Jangan mengharapkan aku kembali setelah kau menyakiti ku, anggaplah yang kau rasakan sekarang itu karma mu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" sa-saya Yuliani Raden Surya nyonya." ucap yuli tergagap.
" Oh jadi kamu anak Sukma Raden Surya, " yuli mengangguk membenarkan.
" kenapa kamu menghina putri saya, apa dia punya salah sama kamu, ingat harta dan tahta di dunia ini hanya titipan tuhan, jangan kamu merasa sombong hanya karna lebih unggul, tapi putri saya sekarang bukan orang miskin seperti yang kamu tuduhan tadi, bahkan dia bisa memerintah orang untuk menghancurkan perusahaan papahmu, tapi saya yakin putri saya tidak akan melakukan hal keji seperti itu." ucap bu laras panjang lebar, membuat semua orang yang mendengar menjadi panas dingin.
karna mereka tidak akan pernah mampu untuk melawan keluarga Admajaya, bahkan tidak ada yang berani menyinggung mereka.
" untung gue gak terpancing untuk ikut buka suara tadi."
" pantas saja wanita itu sangat tenang menghadapinya, ternyata dia putri nyonya Admajaya.."
" pasti habis tuh wanita berani-beraninya dia berhadapan dengan keluarga Admajaya, bahkan menghina putri Admajaya."
itulah gumaman pelanggan yang sedang memperhatikan mereka..
" sekali lagi maafkan saya nyonya, saya tidak tau jika safira putri nyonya." sesal yuli
" apa kalau dia bukan putri saya kamu akan terus menghina dia.? apakah seperti ini didikan yang sukma berikan sama kamu, tapi saya tidak yakin jika sukma mendidik mu menjadi seperti ini, yang saya tahu, sukma adalah pribadi yang baik bahkan dia tidak mungkin mengeluarkan kata kasarnya. tidak sepertimu yang memiliki sifat sombong dan angkuh." ucap bu laras panjang lebar, yuli yang mendengarkan keterangan bu laras pun mengeluarkan setetes air matanya, bukan menyesal tapi yuli sangat takut jika mamah nya tau apa lagi jika papahnya tau..
" sekali lagi maafkan saya nyonya." ucap yuli lirih sambil mengusap air matanya yang ada di pipi.
" minta maaflah pada putri saya, jika tidak saya akan mengadukan perbuatanmu ke orang tua mu, bahkan saya akan laporkan kejadian ini ke pihak berwajib." jawab bu laras, sontak ucapan bu laras membuat yuli panik.
" jangan nyonya jangan adukan saya pada mamah dan papah, mereka pasti sangat marah. dan jangan bawa masalah ini ke pihak berwajib." ucap yuli memohon.
" mah sudah lah jangan di perpanjang lagi aku juga gak apa-apa kok." ucap safira, tapi bu laras memang harus memberi sedikit geretakan, jadi dia hanya diam tidak menjawab safira..
" fira maafin aku udah hina kamu tadi, aku mohon jangan laporin aku ke polisi." ucap yuli dengan suara mengiba pada safira..
safira menghembuskan nafas beratnya dan menjawab." iya mbak aku maafin." dan kemudian safira menatap bu laras. " ayo mah nanti kesorean kita pulangnya."
" makasih ya fira kamu memang baik." ucap yuli safira hanya menampilkan senyum paksanya.
" ingat jangan pernah kamu singgung lagi keluarga saya." ucap bu laras meninggalkan yuli dan segera mengajak safira memasuki ruang VVIP yang sudah di siapkan sebelumnya. dan yuli menghembuskan nafas leganya melihat bu laras dan safira sudah memasuki ruangannya..
" si*lan aku harus mencari tau hubungan mereka." guman yuli..
.
.
.
.
di rumah ilham sudah hampir membaca tiga buku dan masing - masing ilham baca sebanyak dua kali, sesuai perintah yoga.
" yakin kamu sudah baca dan kamu sudah ingat apa yang ada di buku ini ham." tanya yoga tidak percaya karna ilham membaca dengan cepat dan akan langsung mengingatnya.
" kamu meragukan ku ga, kita lihat saja hasilnya nanti." jawab ilham, memicingkan mata menatap yoga.
