Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaelangkung!
Rupanya Sifa mulai mengerti, bahwa dirinya tengah digunakan sebagai alat untuk menenangkan keluarga Than saat ini.
"Kenapa anda melakukan hal ini, sebenarnya bisa kan anda menikah sungguhan dan tidak perlu melibatkan ku?" Akhirnya Sifa tak tahan lagi dan memberanikan diri bertanya.
"Aku tidak mau rugi"
"Maksud nya?"
"Kau wanita yang membutuhkan ku saat ini, dan aku juga, kita sama-sama punya kepentingan disini, saling menguntungkan bukan?"
"Anda yang lebih diuntungkan, sedangkan aku_"
"Jangan keterlaluan, apa kau lupa apa yang sudah kau dapatkan dariku?"
Sifa langsung terdiam, sungguh dirinya makin tak tahan, tapi juga tak bisa berbuat apa-apa, karena memang benar adanya, apa yang berikan oleh Than melebihi apa yang di pikirkan.
"Maaf" ucap Sifa pada akhirnya.
Berada satu tempat yang lumayan dekat dengan laki-laki dingin membuat Sifa merasa ditengah kuburan, sepi dan tak ada percakapan apapun lagi, hanya sesekali melirik Than yang tengah sibuk dengan benda pipih nan mahal di tangannya.
Tak lama akhirnya Sifa bisa bernafas lega, segera turun dari mobil tanpa berkata-kata, rasanya sudah sangat gerah dan ingin melepaskan kepenatan di Apartemen, bernyanyi ataupun berteriak jika mungkin.
Namun apa yang terjadi?, tak disangka Than berjalan dibelakangnya tanpa kata-kata, sontak Sifa segera menghentikan langkahnya.
"Kenapa mengikuti ku?" Tanya Sifa menatap Than yang kini ikut berarti dan melihat kearah nya.
"Minggir!" Ucap Than datar seolah pertanyaan Sifa tak penting untuk di jawab, dan melanjutkan langkahnya melewati Sifa yang masih terbengong di tempatnya.
"Hei, tunggu!" Ucap Sifa segera berlari menyusul langkah Than yang terlalu lebar bagi Sifa.
Hingga melewati security yang bertugas di lantai dasar, Sifa tersenyum senang, setidaknya berharap sang security bisa menghentikan langkah Than karena dirinya sudah tak bisa.
Namun apa yang terjadi di luar dugaan, justru Sifa dikejutkan dengan sikap hormat sang Security yang menunduk memberikan salam, di sambut anggukan Than yang tetap berjalan lurus menuju pintu lift yang akan membawanya ke lantai berikutnya.
Sifa hanya menggelengkan kepala pasrah, lalu ikut masuk ke dalam lift dan diam, hingga akhirnya keluar mengikuti Than di belakangnya.
"Buka" ucap Than.
Sifa melebarkan matanya, tak percaya jika Than akan ikut juga masuk ke dalam, namun tak bisa begitu saja.
"Maaf tuan Than, ini sudah malam, tidak pantas jika_"
"Buka, dan aku ingin melihat Apartemen yang kamu beli dari uangku"
"What!, sialan!" Gumam Sifa yang kini segera menempelkan satu ujung jarinya untuk memberi akses membuka pintu Apartemen, dan akhirnya terbuka.
Sementara Sifa yang terlihat kesal, beda lagi dengan Than yang sedikit terlihat senyum tipisnya.
Than masuk dan duduk, mengamati sejenak dan segera menerima panggilan dari ponselnya.
"Jadi mereka sudah pergi?" Tanya Than dalam panggilan ponselnya.
Dan kemudian segera menutupnya kembali.
Sifa yang bagaimanapun selalu diajarkan sopan santun menerima tamu, kini membawa minuman segar dalam gelas dan sudah mendekati Than.
"Silahkan_"
"Aku pergi"
Sontak Sifa terkejut akan sikap Than yang seenaknya melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari Sifa.
Ceklek
Pintu akhirnya tertutup otomatis dan_"
"Dasar Jaelangkung!!" Teriak Sifa spontan dan menggema di seluruh ruang Apartemennya, meluapkan semua kekesalannya dan menghabiskan minuman yang di buatnya tanpa sisa.
Sementara Than hanya tersenyum miring saat pendengarannya menangkap dengan lengkap sebuah teriakan aneh yang terlontar dari wanita yang jelas saat ini tengah kesal padanya.
Sebuah pesan di dapatkan, dari wakil CEO yang tak lain adalah Thomas, tertulis dalam pesan jika besok Sifa harus sudah berada di perusahaan MEGATHAN Company tepat jam delapan dengan membawa semua file data diri dan kelengkapan seseorang dalam memasukkan lamaran pekerjaan.
"Apa aku diterima bekerja disana?" Gumam Sifa, lalu tersenyum dengan penuh harapan, setidaknya setelah ini dirinya akan mendapatkan pendapatan tiap bulan, hanya itu yang ada dalam pikirannya, berapa nominalnya untuk sementara masih belum dipikirkan.
