Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Mawar Putih
Semenjak batalnya pertemuan Yoongi dengan Zeera hari itu, pria berkulit seputih salju itu tidak lagi mendapat kabar dari Zeera. Sudah satu Minggu ini Yoongi sibuk bersama BTS, dan menggarap lagu untuk idol lain. Meski begitu, Zeera terkadang berkirim pesan hanya sekedar basa basi menanyakan kabar ataupun kesibukan Yoongi.
Dua hari yang lalu, Yoongi mengirim pesan pada Zeera tapi tidak ada balasan, bahkan pesan tersebut tidak dibaca sama sekali. Saat di telpon pun, sama sekali tidak di respon. Yoongi mulai frustasi. Apalagi Jungkook terang-terangan mengatakan kalau dia dan Zeera sering bertukar pesan.
Yoongi pergi ke studio miliknya. Membanting handphone ke sofa. Menyenderkan punggungnya pada kursi di depan monitor.
"Aaaarg!!!!" Yoongi mengacak-acak rambutnya.
"Apa aku kalah dari Jungkook?" Yoongi menutup wajah dengan kedua tangannya. Kemudian membenturkan pelan kepalanya berkali-kali pada senderan kursi.
Hobi masuk ke dalam studio Yoongi. Dia melihat kejadian barusan. Dia sempat terdiam sejenak.
"Hyung." Hobi menepuk pelan pundak Yoongi.
Yoongi menoleh. Raut wajahnya kacau.
"Jangan mudah menyimpulkan. Aku rasa bukan itu alasan Zeera menghindari mu."
"Lalu apa? Seminggu ini dia mengacuhkan ku, dan semakin dekat dengan Jungkook."
"Lagipula, aku merasa tidak pernah membuat dia marah, sehingga dia mengacuhkan ku." Lanjut Yoongi.
"Hyung, kau tidak lupa bukan kalau hari ini Zeera sidang tesisnya?"
Yoongi menatap Hobi dengan rasa terkejut.
"Untung kau mengingatkanku Hobi-ah. Aku akan ke kampusnya sekarang."
"Lebih baik begitu, kau tanya langsung alasan apa yang membuat dia seolah menghindar darimu."
Yoongi mengangguk.
"Semangat Hyung!"
"Terimakasih."
Langkah Yoongi berhenti diambang pintu.
"Kenapa Hyung?"
"Apa dia masih di kampus?"
"Iya. Husna bilang, Zeera akan memulai sidangnya jam sebelas." Hobi melihat jam di pergelangan tangannya.
"Berarti akan mulai sepuluh menit lagi." Lanjut Hobi.
Yoongi pergi begitu saja tanpa pamit. Hobi menggeleng.
Jalanan terasa sedikit padat. Yoongi sudah tidak sabar ingin segera sampai di kampus. Ditengah kemacetan, dia sesekali melirik jam di pergelangan tangannya dan juga bucket mawar yang tadi dia sempat beli.
Yoongi membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, karena memang jalanan terlihat padat.
Sampai di parkiran kampus. Yoongi menelepon Hobi. Dia meminta adiknya itu menghubungi Husna, menanyakan di gedung mana Zeera sidang tesis.
"Hyung, kau tunggu saja di mobil. Nanti setalah Zeera selesai sidang, Husna akan membawanya menemui mu." Suara Hobi di ujung telpon sana.
"Hmm baiklah." Balas Yoongi. Sambungan telpon terputus.
Sambil menunggu, Yoongi menonton film di handphone. Tidak lama, sebuah notifikasi pesan masuk ke media sosial nya, tapi akun tersebut tidak menggunakan nama asli Yoongi.
"Sibuk tidak?" Begitulah isi pesannya.
Yoongi menghela nafas. Kenapa tiba-tiba Khumaira mengirim pesan.
"Iya. Kenapa?" Balas Yoongi.
"Namira ingin bertemu."
Yoongi tidak langsung membalas pesan tersebut. Dia masih mempertimbangkan jawaban apa yang akan dia berikan.
"Apa nomor telepon mu masih yang dulu?" Pesan dari Khumaira masuk lagi.
