lulusan S1, ngapain mau kerja di cafe,dan ini IPK kamu 3,50,keren kamu, banyak prestasi non akademik lagi,"Amel merasa aneh
"biasalah Bu persaingan ibukota,orang pinter kalah sama orang bejo,"kekeh Matthew
"ok,,gue terima lo,,dan lo kerja mulai hari ini,juga satu lagi jangan panggil gue Bu,,"
"baik Bu eeh bos,,tapi beneran saya langsung,kerja sekarang"tanya Matthew
"kenapa kamu gak mau?"ujar Amel
"ya mau lah Bu eeeh bos,mau bos"ucap Matthew
"tapi nama lo terlalu berat di mulut gue,,biar enak gue panggil Memet aja, gimana?"
Cindy yang mendengar ucapan Amel seketika langsung tertawa
"anak orang tu Mel,, jangan kebangetan lo"ucap Cindy sambil terkekeh
"Memet pun Memet lah bos,,dari pada saya nganggur di rumah di omelin emak saya terus"ungkap Memet
"begini amat nasib kaum duafa,mau dapet kerja harus ganti nama,"gumam Memet
"bagus,, sekarang ikut kita ke lantai atas,gue mau dekor ruang kerja gue"ujar Amel
"siap bos"jawab memet
Lalu Amel, Cindy dan Memet,naik kelantai dua
disisi lain*
Juna tak fokus dengan pekerjaannya dan masih memikirkan tentang alasan apa yang akan dia bilang sama mamanya,
alasan Juna selalu menuruti keinginan mamanya adalah karena mamanya memiliki riwayat penyakit jantung dan Juna tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mamanya, walaupun kadang keinginan mamanya selalu bertentangan dengan hatinya Juna
"Romi,,!"panggil Juna
Romi yang mendengar bosnya memanggil, bergegas mendatangi Juna di ruang kerjanya
"ada apa bos"tanya Romi
"gue mau lo cari tahu apa saja yang diperlukan di cafe"ucap Juna
"cafe yang mana bos?"tanya Romi
"lo mau gue tabok biar ingat,ya cafe si Amel lah,yang gue suruh selidiki tadi pagi"
"iya maaf bos,,saya lupa"ucap Romi
"ya sudah,lo cari tahu sekarang"
"baik bos"ucap Romi
Beberapa saat kemudian
"ini daftar furniture yang dibutuhkan di cafe non Amel bos"Romi memberikan sebuah map berkas lalu Juna menelitinya
"ok,lo beli semua barang ini, terus lo kirim ke cafe Amel sekarang"
"sekarang Bos,?"tanya Romi
"gak,,! Tunggu kiamat kurang dua hari "celetuk Juna dengan nada tinggi
"masih lama tu bos"celetuk Romi
"sekarang Romi,,!"tegas Juna
"iya,,iya bos,,saya kirim sekarang"kemudian Romi bergegas melaksanakan perintah Juna
Tak berapa lama kemudian di cafe Amel
seorang kurir membawa dua truk furniture
"Permisi,, permisi"suara kurir
"ada perlu apa mas" tanya Memet
"ini saya mau ngantar barang"jawab kurir
"tunggu bentar ya mas"Memet bergegas memanggil Amel
"Bos,,ada orang ngantar barang"ucap Memet
"barang apa met?"lalu ketiganya keluar dari,cafe
"permisi mbak,,ini barang barangnya mau di taruh dimana"tanya kurir
"ini lo yang beli ndy"tanya Amel
"bukan gue Mel"ujar Cindy
"Terus siapa dong"Amel penasaran
"ini di nota tertulis Arjuna Suryanata mbak"lalu kurir itu memberikan nota pada Amel
Lalu Amel mengambil nota itu dan mengeceknya,benar saja memang Juna yang mengirim semua barang itu
"hahaha,,"Cindy tertawa lepas
"dia pikir kita ini mau jual perabotan apa, sebanyak ini mau ditaruh di mana coba"kekeh Cindy
"ya udah taruh di dalam aja semua,Met lo bantuin mereka masukin baran
"siap bos"
"calon suami lo ternyata perhatian ya Mel,gak nyangka gue kalau dia bakal beliin ini semua"
"dari mana lah dia dapet info tentang cafe gue"Amel mencoba menebak
"gue tahu,, pasti dia dapet info dari si Lexi Kakak gue, soalnya dia yang bantuin gue ngelist semua barang"ucap Cindy
"tapi kan gak semua barang,yang ada di list itu mau kita pakai semua, niatnya sih bagus tapi gak gini juga kali"Amel tak paham maksud Juna
"tapi lo happy kan,dapet kiriman dari ayang lo itu,"kekeh Cindy
Mendengar ucapan Cindy,Amel tersenyum lebar, lalu masuk kedalam cafe,
~£Q~