My Sugar Baby

Ketika hari masih sangat gelap, tiba-tiba Zidan terbangun dari tidur nyenyaknya karena merasa sangat haus. Memang sudah menjadi kebiasaannya sedari kecil selalu bangun di tengah malam seperti ini untuk minum air putih.

Dengan kedua mata yang masih terasa berat dan dikuasai rasa kantuk, pria itu berusaha untuk bangkit dari posisi tidurnyanya dan mendudukkan tubuhnya. Dia melirik ke arah samping untuk melihat keadaan sang kekasih yang kemungkinan besar masih tertidur lelap.

Namun, ternyata tidak ada siapa pun di sana dan entah dimana keberadaan kekasihnya itu. Tentu saja Zidan merasa cukup terkejut, karena biasanya Chika akan membangunkan dirinya jika ingin ke kamar mandi atau kemana pun.

" Loh? Chika dimana? " ucap Zidan dengan kedua mata yang sudah terbuka sempurna.

Secepat mungkin Zidan menyingkirkan selimut yang menutupi setengah tubuhnya dan segera turun dari tempat tidur. Tempat pertama yang dia periksa adalah kamar mandi, karena itu yang paling sering didatangi oleh kekasihnya itu di malam hari.

Ternyata kamar mandi juga kosong dan sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan Chika di sana. Jelas hal itu membuat Zidan sangat panik dan semakin kebingungan untuk mencari sang kekasih yang tiba-tiba menghilangkan.

" Ya Tuhan.. Dia kemana? Tidak mungkin pergi dari apartemen, kan? " ucap Zidan yang sangat panik.

Ada sebuah ketakutan seandainya benar Chika pergi dari apartemen itu atau bahkan lebih buruk lagi, yaitu pergi dari hidupnya. Tidak bisa Zidan bayangkan betapa kacau dan hancur hidupnya jika hal itu benar-benar terjadi.

" Tidak, tidak.. Chika tidak mungkin meninggalkan aku " gumam Zidan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tak ingin berpikir macam-macam dan semakin melantur kemana-mana, Zidan pun memutuskan untuk mencari Chika di luar kamar. Dia sangat berharap jika kekasihnya itu hanya sedang pergi ke dapur untuk mengambil air putih atau memakan sesuatu karena merasa lapar di tengah malam.

Kedua kaki pria itu melangkah lebar keluar dari kamar itu setelah memastikan Chika tidak ada di sana. Di dalam pikirannya saat ini hanya ingin secepatnya menemukan keberadaan kekasihnya itu dan memastikan keadaannya.

.

.

.

Sama persis dengan keadaan di dalam kamar, lagi-lagi Zidan tidak bisa menemukan sang kekasih di dapur maupun ruang tamu. Ketakutannya pun semakin besar dan tidak bisa berpikir positif lagi. Semua yang terjadi ini seperti meyakinkannya jika Chika memang pergi dari apartemen itu dan meninggalkan dirinya.

Hingga dengan samar-samar, dia mendengar sebuah suara wanita yang sedang menangis dari arah belakang lemari dapur. Seandainya saja bukan karena sangat mengenali suara tersebut, mungkin dia akan merasa takut dan memiliki lari.

" Hiks, hiks.. A-aku harus bagaimana sekarang? " suara itu terdengar lagi dan semakin tersedu-sedu.

Pastinya Zidan merasa lebih lega, walaupun sebenarnya cukup bertanya-tanya dan khawatir juga karena kekasihnya itu sedang menangis. Takutnya ada sebuah hal buruk yang terjadi sehingga menyebabkan Chika menjadi seperti ini.

Perlahan-lahan Zidan mulai mendekatkan agar tidak terlalu mengejutkan sang kekasih. Dia juga harus segera mengetahui dan memastikan apa yang terjadi sebenarnya pada wanita itu.

Sesuai dugaan, ternyata Chika memang sedang menangis dengan posisi duduk dan bersandar di lemari dapur. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan dan hal itu membuat Zidan merasa sangat khawatir.

" Baby.. " panggil Zidan dengan sangat lembut.

