Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 - Sergapan
Kedua orang tuanya tidak layak untuk menerima penghinaan seperti ini, jiwa mereka tidak akan bisa pergi dengan tenang jika Xu Ya tidak membalaskan dendam mereka.
Mereka berhenti cukup lama disana dan memandang iring iringan itu sebelum akhirnya pergi untuk berbalik arah, Xu Ya memilih untuk tidak menoleh sekalipun ke belakang.
Dia akan meninggalkan semua yang ada di Ibukota dan memulai kehidupan baru untuk menempuh perjalanan balas dendam miliknya.
"Jika hati dipenuhi dengan dendam maka akan sulit untuk mencapai sesuatu yang besar. " Ucap Huo Xincheng.
"Kalau begitu maka aku akan mengubah pandangan orang orang. Bahwa dendam dapat digunakan sebagai sebuah kekuatan yang menopang, aku hidup demi balas dendam. " Balas Xu Ya dengan keras kepala.
Huo Xincheng juga memilih untuk tidak bersikeras lagi dengan Xu Ya, bagaimanapun gadis itu masih muda dan emosinya belum stabil.
Berbeda dengan Huo Xincheng yang telah berada di medan perang sejak usia 8 tahun, seluruh keluarganya adalah seorang petarung termasuk Ibunya juga adalah seorang prajurit yang tangguh.
Namun pada saat itu...... , pasukan mereka masuk ke dalam jebakan musuh. Ribuan pasukan mati dan pasukan bantuan datang terlambat, Huo Xincheng digali dari tumpukan mayat musuh dan pasukannya dalam kondisi setengah sadar.
Orang orang mengatakan bahwa dia tidak akan bisa bertahan namun kenyataannya dia berhasil bangkit dan mengambil alih pasukan orang tuanya dan dia sedang menyelidiki mengenai keterlambatan pasukan bantuan hari itu.
Mungkin juga karena adanya campur tangan dari orang di dalam Pengadilan Istana dan secara kebetulan bertemu dengan Xu Ya yang memiliki pengalaman yang sama sehingga Huo Xincheng mau tidak mau merasa seperti sedang melihat dirinya sendiri beberapa tahun yang lalu pada Xu Ya.
Rombongan mereka hanya ada 10 orang sehingga mereka bisa melesat dengan cepat menuju gerbang kota untuk mencapai kamp militer. Namun baru saja mereka keluar dari gerbang Ibukota, tiba tiba ada puluhan orang yang menghalangi mereka dengan pakaian serba hitam.
"Ini adalah waktumu untuk menunjukkan kemampuan yang telah aku ajarkan tadi. " Ucap Huo Xincheng.
"Jika kalian menyerahkan gadis bernama Xu Ya maka kami akan melepaskan kalian tanpa terluka. "Ucap Pemimpin bandit itu.
"Tidak ada satupun di antara kami yang bernama Xu Ya, namun jika kalian cari mati maka jangan salahkan Jenderal ini karena bertindak kejam !" Seru Huo Xincheng dengan dingin lalu menerjang ke depan dengan pedangnya.
Gao Yu yang selalu terlihat sederhana ternyata adalah seorang petarung yang hebat juga, setiap pelayan yang dibawa oleh Huo Xincheng sebenarnya adalah orang prajurit !
Xu Ya memandang situasi sekitar lalu melompat turun dari kudanya dan menarik pedang pendeknya, dia bertarung dengan seorang pria bercadar hitam ini.
Lalu mengingat kembali pengajaran Huo Xincheng padanya, dia menghindari serangan pemuda itu.
"Buka matamu dan perhatikan gerakan musuh. " Kata kata dari Huo Xincheng ini bergema di kepalanya.
Sehingga dia membuka matanya lebar lebar dan memperhatikan gerakan musuh lalu mulai menghindari serangan lawan. Ketika pedang lawan ingin menebas lehernya, dia langsung mendorong kepalanya ke belakang sampai hampir menyentuh lantai.
Sebelum akhirnya membuat sebuah data ledak, dia mengangkat kepalanya dengan kecepatan tinggi lalu menghantam hidung pria itu sampai dia menjerit kesakitan lalu pada saat yang sama menusuk jantung pria itu dengan pedang pendeknya.
