Hi hi haaayyy... selamat datang di karya kedua akuu... semoga suka yaaa 😽😽😽
Audrey dipaksa menggantikan adiknya untuk menikah dengan seorang Tuan muda buangan yang cacat bernama, Asher. Karena tuan muda itu miskin dan lumpuh, keluarga Audrey tidak ingin mengambil resiko karena harus menerima menantu cacat yang dianggap aib. Audrey yang merupakan anak tiri, harus rela menggantikan adiknya. Namun Asher, memiliki rahasia yang banyak tidak diketahui oleh orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Marissa
“Kenapa kamu begitu takut, Carlos?” tanya Asher, wajahnya menunjukkan kebingungan yang mendalam dengan kepura-puraan.
Carlos menatap ke arah Asher sambil menunjuk ke arah pria di atas kursi roda itu, emosinya memuncak hingga wajahnya memerah.
“Ini pasti kerjaanmu, kau ingin menjebakku, Asher!” pekik Carlos, suara gemetar menunjukkan rasa takut dan amarah yang bercampur aduk dalam hatinya.
Kakek Hansel semakin bingung dengan apa yang terjadi di hadapannya. Apalagi, melihat kedatangan wanita yang belum diketahui identitasnya. Siapakah wanita ini, dan mengapa kehadirannya menyebabkan Carlos bereaksi sedemikian hebat?
“Akan ku bunuh kau cacat!” geram Carlos.
Brak!
“Carlos!” Kakek Hansel berteriak sambil menggebrak meja, wajahnya tampak marah dan kepala mulai memanas.
Carlos tersentak lalu terdiam. Sementara Asher, ia duduk dengan wajah yang tetap tenang dan santai. Berbeda dengan Carlos yang tampak begitu panik dan salah tingkah.
“Tolong tenang dan jelaskan apa yang terjadi di sini,” ucap Kakek Hansel terdengar tenang namun menekan, mencoba menguasai situasi yang tidak karuan ini.
Asher tersenyum miring. Ia pun membuang pandangannya ke arah wanita yang baru saja bergabung. “Felice, katakan siapa dirimu kepada Kakek,” ucap Asher, pandangan matanya tajam.
Wanita yang dibawa oleh Franklin itu memutar tubuhnya menghadap ke arah Kakek Hansel dengan kepala tertunduk. “ Tuan besar, a-aku, hamil. Dan anak dalam kandunganku adalah anak Tuan kedua, Carlos,” ucap wanita itu, suaranya lirih namun cukup untuk mengejutkan semua orang dalam ruangan.
“Apa?!” Seru Kakek Hansel dan Marissa secara bersamaan mendengar pengakuan tersebut, keduanya sama-sama tidak dapat menyembunyikan keterkejutan mereka.
Plak!
“Aaaa...!” Wanita itu menjerit saat Carlos yang emosi melayangkan tamparan kepada wanita tersebut. “Jangan memfitnahku! Katakan, kau dibayar oleh si lumpuh itu untuk menjatuhkan ku, kan?” Carlos memekik, hatinya semakin resah dan frustasi.
Wanita itu memegangi pipinya sambil menangis menatap Carlos. “Ini benar anak Tuan. Apa Tuan lupa bagaimana Tuan memujiku di atas ranjang?” ucap wanita itu, suaranya penuh dengan perasaan yang tidak dapat diartikan.
Carlos mengepalkan kedua tangan dengan rahang mengeras dan balas menatap wanita itu. “Kau memang sengaja ingin menjebakku!” Carlos mengangkat tangannya hendak menampar wanita itu lagi. Namun sebelum tangan Carlos menyentuh pipi wanita itu, Marissa menahan pundak suaminya, matanya menatap tajam ke arah Carlos.
Plak!
Kali ini, Marissa yang melayangkan tamparan telak di pipi suaminya. “Bajingan! Berani sekali kamu bermain dengan wanita hina, menjijikkan seperti dia?” tunjuk Marissa kepada Felice. “Heh, pecundang, asal kamu tahu kalau bukan karena keluargaku, kamu tidak akan pernah berada di posisi ini sementara Kakekmu menginginkan Asher si cacat itu yang menjadi pemimpin!” hardik Marissa penuh dengan emosi, dia begitu terkejut dengan kenyataan yang kini menamparnya.
“Rissa, Sayang. Aku dijebak! Demi Tuhan.”
“Hentikan!” Kakek Hansel berdiri sambil berteriak, wajahnya merah padam karena amarahnya tumpah dengan sekejap. “Aku sudah cukup melihat tingkah kalian. Sekarang, aku ingin mendengarkan penjelasan Asher!” tegas Kakek Hansel, niat hatinya untuk mengungkap kebenaran di balik sandiwara ini.
“Felice, dia adalah mata-mata yang dikirim oleh Carlos untuk memantau ku, Kek. Hingga aku meminta Franklin menyelidikinya. Dan ternyata, dia adalah simpanan Carlos. Carlos mengutus Felice untuk meracuniku,” ucap Asher menjelaskan.
“Ti---tidak, itu bohong-“
“Tuan muda kedua, tolong jangan lari dari tanggung jawab. Kamu sudah berjanji menikahiku.” Potong wanita itu.
“Diam!” bentak Carlos. “Plak!” lagi-lagi Carlos menampar pipi wanita itu hingga tubuh Felice tersungkur.
Marissa menatap ke arah Kakek Hansel. Wanita itu benar-benar kecewa dengan Carlos. “ Kek, kurasa ucapan Nathan ada benarnya. Karena Carlos juga ingin membunuhmu!” ucap Marissa.
Kakek Hansel seketika memegangi dadanya yang tiba-tiba sakit. Zeki yang melihat, segera menahan tubuh Kakek Hansel. “Tuan, anda tidak apa-apa?” tanya Zeki khawatir.