Zidan langsung berjongkok di samping kekasihnya itu dan menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Sedangkan Chika, wanita itu tentu saja sangat terkejut dengan kemunculan sang kekasih yang sama sekali tidak disadarinya.

" Om Zidan? " ucap Chika sembari berusaha menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya.

Niatnya berada keluar dari kamar dan berada agar tidak ketahuan oleh Zidan, tetapi malah pria itu berhasil menemukannya. Alhasil Chika pun merasa bingung harus mengatakan dan melakukan apa setelah ini.

" Kamu sebenarnya kenapa, Baby? Kenapa keluar dari kamar tanpa memberitahuku dan berada di sini? Kamu sudah membuatku sangat khawatir dan sempat mengira kalau kamu pergi meninggalkan aku " tanya Zidan masih berbicara dengan lembut.

Meskipun cukup bingung dan tidak habis pikir, tetapi Zidan tidak ingin membuat istri tertekan dengan segala pertanyaannya. Jadi, sebisa mungkin dia berbicara dengan lembut dan membuatnya merasa nyaman.

" Aku hanya tidak ingin mengganggu tidur Om yang sangat nyenyak, jadi aku memilih keluar kamar untuk menangis " jawab Chika menundukkan kepalanya.

Wanita itu sangat takut dan tidak siap untuk menerima kemarahan Zidan padanya karena semua ini. Padahal sama sekali pria itu tidak memiliki niat sedikit pun untuk marah dan lebih merasa khawatir.

" Lalu, kenapa kamu menangis? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ada yang menyakitimu? Apa aku tidak sengaja telah menyakitimu? " tanya Zidan menatap kekasihnya itu.

Bukan tidak mungkin jika dirinya telah melakukan kesalahan dan menyakiti sang kekasih tanpa sadar. Terlebih lagi kondisi emosional wanita yang sedang hamil memang sangat sensitif dan akan langsung sedih hanya karena hal kecil.

Chika pun menggelengkan kepalanya. " Bukan, Om.. Tidak ada yang menyakitiku, bahkan Om sendiri " jawab Chika.

" Aku menangis karena tadi tiba-tiba saja ingin jus jeruk buatan Om, tapi Om sedang tidur sangat nyenyak. Mana bisa aku membangunkan dan mengganggu tidur Om hanya karena untuk menuruti keinginan kecilku itu. Jadi, aku menangis untuk melampiaskan keinginanku yang tidak bisa terpenuhi " lanjut Chika tanpa berani menatap wajah sang kekasih.

Sementara Zidan, dia hanya bisa menghela napasnya panjang dan sebenarnya sedikit tidak percaya dengan semua itu. Hanya saja menurut beberapa buku dan artikel yang pernah dia baca mengenai wanita hamil, memang terkadang bisa seperti itu. Sesuatu yang sebenarnya mudah dan simpel akan dibuat menjadi besar dan rumit.

" Padahal hanya ingin jus jeruk buatanku, tapi sampai harus ada drama di malam hari seperti ini " ucap Zidan yang tentunya hanya di dalam hati.

Sepertinya memang dia harus lebih memperbanyak rasa sabarnya dan harus lebih bisa memahami semua tentang kekasihnya itu. Bukan tidak mungkin kedepannya tiba-tiba akan melakukan sesuatu yang lebih lagi dari saat ini.

" Sudah ya.. Kamu jangan menangis lagi. Aku akan membuatkan jus jeruk yang kamu inginkan sekarang " ucap Zidan pada Chika.

Sontak Chika langsung mengangkat kepalanya dan menatap wajah tampan milik sang kekasih.

" Benar, Om? Om mau membuatkan jus jeruk yang aku inginkan? " tanya Chika memastikan.

" Iya Baby, tentu saja " jawab Zidan menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Wajah Chika pun langsung berubah menjadi sangat senang dan senyum lebar terlihat jelas di bibirnya. Benar-benar segampang dan secepat itu suasana hati wanita hamil bisa berubah karena keinginannya dituruti.

***

Kembali update lagi🤗👋

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