Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lamaran Albert
"Ahh.. tapi hampir semua pengikut itu bangsawan! Tetapi ada juga yang menjadi pengikut setelah mereka di beri posisi meskipun mereka rakyat biasa", lanjut Lily.
"Oh seperti itu ya..", tanggapku oleh penjelasannya.
Aku berjalan terus di sekitar taman yang membentang luas mengelilingi hampir separuh luas rumah besar Marques Davinci.
Dan saat sampai di sisi kiri bangunan rumah megah itu, aku melihat kaca jendela sebuah ruang yang tidak boleh di masukin siapapun termasuk aku.
Sebenarnya aku merasa penasaran, namun aku harus lebih bisa menghargai privasi dari Albert.
"Ternyata kamu ada di sini Freya?", ucap Albert yang ternyata sudah berjalan di belakangku.
"Saya dengar kamu ada di perpustakaan, kebetulan saya akan pergi kesana, tapi malah menemukan mu di sini. Itu bagus!", ucap Albert kemudian
"Hari ini anda datang lebih cepat ya?", ucapku padanya.
Setiap ada waktu, kami akan makan bersama atau sekedar minum teh sambil berbincang. Tapi, dia jarang muncul saat siang hari karena sibuk. Setelah kuingat lagi, saat kejadian Audrey dia juga pulang lebih cepat dari biasanya. Apa kedatangan Albert saat kelas dengan Audrey juga sebuah kebetulan semata?
"Itu karena ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Freya!", ucapnya sambil tersenyum lebar seperti biasanya.
"Ahh.. tentunya saya juga sedang merindukan Freya! Hehehe..", lanjutnya sambil tertawa kecil.
"Maukah kamu berjalan bersamaku?", pinta Freya sambil mengulurkan tangannya.
"Baiklah, saya mau", jawabku dan langsung menyambut uluran tangan Albert.
Tak ada perasaan tidak nyaman karena Albert selalu memperlakukan aku dengan hati - hati.
Tiap kata dan tindakan nya tidak pernah menyakitiku.
Aku mulai merasa terbiasa dengan ini semua, rasa nyaman dan bahagia ini mungkin tak akan ku temui kalau saja aku masih bersama Andreas. Aku merasa bebas berekspresi.
Kami menuju taman bagian dalam sambil mengobrol ringan.
Tangannya tetap tertutup dengan tanganku tanpa ada rasa ingin melepaskan.
'Ternyata ada yang seperti ini di bagian dalam Ya..' ucapku sambil melihat sebuah air mancur berukuran sedang dengan gazebo kecil di dekatnya.
"Setiap kali saya sedih dulu waktu masih kecil, saya selalu berlari kesini!", ucap Albert memecahkan keheningan sementara.
Bagaimana bisa dia kabur ketempat terbuka seperti ini?
Lucu sekali tindakannya.
"Ketempat ini?", aku berusaha meyakinkan pendengar an ku, takutnya aku hanya salah dengar saja.
"Iya.. aku tidak pergi terlalu jauh karena aku Berharap ada yang datang mencari aku! Aku bersembunyi di taman terdekat karena aku yakin jika bersembunyi disini, maka para pelayan akan bisa segera menemukanku! Saat aku bersembunyi, ibu yang sudah sangat mengenalku, akan selalu datang menemukanku! Meskipun itu terlihat bukan seperti apa - apa, tapi bagi ku Tempat ini penuh dengan kenangan!", Albert bercerita tentang tempat ini.
Ahh.. jika begitu, aku pun juga punya tempat seperti ini.
Tempat untuk menenangkan diri jika sedang bersedih atau marah.
Tetapi aku jadi memikirkan sesuatu yang lain..
Sosok orang ini saat masih kecil, Mata, hidung, bibirnya pasti tidak berubah..
Tidak, tidak..
Mungkin juga lebih imut dan bulat?
Fitur wajahnya pasti jelas..
Ehh..
'Kenapa aku jadi teringat anak itu ya?'
Padahal anak itu perempuan, dia anak yang sedikit lebih tua dari ku dan pernah tinggal bersamaku.
Semua kenangan tentang dia indah, kecuali tentang dia yang tiba - tiba menghilang.
Orang tuaku juga cukup khawatir, tapi tidak mudah mencari anak yang pergi dengan keinginannya sendiri.
Aku bahkan tidak begitu ingat kenapa kami tinggal bersama. Suatu hari tiba - tiba orang tuaku membawanya, sama seperti dia yang tiba - tiba hilang.
