"Sekarang tugasku sudah selesai sebagai istri tumbalmu, maka talaklah diriku, bebaskanlah saya. Dan semoga Om Edward bahagia selalu dengan mbak Kiren," begitu tenang Ghina berucap.
"Sampai kapan pun, saya tidak akan menceraikan kamu. Ghina Farahditya tetap istri saya sampai kapanpun!" teriak Edward, tubuh pria itu sudah di tahan oleh ajudan papanya, agar tidak mendekati Ghina.
Kepergian Ghina, ternyata membawa kehancuran buat Edward. Begitu terpukul dan menyesal telah menyakiti gadis yang selama ini telah di cintainya, namun tak pernah di sadari oleh hatinya sendiri.
Apa yang akan dilakukan Edward untuk mengambil hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Penari
Wajah Edward terlihat kecewa dengan kedua orang tua Sarah. Edward langsung menghubungi teamnya via ponselnya mencari keberadaan Ghina.
Mama Sarah terlihat cuek dengan sikap Edward yang sok mencari keberadaan putrinya.
“Selamat Malam Ibu dan Bapak yang hadir malam ini di resto dan lounge Hotel R. Malam ini kami akan menyuguhkan acara hiburan dengan menyajikan beberapa penampilan dari sanggar ternama.
Selamat menyaksikan!” ucap MC dengan micnya, sehingga semua tatapan pengunjung resto tertuju stage yang tersedia.
Lampu sorot sudah tertuju ke stage, dan suara music sudah terdengar menggema. Beberapa penari dengan baju India menari mengikuti irama. Para pengunjung serasa sedang nonton tarian yang biasa ada di film India.
Edward hanya melihat sekilas terlihat tidak tertarik, dia kembali menyantap makan malamnya.
Beberapa tarian sudah di suguhkan, di selingi dengan penampilan band. Pengunjung resto semakin banyak.
“Baiklah.......inilah penampilan yang sangat di tunggu-tunggu.......silahkan,” ucap MC dengan suara yang menggelegar.
Music Latin sudah terdengar.
Seorang wanita memakai pakaian dress warna hitam, potongan belahan dada rendah hingga terlihat dada sang wanita mengintip. Punggung putih mulus terbuka lebar sampai bagian pinggang bawah.
Wajahnya terlihat cantik dan terkesan sensual, mengundang nafsu kaum adam.
Ditambah sang pria yang berbalut kemeja hitam dan celana panjang hitam body fit, memperlihatkan tubuh yang gagah. Ditambah wajah tampan menunjang penampilannya menjadi partner sang wanita.
DEJA VU – Shakira (music pengiring) 🎶🎶🎶
Ay ay ay ay ay ay ay
Ay ay ay ay ay ay ay
Tú me abriste las heridas que ya daba por curada
Con limón, tequila y sal
Una historia repetida
Solamente un déjà vu que nunca llega a su final
Mejor me quedo solo
Y me olvido de tus cosas, de tus ojos
Mejor esquivo el polvo
No quiero caer de nuevo en esa foto
De locura, hipocresía total
¿Quién puede hablar del amor y defenderlo?
Que levante la mano por favor
¿Quién puede hablar del dolor y pagar la fianza?
Pa' que salga de mi corazón
Si alguien va a hablar del amor
Te lo aseguro, esa no voy a ser yo
No, esa no voy a ser yo
Esta idea recurrente
Quiere jugar con mi mente pa' volverme a engatusar
Anda membuka luka yang sudah saya sembuhkan
Dengan lemon, tequila, dan garam
Cerita yang berulang
Hanya déjà vu yang tidak pernah mencapai ujungnya
Lebih baik aku tinggal sendiri
Dan aku lupa barang-barangmu, matamu
Saya menghindari debu lebih baik
Saya tidak ingin jatuh di foto itu lagi
Kegilaan, kemunafikan total
Siapa yang bisa berbicara tentang cinta dan mempertahankannya?
Semoga Anda mengangkat tangan
Siapa yang bisa berbicara tentang rasa sakit dan membayar uang jaminan?
Keluar dari hatiku
(coba dengerin lagunya plus video clipnya biar tambah seru 😁)
Sang Pria sudah memegang pinggang sang wanita, gerakan tari bachata sudah dimulai. Tarian bachata termasuk tarian sensual dari Amerika Latin, menunjukkan kemesraan sepasang kekasih.
Saudara dan kerabat yang berada di resto belum ngeh jika wanita yang menari di stage adalah Ghina. Dan entah kenapa saat music mulai, Edward memandang stage, memicingkan matanya, lalu berdiri mendekati stage. Edward melihat bagaimana intimnya tarian tersebut, sang pria hampir menyentuh seluruh tubuh wanita. Mulai dari leher, pinggang, paha sang wanita. Dan wajah sang wanita terlihat menantang.
