NovelToon NovelToon
Kesatria Awal Mula

Kesatria Awal Mula

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Simpatict

Terlahir dengan tubuh fisik yang sangat lemah, Satria selalu di intimidasi oleh orang-orang sekitarnya. Namun kebangkitan kekuatan merubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Simpatict, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Satria makan malam bersama dengan Luna,setelah membakar daging kelinci yang ditemukan dalam perjalanan mencari tempat istirahat.

"Maaf Satria,jika aku tidak terlalu lama saat berbelanja,kita tidak akan terlambat untuk kembali ke desa," ucap Luna.

"Tidak masalah,tujuan kita adalah memancing anggota geng Rubi,supaya tidak melukai para petani jika kita pergi bersama mereka,hasilnya cukup memuaskan,meskipun kamu harus bermalam di hutan," jelas Satria.

Luna mengangguk sedikit. "Kamu istirahat saja dulu,aku yang berjaga di sini," ucap Luna.

"Kamu saja,aku yang akan berjaga,sekalian berlatih,lagipula tidak pantas jika aku dijagain oleh perempuan," ucap Satria.

Luna mengangguk dan melayang menuju dahan pohon besar untuk beristirahat.

"Kemampuan awal mula milikku semakin berkembang jika bertemu orang yang memiliki kemampuan berbeda,aku dapat meniru awal mula dari setiap kemampuan,jika aku menyalin awal mula dari benda apakah bisa?," batin Satria.

Satria mengamati pedangnya dengan seksama, perlahan-lahan informasi awal mula dari sebilah pedang terpatri dalam pikiran, kemudian Satria mencoba menyalin menggunakan energi awal mula yang dimilikinya. "Energi awal mula adalah asal usul dari segala jenis energi,dapat berubah menjadi energi apapun,jika diterapkan pada benda,apakah bisa membuat benda yang identik?," pikir Satria.

Satria menggunakan energinya untuk membuat pedang yang sama persis dengan miliknya, perlahan pedang terbentuk dan memadat.

"Hai,kenapa pedang milikmu ada dua?." Tanya Luna ketika melihat Satria memegang dua bilah pedang di tangannya.

Satria menoleh ke arah Luna, sedikit terkejut karena hari sudah mulai terang. "Ini pedang yang aku temukan saat berkeliling hutan semalam, bentuknya sama persis," alasan Satria.

"Jadi begitu,ayo lanjutkan perjalanan,siang nanti kita bisa tiba di desa," ajak Luna.

Satria mengangguk setuju,lalu keduanya berjalan kaki melewati setengah perjalanan yang masih harus dilalui,hingga akhirnya mereka berdua tiba di gerbang desa tepat setelah tengah hari. "Satria,kita berpisah di sini,nanti kalau ada misi berikutnya,aku akan bermain ke tempatmu." Kata Luna sambil melambaikan tangannya.

Satria juga melambaikan tangan dan pergi menuju arah rumahnya, setelah berjalan kaki selama 30 menit, akhirnya Satria tiba di rumah. "Ibu,aku kembali," Ucap Satria ketika memasuki rumahnya.

Shinta keluar dari dapur masih mengenakan celemek nya. "Kenapa terlambat sekali, seharusnya kamu sudah tiba kemarin sore,apa ada masalah?," tanya Shinta.

"Aku dan Luna harus menghadapi gerombolan tikus yang mengejar,jadi kami berpisah dengan rombongan para petani," jawab Satria.

"Jadi kamu semalaman bermalam di hutan bersama Luna?,apa saja yang kalian lakukan?," selidik Shinta.

"Ya berjaga-jaga di dalam hutan, memangnya apa lagi?," jawab Satria.

Shinta tersenyum kecil. "Yang benar,di dalam hutan dengan gadis cantik seperti Luna,kamu tidak merayunya kan?."

Satria geleng-geleng kepala. "Tidak ibu,aku berlatih mengalirkan energi seperti yang ibu katakan."

"Sayang sekali,yasudah kamu makan dulu, kebetulan ibu sudah memasak,setelah itu kamu istirahat saja,ibu mau pergi ke pasar untuk membeli persediaan." Kata Shinta sembari melepaskan celemek nya dan pergi keluar rumah.

.....

"Bangun nak, hari sudah sore,ada tamu yang datang untuk menemuimu." Terdengar suara ibunya yang memanggil dari balik pintu.

Satria membuka mata,bangkit dari tempat tidur dan bergegas membukakan pintu. "Siapa Bu?." Tanyanya sambil mengucek matanya karena masih mengantuk.

"Namanya Ani,sudah sana temui saja,putra ibu dikelilingi oleh wanita cantik rupanya," gurau Shinta.

"Mungkin butuh bantuan,ya sudah aku temui dulu." Balas Satria seraya menuju ruang tamu.

"Ani,ada apa tiba-tiba berkunjung ke rumah?." Tanya Satria sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan Ani.

"Kita mendapatkan beasiswa untuk belajar ke akademi kemampuan jiwa di kota Lore,apakah kamu bersedia pergi dan berlatih di sana?," tanya Ani.

"Jika aku tidak pergi,apakah tidak apa-apa?," balas Satria.

Ani menundukkan kepalanya dengan sedikit air mata mengalir. "Beasiswa khusus hanya untuk kamu dan Luna,jika kamu tidak pergi,aku tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar di sana," ucapnya.

Satria mengernyitkan dahi. "Bagaimana bisa begitu, bukankah beasiswa untuk masing-masing orang?."

"Tidak,hanya ada dua rekrutan khusus dan dua untuk tim,jika kamu atau Luna tidak pergi,aku dan Bayu juga tidak memiliki kesempatan sebagai anggota tim,karena dua kuota khusus harus terisi penuh,sebelum tim tambahan diperbolehkan mengikuti," jelas Ani.

