Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Adil
"Ini terlalu mahal Ros, aku tidak bisa menerimanya"
Ucap Khanza saat melihat isi hadiah keduanya, ternyata adalah sebuah ponsel dengan logo apel kegigit keluaran terbaru dengan harga setara motor baru.
"Itu bukan dari gue Khanza, tapi ini hadiah dari mama. Jadi lo terima aja ya!"
Rosaline memaksa.
"Tapi..." Khanza masih nampak ragu untuk menerima hadiah dengan harga fantastis itu.
"gak ada tapi-tapian, lagian lo gak punya Hpkan sekarang?"
Rosaline tahu kalau ponsel Khanza tertinggal di rumah orang tuanya, jadi saat ia melihat sang mama kebingungan memilih hadiah untuk Khanza, Rosaline menyarankan pada sang mama untuk memberikan Khanza hadian berupa ponsel baru saja.
***
Setelah melewati drama yang cukup panjang, akhirnya Khanza mau menerima hadiah dari tante Carla dengan catatan Khanza akan menggantinya saat ia sudah bekerja nanti. Walaupun dengan cara mencicil.
Rosalinepun setuju saja yang penting Khanza mau menerima hadiah darinya sekarang.
"Wah banyak banget email undangan kerja buat lo, dari perusahaan bonafide semua lagi"
Kagum Rosaline saat melihat Khanza membuka kontak Email lewat ponsel barunya.
Ada puluhan email yang masuk dari perusahaan berbeda dan semuanya meminta agar Khanza bergabung dengan perusahaan mereka. Salah satunya email dari perusahaan Bagaskara group dan Giant group. 2 perusahaan besar yang paling diminati oleh para pencari kerja di negri ini.
"Lo mau terima undangan dari perusahaan mana Za? Gimana kalau Giant group aja, kebetulan gue juga dapat undangan dari perusahaan itu. Pasti bakal seru deh kalau kita satu perusahaan nanti." Saran Rosaline dengan wajah berbinarnya.
"Kayaknya aku gak bakal terima satupun dari undangan itu, setidaknya sampai anak ini lahir nanti"
Ucapnya sembari menghembuskan napas berat.
"Ini gak adil buat lo Za. Lo harus menanggung hasil dari kesalahan kalian sendirian, sedangkan si Albian malah enak-enakan hidup tanpa beban."
Gumam Rosaline sembari mengerucutkan bibir tipisnya.
"Malah yang gue denger, dia bakal segera menggantikan posisi ayahnya di perusahaan setelah lulus S2 di Amerika nanti" Sambung Rosaline lagi, kabar itu ia dengar dari teman-teman kuliah mereka.
"Amerika?"
Hati Khanza bergetar, entah kenapa ada rasa tidak rela saat mendengar kenyataan Albian akan pergi jauh darinya.
"Iya, itu sih yang gue denger dari anak-anak ya, tau bener atau gaknya" Jelas Rosaline. Khanzapun mengangguk paham.
"Lo kenapa Za? Apa lo sedih denger Albian akan pergi ke Amerika?" Tanya Rosaline saat melihat rona di wajah Khanza sudah berubah menjadi sendu.
"Gak, mana ada begitu. Aku udah gak peduli lagi sama Albian. Yang aku pedulikan sekarang cuma masa depan aku dan anak ini"
Tepis Khanza sembari mengelus perutnya yang sudah mulai bervolume.
"Hem bagus deh, gue pikir lo masih ada perasaan sama Albian" Ucap Rosaline sembari menatap lekat ke wajah Khanza yang menampakkan raut wajah tak terbaca.
***
***
"Ck. Mau ngapain sih si Wily ngajak ketemuan di tempat ini?"
Heran Albian, saat sahabatnya Wily mengajak bertemu di sebuah apartemen yang entah milik siapa.
"217, kayaknya ini kamarnya"
Albian mencocokan nomor kamar yang di berikan Wily lewat sebuah pesan Chat dengan nomor kamar yang ada di hadapannya.
Tok tok tok
Ceklek
Pintupun terbuka tak lama setelah Albian mengetuknya.
"Hi Al, lo udah dateng" Sambut Wily dengan wajah sumringahnya.
"Hem, ada hal penting apa yang mau lo sampein? Awas aja kalau gak penting! Gue sibuk soalnya"
Ucap Albian dengan wajah ketusnya, padahal ia tidak benar-benar sibuk. Hanya mencari info tentang Khanza saja seharian.
"Masuk dulu Al, nanti kita bicara di dalam" Wily memundurkan badannya, memberi ruang untuk Albian agar bisa masuk.
Albianpun masuk ke dalam unit apartemen mewah tersebut, menjatuhkan bokongnya di sofa yang nyaman lalu menyeruput sekaleng soda dingin yang tersaji di atas meja.
5 menit sudah Albian duduk di sofa, minuman soda kaleng ditangannya juga sudah tandas. Namun Wily hanya terdiam sambil sesekali tersenyum ke arahnya.
"Kenapa lo? Mau jadi Brand Ambassador pasta gigi?" Tanya Albian karna sedari tadi Wily terus memamerkan gigi putihnya.
"Lo mau makan apa Al, biar gue pesenin. Kayaknya lo lagi laper deh jadi marah-marah mulu"
Ucap Wily pula.
"Gak usah basa-basi! cepat katakan hal penting apa yang mau lo katakan. Kalau gak gue mau cabut sekarang juga" Albian mulai tak sabaran.
Sejak hubungan persahabatannya dengan Zack renggang, Albian memang sudah jarang berkumpul dengan mereka lagi.
"Sabar dulu Al, tunggu dulu sebentar"
Wily menahan Albian yang akan melangkah pergi agar kembali duduk di sofa, setelah itu ia pergi ke dalam sebuah kamar. Tak sampai satu menit Wily sudah keluar lagi dari kamar itu dengan menyeret seseorang secara paksa.
"Ayo cepet bilang! jangan bikin usaha gue bikin Albian datang kesini jadi sia-sia!"
Ucap Wily pada seseorang di belakangnya.
"Maafin gue Al, gue tahu gue salah. Gue bener-bener minta maaf karna telah nyebarin foto lo sama Cewek cugal itu" Zack muncul dari belakang Wily dan langsung bersimpuh di kaki Albian.
Bugh!
Sebuah pukulan dari tangan kekar Albianpun mendarat sempurna di pipi putih Zack.
#Hallo teman-teman haluku, dukung Khanza dengan cara like, komen, vote, and sajennya ya. Selamat membaca^^#