Pria itu tidak langsung mati dan menggores tantan Xu Ya yang membuatnya mendesis menahan rasa sakit. Xu Ya menendang pria itu jatuh ke tanah yang pada akhirnya pria itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Ini adalah nyawa pertama yang berhasil Xu Ya renggut dengan kedua tangannya sendiri, Xu Ya memandang tangan dan pedang pendeknya yang berlumuran darah dengan senyum aneh.
Lalu beralih ke musuh kedua, dia mulai menikmati cara yang dia gunakan ini dan tidak sekaku sebelumnya. Gerakan yang dia lakukan lebih halus serta lebih lentur. Tubuhnya memang kuat namun tubuh wanita jauh lebih lincah dibandingkan dengan pria.
Terutama serangan kakinya tidak kalah sama sekali, Xu Ya menahan pedang musuh dengan sepatunya , kaki kanannya terangkat lurus ke atas sementara tangannya mengayunkan pedang pendek ke arah lengan pembunuh itu.
Pembunuh itu mengeluh kesakitan dan kekuatan di pedangnya menurun sehingga Xu Ya mengambil kesempatan ini untuk menendang pria itu sampai jatuh ke belakang.
Kekuatan kaki Xu Ya memang perlu diacungi jempol, bahkan ketika kakinya yang terluka oleh anak panah belum sepenuhnya sembuh namun berhasil mengeluarkan kekuatan sebesar ini ketika melawan musuh.
Xu Ya menikam kaki musuhnya sampai musuhnya menjerit kesakitan sebelum akhirnya dia menebas leher musuhnya dengan kejam.
Tatapannya berubah menjadi tajam dan nafasnya menjadi tidak beraturan, rasa kebencian di dalam dirinya seolah olah memberikan petunjuk di dalam otaknya.
Bagaimana dia harus bersikap, orang orang ini adalah orang orang yang dikirim oleh pembunuh keluarganya. Maka dia tidak boleh berbelas kasih, dia akan membunuh semuanya !
Seolah olah telah kerasukan, Xu Ya menerjang ke arah musuh lainnya dan menghindari serangan dengan berputar ke belakang sebelum akhirnya berlutut dan mengincar kaki lawan.
Dia menusuk telapak kaki lawan dan pada saat yang sama pedang lawan berhasil melukai punggungnya, namun dia seperti tidak merasakan rasa sakit dan hanya menerjang musuh tanpa rasa takut sama sekali.
"Karena kalian semua mencari kematian maka aku akan menunjukkan kepada kalian, bagaimana rasa kematian itu. " Bisik Xu Ya.
Pedang musuh ingin menusuk ke arah kepalanya namun Xu Ya menahannya dengan pedang pendek pemberian Huo Xincheng lalu mengerahkan seluruh kekuatannya.
Dia mengangkat kakinya dan melakukan tendangan tiga kali kepada dada musuh. Lawannya langsung memuntahkan darah yang sangat banyak sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Kekuatannya tidak sebesar pria, tetapi serangannya mematikan. Sesuai dengan ajaran Huo Xincheng, dia menyerang titik lemah lawan dengan sekuat tenaganya dan pada saat yang sama melindungi titik lemahnya menggunakan kedua tangannya.
Karena itulah sepanjang lengannya dipenuhi dengan luka pedang dan darah mengalir dengan deras , musuh dengan cepat ditekan oleh rombongan Huo Xincheng dan Huo Xincheng menatap ke arah Xu Ya dengan tatapan datar.
"Bagaimana perasaanmu ?" Tanya Huo Xincheng.
"Perasaanku ? Sepertinya cukup baik. " Jawab Xu Ya dengan biasa saja.
Para prajurit yang dibawa Huo Xincheng menatapnya dengan tatapan aneh seolah olah sedang melihat mahkluk aneh.
Orang orang ketika membunuh untuk pertama kalinya pasti akan merasakan sebuah ledakan emosi entah marah, senang, sedih, terpukul atau emosi emosi lainnya.
Tetapi, Xu Ya benar benar hanya mengatakannya dengan ringan seolah olah itu hanya sebuah angin lalu yang tidak penting.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,