Ada bara api di kedua netra Edward, hatinya bergejolak, hasratnya turut naik. Dilepaskannya jas lalu dilempar ke arah Ferdi.
Tanpa mikir panjang, Edward masuk ke stage tersebut, sang penari pria terkejut saat Edward mengambil alih penari wanita.
Edward menghentakkan tubuhnya ke Ghina, sekejap dia terkejut partnernya sudah berganti. Tapi dia tetap profesional, dia tetap menari. Edward ternyata bisa mengikutinya, sesekali tatapan mereka beradu begitu tajam tapi menggairahkan. Edward terbawa gairah saat menari dengan Ghina.
Pengunjung resto juga menikmati tarian bachata mereka berdua. Saudara dan kerabat mereka terpukau, calon pengantin yang akan menikah besok hari terlihat mesra dari tariannya. Tidak segan-segan mereka mengabadikannya lewat video ponsel, termasuk beberapa staff hotel.
Tepuk tangan yang begitu bergemuruh dari para pengunjung resto saat tarian mereka selesai. Ghina dan Edward sama sama mengatur napasnya dengan beradu pandang.
Oma Ratna yang melihat Edward, terbesit di hatinya jika putra pertamanya tertarik dengan Ghina.
Netra Edward masih tidak lepas dengan wanita di sampingnya, sedangkan Ghina sudah melambaikan tangan kepada para pengunjung dengan tersenyum.
Ghina mulai membalikkan badannya ke arah pintu belakang stage, namun sudah di dahului Edward dengan menarik tangannya.
Secara spontan badan gadis itu terhuyung-huyung mengikuti langkah Edward. Ghina hanya bisa menebarkan senyuman saat dia melewati beberapa meja di mana saudara dan kerabat mereka duduk.
“Om, lepasin tangan Ghina!” pinta Ghina ketika mereka sudah berada diluar resto, Edward tidak bergeming.....dia tetap melangkah menuju lift.
Sebenarnya gadis itu agak risih dengan pakaian yang dia kenakan, beberapa mata laki-laki terlihat nakal melihat penampilannya.
Edward menekan angka lantai 10, tempat di mana kamar Ghina berada. Ghina sudah mulai jenuh dengan tingkah laku Edward, apalagi tangannya dicengkeram begitu kuat.
TING!
Lift sudah sampai di lantai 10, tarikan tangan Edward semakin kencang menuju kamar.
BUGH!
Tubuh Ghina dihempaskannya di atas sofa ruang tamu, Edward membuka beberapa kancing kemejanya sangking terasa panas di dadanya, sehingga terlihat dada putihnya.
Ghina mulai membetulkan posisi duduknya, tidak ada rasa takutnya dengan pria yang berada di hadapannya. Untuk apa dia takut, justru semakin takut semakin di tekan oleh pria tampan itu.
“Kamu benar-benar seperti wanita nakal!” bentak Edward sambil bersedekap.
Ghina mulai menyilangkan kedua kakinya, hingga belahan roknya memperlihatkan paha putihnya.
“Lalu!” jawab Ghina sambil ikut bersedekap.
“Apa maksud kamu menari seperti itu, dan mau di sentuh oleh pria lain?”
“Memang tariannya seperti itu! Kenapa.......salah! Lagi pula Om Edward juga termasuk yang menikmati memegang tubuh Ghina,” jawab ringannya.
Mengingatnya saja Ghina sudah panas dingin, bagaimana bisa Edward bisa menari menyeimbangi setiap gerakannya.
Kembali Ghina memainkan salah satu tangannya ke leher jenjangnya, entah kenapa Edward melihat wanita yang duduk di hadapannya seperti wanita penggoda.
“Saya tidak menyangka kamu wanita nakal! Sepertinya Papa sudah buta memilih kamu sebagai istri saya!”
“Nah itu betul, makanya saya bongkar. Biar Om Edward juga tahu,” jawab ketusnya.
Sungguh hati Ghina terasa perih dengan sebutan wanita nakal, tapi itulah misi dia sekarang.
Hati Edward juga campur aduk dibuat Ghina hari ini, tadi siang dia melihat Ghina begitu memesona seperti bidadari dengan kebaya, malam ini dia melihat wajah lain Ghina ... benar-benar berbeda ... entah karena penampilannya atau auranya, seperti bukan Ghina ... seperti wanita dewasa yang penuh gairah. Edward juga menyadari hasratnya ikutan bergairah. Dan masih ia rasakan dan belum sempat dijinakkan.