"Iya." Balas Yoongi singkat.
Tidak lama, handphone Yoongi berdering. Satu panggilan masuk, nomor baru. Yoongi tidak langsung menjawab panggilan masuk itu. Kemudian satu pesan masuk.
"Nomor telepon ku, Aira."
Yoongi hanya membalas dengan mengirim stiker jempol bertuliskan 'OK'.
Di luar ruang sidang. Husna menunggu dengan cemas. Rasa cemas nya baru hilang saat sang sahabat, Zeera - keluar dan memeluknya dengan haru.
"Alhamdulillah na, sidang tesis ku berjalan lancar."
Husna melepaskan pelukan Zeera. "Alhamdulillah."
"Oya Ra, kita ke parkiran yuk."
"Ngapain?"
"Udah ikut aja." Husna menggandeng lengan Zeera.
Sepanjang perjalanan ke tempat parkiran, keduanya bercerita sambil sesekali melempar canda.
Dari jauh mata Yoongi sudah menangkap dua gadis cantik yang mendekat ke arah mobilnya. Yoongi keluar dari mobil dengan tangan memegang bucket mawar. Kacamata dan masker masih setia menempel.
Dari jarak tiga meter, Zeera menghentikan langkahnya. Dia melihat Husna dengan tatapan curiga.
"Kamu yang nyuruh dia datang na?"
"Bukan. Hobi oppa yang menelpon aku kalau Yoongi oppa akan datang."
"Kok dia tahu aku sidang hari ini?"
"Mungkin dia udah save tanggal sidang kamu di hape nya."
"Ya udah yuk, kesana. Kasian udah satu jam lebih dia nunggu." Lanjut Husna menarik tangan Zeera.
Yoongi melepas kacamata hitamnya saat Zeera dan Husna berada di depannya.
"Selamat ya." Yoongi menyerahkan bucket mawar.
"Terimakasih oppa." Zeera menerima bucket mawar.
"Zeera-ya!"
Zeera, Yoongi dan Husna menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Jungkook berlari dengan tangan membawa bucket mawar.
Di depan Zeera, Yoongi dan Husna, Jungkook ngos-ngosan mengatur nafas.
"Selamat ya. Maaf aku terlambat." Jungkook menyerahkan bucket mawar.
"Tidak apa-apa. Terimakasih." Zeera menerima bucket mawar dari Jungkook.
"Kenapa mawar putih semua? Apa kalian tidak tahu kalau Zeera menyukai mawar merah, eoh?" Protes Husna.
Yoongi dan Jungkook menggeleng, lalu saling pandang.
Husna menepuk jidatnya. "Payah!"
"Jungkook-ah, bisakah kau ikut denganku sebentar?"
"Tapi aku ingin bicara dengan Zeera."
"Kau ikut saja dulu denganku. Biarkan Zeera bicara dengan Yoongi oppa sebentar."
Jungkook diam, melihat Zeera dan Yoongi berganti.
"Ayo!"
"Hmmm baiklah." Terpaksa Jungkook mengikuti Husna. Dia tidak tahu kemana Husna akan membawanya.
Husna sebenarnya mendapat instruksi dari Hobi untuk membawa Jungkook menjauh dari Zeera dan Yoongi. Karena Hobi tahu Jungkook sudah ada di kampus.
Ternyata Husna membawa Jungkook ke tempat parkiran yang lain, dimana disana sudah ada Hobi yang menunggu.
"Kau disini Hyung?" Jungkook terkejut.
"Iya. Aku ingin menjemput Husna dan kau."
"Memang kita mau kemana Hyung?"
"Merayakan kesuksesan sidang Zeera. Aku dan Yoongi Hyung sudah memesan salah satu cafe untuk kita makan."
"Sekarang kita pergi, yang lain sudah menunggu." Lanjut Hobi.
"Tapi bagaimana dengan Zeera dan Yoongi Hyung?"
"Nanti mereka akan menyusul."
Jungkook diam cemberut.
"Kenapa?"
"Padahal aku ingin mengajak Zeera pergi."
