Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku Alena Alexandria
"Vallerio!"
Vallerio menoleh kala mendengar seseorang memanggil namanya, pandangannya tertuju pada sosok cantik yang duduk di meja yang biasa Alena sahabatnya duduki sebelumnya.
"anda memanggil saya?"
"tentu saja,, emang panggil siapa lagi!" jawab gadis itu, dari gaya bicaranya terasa cukup familiar bagi Vallerio yang memang kesehariannya dulu selalu bersama Alena.
"anda mengenal saya?" dia bingung! tentu saja, Vallerio mana kenal dengan gadis cantik berjaket hitam di depannya. jika di lihat secara detail kenapa gaya gadis ini seakan mengkopi paste gaya sahabatnya Alena.
"duduk dulu!!" Perintah Alena, dia sangat paham dengan raut wajah Vallerio, dalam benaknya pasti pria itu bertanya tanya tentang siapa dirinya. Vallerio menduduki bokongnya di kursi yang tadi Sella tempati, dia melihat bekas minuman wanita tersebut, seketika Vallerio tersadar akan beberapa kemiripan yang sedari tadi sangat janggal jika dia teliti.
"kenapa?" tanya Alena lagi dan lagi memecah kebingungan yang tergambar jelas di wajah Vallerio.
"ka kau siapa??" dari sekian pertanyaan yang tersimpan di benaknya hanya kalimat itu yang berhasil keluar dari mulut laki laki tampan tersebut.
"jika kau melihatku seperti ini, apa benar kau tidak mengenalku??" Alena berdiri, dia memutar kunci motor yang ada di tangannya,
'bahkan jaket dan baju yang dia pakai kenapa sangat sama dengan punya Alena,, ini bukan hanya kebetulan semata kan?' Vallerio masih bertanya dalam hati, di pandangi wajah gadis di depannya, dan jika di lihat ada sedikit kemiripan dengan Alena, alis lentik dan bibir tipis mereka sama.
"aku sama sekali tidak mengenalimu nona, maaf!" Vallerio tidak ingin menebak begitu saja, mungkin dia salah, pikirnya.
"dasar gila,, aku Alena Alexandria, masa begitu saja tidak tahu,, benar benar lo ya!!" ingin sekali Alena melempar kunci motor ke kepala pria itu,, demi apapun dia berpikir tadi bahwa pasti Vallerio akan cepat mengenalinya nanti.
"kau boleh meniru gayanya Nona, tapi kau tidak berhak mengklaim identitas orang lain,, kau pikir aku orang bodoh yang percaya begitu saja?!" Jelas Vallerio tidak percaya dengan pengakuan gadis tersebut, dia bahkan barusan balik dari rumah sakit untuk menjenguk sahabatnya yang masih terbaring lemah dan belum sadar sama sekali pasca kecelakaan, dan tiba tiba ada wanita gila yang mengaku sahabatnya? Vallerio tidak terima.
"aku tau kau pasti tidak akan percaya,, aku juga sama, aku bahkan tidak pernah menyangka akan bisa seperti ini.tapi ini serius Vallerio, awalnya aku juga tidak percaya sama sekali pasalnya aku hanya membaca di novel tentang kejadian seperti ini,, tapi sekarang aku mengalaminya sendiri, kamu tahu istilah perpindahan jiwa?? itu yang aku alami sekarang!!" Alena menjelaskan tanpa peduli apakah Vallerio akan tetap menganggapnya sedang membual, yang pasti dari lubuk hati paling dalam Alena hanya berpikir bahwa dia harus menceritakan ini pada sahabatnya.
"aku masih tidak percaya!!" Vallerio menggeleng kepalanya, ini sangat tidak masuk akal, apa tadi katanya 'perpindahan jiwa' hahah terlalu lucu dan di luar akal sehat jika ada orang yang percaya, pikir Vallerio dalam hati.
"tapi aku tidak pernah berbicara omong kosong,, kita berdua bersahabat sudah lama bahkan setelah aku keluar dari neraka kala itu,, kau mengajakku ikut balapan dan bersedia meminjamkan motor kesayanganmu padaku,, jika aku menang uangnya kita bagi dua,, aku bisa membeli apartemen di jalan xx pada ahirnya dan itu semua uang dari hasil balapanku, aku punya motor kesayangan yang aku beri nama BLACKQUEEN, entah gimana keadaan motor itu sekarang karena terakhir kali aku mengendarainya saat aku kecelakaan di jalan XX." tutur Alena dengan terpaksa kembali menceritakan kisah kelamnya. Vallerio melongo mendengarnya, semua yang dia ungkapkan bahkan dari gaya bicaranya memang benar ini adalah ALENA sahabatnya.
"ka kamu,, kamu benaran Alena?? tapi kenapa bisa?? dan ini,, ini tubuh siapa??" berentet pertanyaan yang secara spontan mengalir begitu saja dari mulutnya. Vallerio tidak habis pikir dengan nasib sahabatnya, ternyata istilah TRANSMIGRASI itu benar adanya,, seperti yang dikatakan Alena sebelumnya bahwa mereka sebenarnya tidak percaya hal seperti itu tapi sebuah bukti nyata yang membuat Vallerio dan Alena harus percaya dengan itu.
"kau benaran bestieku" Vallerio dengan cepat ingin memeluk tubuh Alena tapi gadis itu dengan cepat mendorongnya, kenapa Vallerio selalu saja begini, tidakkah dia malu dengan beberapa pengunjung kafe yang tengah memperhatikan tingkah konyol mereka sekarang.
"ishh kok di dorong sih, Ale aku hanya merindukanmu, sudah dua minggu kita tidak ketemu!" Vallerio melakukan aksi protesnya seperti biasa.
"tidak ada yang boleh menyentuhku, kamu tahu sendiri!" ujar Alena.
"lalu kau tidak ingin menjelaskan padaku tentang siapa pemilik tubuh ini??" tanya Vallerio lagi dan lagi,, dia memiliki stok pertanyaan yang masih tertata rapi dalam benaknya.
"kalau cerita tentang dia sekarang maka mungkin sampai lusa baru selesai,, jadi pada intinya dia melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris urat tangannya, lihat ini!" Alena menunjukan bekas luka pada tangannya, Vallerio bergidik ngeri melihatnya, kenapa manusia bisa segila ini.
"kok bisa?"
"bisa saja,, dia sudah menyerah dengan kehidupan di tengah keluarga toxic,, ternyata walau aku tidak punya keluarga setidaknya aku jauh lebih beruntung dari padanya!!" sedikit saja Alena menjelaskan,, selebihnya dia mungkin akan cerita seiring berjalannya waktu.
"itu aja dulu,, sekarang aku ingin mengajak kau pergi belanja, nanti aku traktir ayo,, aku bukan orang tipis lagi mulai sekarang hahah"
Alena dan Vallerio keluar begitu saja setelah Vallerio menitipkan kafenya pada karyawan.
_____