'Aku bahkan tidur dan bermain dengan anak itu, tidak mungkin dia adalah Albert! Albert pasti begitu imut saat masih kecil!', ucapku dalam hati sambil melihat ke arah Albert.
"Freya, coba kemari!", panggil Albert yang tiba - tiba sudah menjauh dariku
Aku Yang tidak tahu apa - apa hanya mengikuti panggilannya.
Namun tiba - tiba dia bersimpuh di depanku.
Srett
Aku begitu kaget sampai tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahku.
Sejenak semua terasa hening sampai Albert berkata yang membuatku begitu terharu.
"Menikahlah dengan saya Freya!", ucap Albert sambil membawa sekotak cincin dengan berlian cantik di dalamnya.
Tapi ada yang aneh. Bukankah kami sudah menikah? Kenapa dia perlu repot - repot melakukan ini lagi?
"Ehh.. bukankah kita sudah menikah?", tanya ku dengan tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya di pikirkan Albert.
"Tentunya secara hukum, kamu adalah istriku.
Tapi aku tidak pernah melamar mu dengan secara resmi. Kamu juga tidak memilihku kan? Lalu, aku sangat ingin merasakan perasaan ketika melamar seseorang! Saat menemukan orang yang berharga, aku sangat berharap bahwa orang itu akan memilihku dengan tulus!", ucap Albert menjelaskan secara panjang dan lebar.
Ahh. .
Ternyata seperti ini rasa nya diinginkan dan di cintai oleh seseorang.
Aku merasakan ketulusan di setiap ucapannya itu.
Aku kira semua romansa di dalam hatiku sudah menghilang karena pengalaman buruk itu. Tetapi, aku sangat ingin menerimanya. Aku ingin orang mengatakan aku berharga, menyatakan cintanya dan melamarku.
"Aku.. aku ingin pergi dari tempat ini, apa anda akan membiarkan aku pergi?", tanyaku kepadanya.
Aku Hanya ingin melihat bagaimana cara dia memperlakukan ku ketika kami memiliki keinginan yang berbeda.
Dia terlihat begitu terkejut.
"Kalau.. kalau memang itu yang kamu inginkan.", jawabnya dengan sedikit bergetar di awal.
Pria ini, mengatakan bahwa dia memperbolehkan aku pergi, tapi mungkin dia tidak ingin membiarkan aku pergi. Mungkin dia akan mengejar ku setelah membiarkan aku pergi.
'Ini bukanlah penilaian yang berdasarkan logika, tapi ini asumsi yang keluar berdasarkan pengalamanku', ucapku dalam hati.
Tetapi entah kenapa..
"Baiklah, Saya akan menjadi istri anda!", jawabku sambil tersenyum kepadanya.
Albert terlihat terkejut namun sedetik kemudian langsung tersenyum cerah.
"Apakah aku boleh memasang kan cincin ini di jarimu Freya?", tanya Albert kepadaku.
"Tentu, Albert!", jawabku sambil tersenyum lembut kepadanya.
Entah kenapa beberapa saat raut wajah Albert terlihat sedih.
"Aku minta maaf karena aku tidak bisa bertemu dengan kamu lebih cepat Freya!", ucap Albert meminta maaf padahal dia sama sekali tidak bersalah.
"Ini cincin pernikahan yang sudah ada secara turun temurun di keluarga Marques Davinci. Kami hanya mengubah ukuran sesuai dengan jari pasangan kami", ucap Albert menjelaskan.
"Maaf jika tidak sesuai dengan selera perhiasanmu, Freya.. tapi saat acara pernikahan, aku berjanji akan membawakan yang lebih cantik dari ini!", lanjut Albert.
"Tidak.. ini sangat cantik", jawabku sambil menyentuh cincin cantik yang kini sudah ada di jariku.
"Nahh.. itu sekarang sudah menjadi milik mu, jadi tolong di pakai terus ya!!", ucap Albert sambil tertawa kecil.
"Baik.." jawabku.
"Aku juga berniat ingin menggelar acara pesta pernikahan kita Freya, bagaimana menurut mu?", Albert bertanya tentang pendapatku.
"Kalau anda ingin seperti itu, saya akan melakukan seperti yang anda mau, Albert!", jawabku.
"Ahh.. kalau kamu tidak mau, aku akan membuat pesta pernikahan untuk kita berdua saja!", ucap Albert lagi.
Albert selalu seperti itu. Dia selalu bertanya pendapatku, apa yang aku suka dan tidak. Apakah aku benar - benar boleh menikmati ini semua??