" bukan begitu maksudku, ah sudah lah nanti kamu buktikan saya setelah selsai, kayanya besok juga selsai." ucap yoga takut jika ilham tersindir.
" bukan besok tapi malam ini aku bisa menyelesaikannya." jawab ilham yakin
" ya sudah berarti besok kita ke kantor, jangan lupa kamu pake jaket ojol biar gak ada yang mengenalmu nanti." jawab yoga mengingatkan ilham.
" hahaha iya aku akan pakai jaket ojol. tapi dari mana aku dapet jaket itu, kan aku Ndak punya ga." ucap ilham.
" kamu tenang saja, semua itu biar aku yang urus." jawab yoga.
" oke." jawab ilham singkat karna dia langsung melanjutkan membaca buku. karna hari semakin sore..
.
.
.
.
malam harinya ilham, safira, pak david dan bu laras sedeng menikmati makan malamnya,
" gimana nak, apa yoga bekerja dengan baik.?" tanya pak david.
" baik apanya pah, orang aku di suruh baca buku setebal pan*at sapi." gerutu ilham.
" hahahaha anak itu ternyata langsung pake cara itu." jawab pak david disertai tawanya.
" malam ini, aku harus selsai baca pah." ucapan ilham membuat pak david bingung.
" memangnya yoga hanya memberimu satu atau dua buku saja ya nak, sampai-sampai malam ini sudah selsai." tanya pak david.
" satu atau dua apanya pah, yang ada lima. bayangin gimana isi kepala ku saat ini seperti mau meledak saat mengingat semua isi buku-buku itu." jawab ilham sambil memegangi kepalanya, bu laras tersenyum melihat usaha ilham.
" loh kan gak harus selsai sehari, memang harusnya untuk tiga hari buku itu."
" hehe biar makin cepat masuk kantor pah." jawab ilham. pak david menggelengkan kepala,
sedangkan safira acuh tak perduli karna safira sedang asik menikmati rendang daging di hadapannya. berbeda dengan bu laras yang nampak khawatir..
" sayang jangan terlalu kamu paksakan jika kamu lelah, jika kamu lelah istirahatlah." ucap bu laras lembut.
" aku ndak capek mah, aku malah seneng karna aku bisa membaca banyak buku lagi, seperti sedang mengenang masa sekolah dulu." jawab jujur ilham. mereka hanya mengangguk mendengar ilham
" oh ya mah, pah besok aku lanjut belajar di kantor katanya langsung mau di kasih tugas untuk membuktikan aku benar-benar membaca dan mengingat buku-buku itu." ucap ilham, memberi tahu mereka.
" bagus lah nanti kamu berangkat bareng papah, biar semua orang tahu siapa kamu." ucap pak david
" iya bener kata papah, biar gak ada yang berani menghina lagi anak-anak mamah." ucapan bu laras mengundang pemikiran pak david, dan ilham..
" siapa yang berani menghina anak kita mah." tanya pak david.
" itu anaknya sukma dan hidayat, mereka tadi siang menghina putri kita yang cantik ini pah." ucap bu laras memberi kode agar mereka melihat safira, dan bener saja mereka terlihat kaget dan sedari tadi mereka baru tersadar jika rambut safira terlihat bergelombang dan tak di ikat seperti biasanya.. dan wajahnya juga terlihat lebih bersih dan putih.
" kamu cantik banget dek, artis papan atas aja kalah sama kamu." goda ilham. sedangkan safira kesal mendengarnya. karna menurut safira ilham berlebihan
" mah punya uang receh gak." bukannya menjawab malah safira meminta uang receh pada bu laras, tentu saja bu laras bingung.
" gak punya sayang paling adanya 5ribu itupun di dashboard mobil, karna mamah siapin buat sewaktu-waktu parkir, kalau lima puluh ribuan mau gak, nih mamah bawa kebetulan ini uang nyalip di kantong mamah." bu laras menanggapi candaan safira dengan serius serta memberikan uang itu pada safira..
" nih mas buat kamu makasih udah puji aku tadi." ucap safira sambil memberikan uang itu pada ilham.
pak david dan bu laras pun memahami maksud safira dan mereka semua tertawa sedangkan ilham menggaruk kepala yang tidak gatal.
Bersambung..