"Next time bisa kau atur lagi. Sekarang biarkan Hyung mu itu bicara dengan Zeera."
Jungkook hanya mengangguk. Dia pergi menuju mobilnya. Sedang Husna masuk ke dalam mobil Hobi. Ketiganya pergi ke cafe yang sudah di pesan.
Di tempat lain.
"Apa kita akan seperti ini terus oppa?" Protes Zeera, karena sedari tadi mereka hanya diam, berdiri.
"Masuklah." Yoongi membuka pintu mobil agar Zeera segera masuk.
Gadis itu masuk, duduk dan meletakkan dua bucket mawar putih dibangku belakang.
Yoongi sudah duduk di belakang kemudi. Matanya menangkap objek yang melingkar cantik di pergelangan tangan kiri Zeera.
"Ini dari Jungkook." Celetuk Zeera saat dia sadar sedari tadi Yoongi memperhatikan gelang yang dipakainya.
Yoongi mengangguk.
"Tapi hanya hadiah biasa, bukan sebagai tanda ada sesuatu yang khusus diantara aku dan dia." Zeera memberi penjelasan.
Yoongi menatap tajam Zeera. Gadis itu merasa sedikit takut dengan tatapan Yoongi saat itu.
"Kenapa kau menjauh dariku?"
"Apa maksud oppa?" Zeera mulai gugup.
"Pesan, bahkan telpon ku, kau acuhkan. Tapi dengan Jungkook, kau malah semakin akrab. Bahkan dia memberimu hadiah itu." Yoongi menunjuk gelang dengan dagunya.
"A-aku...."
"Kau menyukainya?" Yoongi memotong ucapan Zeera.
Zeera memegangi kepalanya. Dia merasa pusing dengan sikap Yoongi.
"Siapa wanita dan anak kecil yang ada di restoran seminggu yang lalu?" Bukannya menjawab pertanyaan Yoongi, Zeera malah balik bertanya.
Deg!
Yoongi terdiam. Otaknya berfikir keras dari mana Zeera tahu kejadian itu.
"Kenapa diam? Apa mereka orang spesial mu?"
"Asal oppa tahu, saat itu aku tidak sengaja melihat kalian. Makanya aku membatalkan janji denganmu." Raut wajah Zeera langsung masam. Dia memalingkan wajahnya, melihat ke sisi jendela mobil.
Yoongi meremas kemudi. Dia sadar, itulah alasan kenapa Zeera seolah menjauhinya.
"Hanya teman lama. Kebetulan kami tidak sengaja bertemu dan anaknya ingin aku ikut untuk makan siang."
"Seakrab itukah sampai anaknya tidak mau melepaskan tanganmu, oppa?"
Yoongi tersenyum sangat tipis saat mendengar ucapan Zeera.
"Kau cemburu?"
Zeera menatap Yoongi. "Untuk apa?"
"Sekarang lebih baik antar aku pulang. Aku capek."
"Tidak. Kita harus merayakan kesuksesan sidang tesis mu dulu. Aku dan Hobi sudah memesan cafe. Kita semua akan makan disana."
Yoongi mengambil paper bag dari bangku belakang. Menyerahkannya pada Zeera.
"Buka dan pakai."
"Kau memaksaku oppa?"
"Iya."
Zeera sedikit merengut melihat tatapan Yoongi yang seolah ingin memakannya. Dia kemudian membuka paper bag dan mengeluarkan isinya.
"Kenapa kau juga memberiku hadiah yang mahal oppa?"
"Kau tidak suka."
"Aku hanya takut."
Yoongi merebut kotak jam tersebut dari tangan Zeera, membukanya lalu memasangkannya di pergelangan tangan kanan Zeera. Zeera hanya melongo dengan gerakan Yoongi yang cepat.
"Jangan dilepas!"
"Iya. Kucing galak!" Gerutu Zeera.
"Kau mengatai ku?" Yoongi menyipitkan matanya.
"Eh, ti-tidak oppa." Zeera cengengesan.
Yoongi memasang seat belt, dan menyuruh Zeera untuk memakai seat belt juga. Mereka segera meluncur ke cafe tujuan.