“Tangkap... Cucu ... Kurang ... Ajar ini dan bawa dia ke ruang bawah tanah, cambuk hingga dia menyadari kesalahannya!” perintah Kakek Hansel dengan nafas tersengal-sengal.
Asher tersenyum sinis. ‘Bagaimana? Dulu kalian membuang ku seperti sampah. Sekarang, aku akan menghancurkan kalian satu persatu,’ gumam Asher membatin.
Asher menekan tombol kursi rodanya. “ Ayo Franklin, kita pergi. Bawa Istriku ke mobil.” Titah Asher.
Carlos memekik dan meronta saat anak buah Kakek Hansel menyeretnya. “Dasar cacat! Aku akan membalas semua yang telah kau lakukan, keparat!” Carlos meraung dengan histeris. “Rissa, dengarkan aku! Jangan percaya dengan si cacat itu!” Carlos kembali menjerit saat tidak ada satupun yang membelanya.
Marissa menatap ke arah Carlos dengan kekecewaan. “Kita cerai! Aku akan segera mengurus perceraian kita!” hardik Marissa.
Felice berdiri dari lantai dia menatap ke arah Marissa dengan kebingungan. “Nyonya, bagaimana dengan kandunganku-“
Plak!
Marissa melayangkan sebuah tamparan. Dengan emosi yang meletup-letup, Marissa mendorong tubuh Felice hingga tubuh wanita hamil itu tersungkur.
“Mati saja kamu! Aku menyewamu untuk memata-matai si cacat itu. Lantas mengapa malah berujung di tempat tidur dengan suamiku hingga kamu bunting, hah!” Marissa memekik sambil menginjak perut Felice.
“Aakkhh... Nyonya, sakit!” Felice meringis sambil mencoba menahan kaki Marissa yang menghentak kuat di perutnya.
“Risa, hentikan! Kamu bisa membunuhnya!” Tegur Kakek Hansel.
Marissa yang terlanjur kecewa dengan keluarga Eadric, menatap ke arah Kakek Hansel dengan tajam. “Keluarga Berton tidak akan pernah memaafkan kejadian ini! Akan aku balas penghinaan ini. Terutama, Asher!” ancam Marissa yang kemudian berlalu dari ruang keluarga tersebut.
Sementara Asher, kini sudah berada di dalam mobil bersama istrinya. “Tuan, kita mau kemana? Ke rumah mendiang ibumu Tuan atau ke kediaman utama?” tanya Franklin sebelum melaju.
“Ke kediaman utama. Callie harus mendapatkan perawatan! Segera hubungi Kane. Katakan padanya, jika dia tidak menemuiku, segera buat pemakaman untuk dirinya sendiri,” ucap Asher dengan suara yang dingin.
“Baik, Tuan,” jawab Franklin yang kemudian melaju.
Selama perjalanan, Asher menatap wajah Audrey dengan lekat. Pelan, tangannya terulur di pipi wanita itu. “Kenapa kau berusaha melindungiku? Apa karena kamu berpikir jika aku cacat? Tolong jangan mengasihaniku, Callie,” ucap Asher dalam hati.
Asher, dia adalah pria yang ceria sebelumnya. Asher tidak pernah tahu dimana Ayahnya. Hingga suatu ketika, dia dan ibunya dijemput oleh keluarga Eadric. Nyatanya, ibunya hanyalah wanita yang dihamili tanpa ada pertanggungjawaban. Demi membuktikan dirinya layak, Asher belajar sekuat tenaga mendalami masalah bisnis, saham dan beberapa pelajaran yang mengenai hukum.
Di saat Nathan berusia 24 Tahun, dia mengangkat nama Eadric semakin lebar. Kakek Hansel menaruh kebanggaan kepada Asher. Hingga, suatu malam Asher mengajak ibunya untuk merayakan ulang tahun ibunya, naas, kecelakaan pun terjadi dan membuat ibunya meninggal dunia. Sedangkan Asher, mengalami kelumpuhan.
Keluarga Eadric, merasa jika Asher sudah tidak berguna dan membuang pria cacat itu. Lalu, Asher hidup di rumah mendiang ibunya untuk berjuang dari keterpurukan. Hingga usianya menginjak 30 Tahun, Eadric kembali dan meminta untuk dirinya menikahi Callie.
“Tuan, kita sudah sampai.”
Suara Franklin membuyarkan lamunan Asher saat dirinya tengah dihantui bayangan perihnya masa lalu. Pintu mobil terbuka seorang pria yang selalu memiliki imajinasi yang aneh itu membukakan pintu untuk Asher.
“Selamat datang Tuan!” ucap Luwan menyambut.
Asher, turun dari mobil sambil menggendong tubuh Audrey menuju ke bangunan yang 3 kali lipat dari keluarga Eadric. “Selamat datang Tuan!” sambut para pelayan yang berjejer rapi.
“Tuan Nyonya kenapa? Apakah dia tidur dalam pelukanmu? Wah, anda ternyata manis sekali, Tuan!” Seru Luwan.
“Di mana Kane?” tanya Asher dengan suara dingin.
“Siap Tuan, hadir!” Seru Kane yang muncul di balik tembok. “Tuan, Kakak ipar kenapa? Apakah kau memukulnya hingga pingsan?” tanya Kane.
“Berhenti bertanya dan rawat dia!”
“Baik, Tuan. Mari kita bawa Nyonya ke kamar untuk beristirahat,” jawab Kane, berusaha meraih tubuh Audrey dalam gendongan Asher.
Asher melirik dengan tajam. Melihat lirikan itu, Kane menelan ludah. “Maaf ... Aku tahu. Jika Nyonya, hanya Tuan yang dapat menyentuhnya,” ucap Kane Kikuk.
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/