Tidak membuang waktu begitu saja, Sifa segera masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri dan kemudian menyiapkan semua berkas lengkap untuk di bawa keesokan hari.
Di sepertiga malam, Sifa terbangun, meninggalkan segala kecemasan yang ada dan kini bersujud untuk meminta kelancaran disetiap urusannya, tentunya Sifa berharap yang terbaik akan terjadi di depan nantinya, setelah dirinya jatuh dan terpuruk beberapa lama.
*
*
Di hari dan jam yang sama, Than duduk di balkon kamar sebuah Mansion yang sangat mewah miliknya, menatap bintang yang terjangkau oleh penglihatannya dan sesaat kemudian terdengar hembusan nafas panjang dan dalam.
"Kenapa aku susah sekali untuk percaya pada wanita, selain keluarga sendiri" gumamnya, laku menatap kembali langit yang jelas terhampar bersama bintang.
Sebuah pesan beberapa lama di buka kembali dalam ponselnya, dibaca perlahan dan begitu tegas mengisyaratkan jika keluarganya harus segera bertemu dengan wanita yang sudah ia kabarkan sebagai kekasihnya.
Satu pesan lagi di buka kembali, dari saudaranya, isi yang hampir sama walaupun kata-katanya tidak serupa.
"Menyebalkan" gumam Than lalu menutup kembali semua pesan lalu meletakkan ponselnya diatas meja.
Secangkir Coklat hangat di teguk kembali, sesaat memejamkan mata, menikmati sensasi kelezatan dan juga memikirkan wajah seseorang.
"Dia_, cantik, Smart dan sangat berani, tapi juga berpotensi menjadi pengkhianat, wanita yang berbahaya, tapi sayang sekali aku juga membutuhkannya saat ini" gumamnya pelan, berbicara sendiri seolah berdiskusi dengan semua argumen yang ada di dalam kepalanya.
Hingga Than merasakan matanya yang mulai ingin beristirahat, sejenak berdiri dan memandang langit kembali, lalu berbalik masuk ke dalam kamar dan kemudian beristirahat.
*
*
Waktu terus berlalu dan terasa begitu cepat, Sifa kini sudah berada di MEGATHAN Company, seperti aturan yang ditetapkan duduk di sebuah tempat yang sudah disediakan, menunggu perintah berikutnya.
Kali ini bukan Thomas, tapi seseorang yang lumayan membuatnya terkejut, laki-laki tampan yang dulu pernah mengobatinya, tak lain adalah dokter Nick.
"Nona Sifa kan?, ayo masuk" ucapnya.
Sifa masih loading dan tak mengerti, bukannya dia Dokter, lalu kenapa sekarang ada di perusahaan ini?,
"Nona Sifa?"
"Oh, i iya, maaf" Sifa tersadar dan segera bangkit dari duduknya, lalu melangkah di belakang dokter Nick yang nampak tersenyum seolah tengah mentertawakan sesuatu.
"Silahkan duduk" ucap Nick, setelah memasuki ruangan bersama Sifa.
"Maaf, boleh saya bertanya dokter?" Tanya Sifa yang sudah tidak betah menahan rasa penasarannya.
"Okey, silahkan"
"Kenapa anda berada disini?"
"Oh, kebetulan Pak Thomas sibuk, dan hanya ada aku yang kebetulan datang dan diminta tolong oleh Than, em maksud ku Tuan Than"
"Oh, baiklah, ini persyaratan yang di perintahkan untuk dibawa, dokter Nick bisa memeriksanya" ucap Sifa tanpa tanya-tanya lagi, walaupun sebenarnya Nick menginginkan hal itu.
"Em, kalau yang ini bukan tugasku, biar bagian lain yang memeriksa nanti, aku hanya ditugaskan untuk menemanimu sementara waktu menunggu Than yang masih belum datang"
"Belum datang, apa ada masalah?"
"Tidak, hanya urusan kecil dan mendadak"
"Oh, baiklah" Sifa hanya menarik nafas dalam dan menunduk, sambil sesekali melihat jam di tangannya.
Sementara Nick, melihat wajah Sifa dengan teliti, dan ada kekaguman dalam hatinya, karena jelas kecantikannya diatas rata-rata, walaupun berbalut dengan penampilan yang sederhana.
"Than orang yang tidak mudah percaya dengan siapapun, apalagi wanita" ucap Nick yang membuat Sifa langsung mendongak dan menatapnya.
"Kenapa anda mengatakan hal ini?" Tanya Sifa.
"Aku hanya memberikan sebuah kunci, agar nanti kau tidak bingung menghadapinya"
"Saya tidak perlu menghadapinya, hanya melakukan apa yang diperintahkan saja" jawab Sifa.
"Benarkah?, semoga saja begitu" Nick kembali tersenyum dan membuat Sifa sebenarnya sangat penasaran.
Namun saat akan bertanya tentang senyuman yang di berikan, tiba-tiba saja suara langkah terdengar jelas mendekat ke arahnya.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.