"Aku tidak ingin berada jauh dari ibuku dalam waktu yang lama," kata Satria.

Ani merasa semakin sedih, kesempatan sekali seumur hidup untuk berlatih di akademi hilang begitu saja.

"Dasar bocah,kamu tidak menanyakan pada ibumu ini terlebih dahulu?,sudah mengambil keputusan seenaknya." Kata Shinta ketika datang dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh.

"Apa ibu bersedia pergi ke kota Lore?," tanya Satria.

"Tentu saja ibu akan mengikuti,lagipula mau ngapain ibu sendirian di desa ini?,belum apa-apa kamu sudah membuat seorang gadis bersedih," balas Shinta.

Satria menatap Ani yang sedang menghapus air matanya. "Maaf,aku tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih."

Ani menggelengkan kepalanya. "Mungkin karena aku terlalu bersemangat untuk dapat belajar di akademi,jadi ketika kamu tidak bersedia,aku merasa sedih."

Shinta tersenyum, kemudian ia duduk di sebelah Ani dan menghapus air matanya. "Kamu adalah putri dari kepala Desa kan, ibumu sudah mengatakannya padaku, meskipun kamu tidak bertanya kepada Satria,bibi yang akan membawanya ke akademi."

Ani mengangguk dan tersenyum manis. "Terimakasih bibi,Kalau begitu aku permisi dulu," ucapnya.

Shinta menoleh ke arah Satria. "Kamu antar Ani dengan baik,jangan buat dia bersedih lagi."

Satria bangkit dari duduknya dan segera memegang tangan Ani,untuk mengantarnya kembali ke rumah.

Shinta hanya geleng-geleng kepala,melihat Satria mengantar Ani dengan teleportasi.

.....

Satria dan Ani muncul di dekat aula Desa. "Aku mengantarmu sampai di sini saja,aku pergi ...." Sebelum Satria menyelesaikan kalimatnya,Ani menyela. "Tunggu sebentar,kita makan dulu,aku yang akan membayarnya." Kata Ani seraya menunjuk warung sate di dekat aula Desa.

Satria tersenyum. "Kalau gratis aku setuju," ucapnya.

Keduanya memasuki warung sate,setelah memesan,keduanya duduk di kursi kosong.

"Beasiswa untuk kita itu asalnya dari mana?," tanya Satria.

"Dari kota Kidul,setiap tahun kota terdekat dari kota Lore akan memiliki 4 tempat bagi remaja yang memiliki kemampuan istimewa, untuk bergabung dengan akademi mereka,kepala Desa sudah berusaha keras supaya bisa mendapatkan 4 tempat untuk kita, terutama karena kemampuanmu dan Luna," jelas Ani.

Satria mengangguk. "Aku mengerti,jadi kapan kita berangkat?."

"Kita menunggu kendaraan dari kota Lore tiba, waktunya sekitar seminggu kemudian," jawab Ani.

"Jadi begitu,kota Lore itu seperti apa?,apakah ada telepon seluler?," tanya Satria.

Ani sedikit terkejut. "Darimana kamu tau kalau ada benda itu?,kamu kan sejak kecil tidak pernah mengunjungi kota besar!."

"Aku tau dari ibuku,beliau kan berasal dari kota besar," alasan Satria.

"Maaf,aku lupa jika bibi Shinta datang ke desa Kiwa ini 12 tahun lalu," ucap Ani.

"Tidak masalah,kita masih balita saat itu,aku juga mengetahuinya belum lama ini," balas Satria.

"Jadi kamu juga sudah tau kalau bibi Shinta itu bukan ... ,maaf,aku tidak seharusnya mengatakan hal seperti itu." Kata Ani dengan rasa penyesalan.

Satria tersenyum. "Aku sudah tau, ingatanku sebelum berusia 3 tahun tiba-tiba sangat jelas setelah aku memimpikan ibu kandungku beberapa kali,tapi aku tidak pernah menanyakan perihal itu pada ibu Shinta."

"Apa karena itu,kamu tidak ingin jauh terlalu lama dari bibi Shinta?," tanya Ani.

"Bukan hanya itu,tanpa ibu Shinta,aku tidak mungkin ada di dunia ini,setelah kedua orang tua kandung ku tiada,hanya beliau yang rela berkorban untuk menjaga diriku yang sakit-sakitan dan lemah." Jelas Satria sambil menundukkan kepalanya.

Ani merasa tersentuh oleh perkataan Satria. "Aku tidak seharusnya menanyakan hal ini,tapi aku sungguh tidak percaya,bahkan ibuku yang sering berbincang dengan bibi Shinta sempat tidak percaya,ada seseorang yang menjaga anak dari kakak seniornya,bahkan ia rela di cemooh oleh orang lain." Kata Ani dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah,jangan membuat suasana menjadi semakin sedih,aku sudah bertemu dengan ibuku di alam lain, beliau juga mengatakan banyak hal,meskipun akhirnya sisa jiwa yang ditinggalkan olehnya telah menghilang," ucap Satria.

.....

1
Sofyan Muchtar
awal yg bagus ceritanya menarik lanjutkan thor semangat
xelzanxian
lanjut dong thor 👀
xelzanxian
Semangat thor, sebelumnya klo ngeboom maap ya blum tau soalnya 😅
xelzanxian: walah, semangat thorr
Hui: tidak apa-apa,maaf baru sempat balas,selain sibuk di dunia nyata,ada dua judul lagi di platform lain
total 2 replies
Abu Yahya Badrusalam
Aku jadi nggak sabar pengen baca kelanjutannya! 🤩
Levi Ackerman
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
Tae Kook
Alur yang terstruktur dengan baik, buatku ingin terus membaca.
Professor Ochanomizu
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!