NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6M
Nilai: 4.6
Nama Author: syitahfadilah

S 3

Jangan boom like/lompat baca /nabung bab
Diusahakan baca setiap kali update. 🙏🙏🙏
_________________________________________
Kehadiranmu dalam Takdirku adalah bagian dari skenario Tuhan. Aku tidak marah atau bahkan balas dendam kepadamu. Sebab aku tahu betul sebelum hari ini kau pernah menjadi penyebab bahagiaku. Sekarang mungkin waktunya saja yang telah usai. Perihal lukaku ini biar menjadi tanggung jawabku sendiri, sebab dari awal aku yang terlalu dalam menempatkanmu di hatiku. Doaku semoga hari-harimu bahagia tanpa aku. Dengan siapapun kamu semoga dia adalah wanita yang bisa memahamimu, menyayangimu dan membuatmu bahagia lebih dari apa yang pernah aku berikan untukmu." ~ Elmira...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30. PINDAH RUMAH, BUKAN PINDAH KAMAR

Sepanjang perjalanan Farzan tidak tidur karena terlalu asyik menikmati sebuah keindahan. Tapi bukan keindahan langit yang bertabur awan-awan putih nan tebal yang terlihat jelas dari kaca jendela pesawat, melainkan menikmati keindahan wajah menggemaskan Elmira yang tertidur di pangkuannya. Kapan lagi ia bisa melihat wanita yang dicintainya itu dalam posisi tidur seperti ini. Dalam beberapa bulan ke depan ia pasti merindukan momen ini.

Mendengar pengumuman bahwa pesawat akan melakukan pendaratan, Farzan pun akhirnya membangunkan Elmira. Wanita itu bangun dengan terlihat linglung karena masih mengantuk tapi sudah harus bangun. Karena rasa kantuknya itu ia membiarkan saja Farzan memasangkan sabuk pengaman ditubuhnya.

Setelah pesawat mendarat dengan sempurna, satu persatu penumpang pun turun dari pesawat.

Lagi dan lagi Elmira hanya bisa pasrah ketika sang bos memaksa menggenggam tangannya turun dari pesawat hingga mereka telah berada diluar bandara, karena barang yang mereka bawa hanya berupa tas punggung miliki Farzan dan tas jinjing berukuran kecil milik Elmira sehingga mereka tidak terlalu kerepotan.

Dengan sebelah tangan yang masih menggenggam tangan Elmira, Farzan mengeluarkan ponselnya dari saku jas lalu mengaktifkannya. Ia tersenyum tipis melihat ada banyak sekali panggilan tak terjawab dan pesan masuk dari mama Zana, mamanya itu pasti sudah tidak sabar menunggu kepulangannya.

"Duduklah disini, aku akan mencari taksi dulu." Ujar Farzan memerintahkan Elmira untuk duduk di kursi yang tersedia diluar bandara. Dari matanya, terlihat ketidak relaan ketika melepas tangan Elmira, tapi ia harus mencari taksi.

Elmira hanya mengangguk kemudian duduk di kursi tersebut, ia langsung menghembuskan nafas lega ketika tangannya terlepas dari genggaman Farzan.

Farzan pun berbalik badan, namun ketika akan melangkah terdengar ponselnya berdering. Sudut bibirnya tertarik melihat nama dilayar ponsel. My greatest woman, itulah nama sang mama di ponselnya. Seperti artinya wanita terhebatku, selama enam tahun sang mama membesarkan seorang diri tanpa sosok ayah dan sanak keluarga.

Setelah mengangkat panggilan itu, Farzan sontak menjauhkan sedikit ponselnya itu dari telinga mendengar rentetan pertanyaan yang diajukan sang mama. Ia tidak mendengar keseluruhan, dan ketika samar-samar ia mendengar suara mamanya perlahan mereda iapun kembali menempelkan ponselnya ditelinga.

"Iya Mama, aku dan El baru saja tiba di Bandara. Ini aku baru aja mau cari taksi."

"......."

"Huh?" Farzan tercengang mendengar apa yang diucapkan mamanya, namun sesaat kemudian ia langsung menoleh menatap Elmira dengan senyum lebar diwajahnya.

"Ah iya Ma baiklah kalau begitu, aku akan tunggu. Tapi suruh mereka cepat." Ujar Farzan kemudian memutus sambungan teleponnya.

"Katanya bapak mau cari taksi?" Tanya Elmira ketika Farzan duduk disebelahnya.

"Kita tunggu aja, taksi istimewa akan datang menjemput kita." Ujar Farzan sambil mengedipkan sebelah matanya. Terlampau senang dengan apa yang dikatakan mamanya ditelpon, ia menjadi tidak waras dengan berubah genit seperti itu.

Elmira hanya melongo melihat kelakuan bosnya itu, semoga saja keadaan jantungnya baik-baik saja menghadapi perubahan sikap sang bos.

Tak lama kemudian, taksi istimewa yang dimaksud Farzan akhirnya datang juga. Elmira terperangah melihat kedatangan Arkan bersama seorang gadis muda.

"Kak, aku kangen banget." Fiona langsung berhambur kedalam pelukan kakaknya itu. Hanya tiga hari tak bertemu ia sangat merindukan sang kakak.

Elmira menyaksikan dengan wajah datar saat gadis yang tidak ia kenali itu langsung memeluk sang bos. Ia bersikap acuh, karena menurutnya sudah biasa orang-orang kaya seperti Farzan berpelukan dengan seorang wanita seperti itu bahkan didepan umum sekalipun.

"Kakak juga sangat merindukanmu," Farzan mengurai pelukannya dan berpindah merangkul pinggang adiknya itu.

"El, kenalkan ini Fiona, adikku." Ujar Farzan.

Elmira seketika tercengang dibuatnya, ia menatap gadis muda itu dengan perasaan sedikit bersalah. Ternyata ia sudah salah mengira. Gadis muda itu rupanya adik bosnya.

"Hai Kak Mira, kenalkan aku Fiona." Gadis muda itu mengulurkan tangannya pada Elmira. Saat diperjalanan tadi Arkan sedikit menceritakan tentang wanita pujaan sang kakak yang ternyata sangat cantik. Pantas saja kakaknya tergila-gila meski tahu wanita itu sudah jadi istri orang bahkan sekarang sudah menjadi janda.

"Hai Fiona, aku Mira." Ujar Elmira sembari menyambut uluran tangan Fiona dengan sedikit canggung. Ia menjadi tidak enak sendiri karena telah salah mengira.

"Yuk buruan, Tante Zana dan Om Farzan sudah nungguin kita di rumah." Ujar Arkan menyita perhatian.

Farzan mengangguk iapun melepaskan rangkulannya di pinggang sang adik, lalu meraih tangan Elmira. "Ayo," ajaknya.

Namun, Elmira bergeming. Wanita itu menarik tangannya dari genggaman Farzan. "Bapak langsung pulang saja, biar aku pulang sendiri naik taksi." Mendengar ucapan Arkan tadi, Elmira jadi teringat bagaimana ekspresi kedua orang tua Farzan ketika Ramon menceritakan tentang kekurangannya, dua paruh baya itu jelas terlihat tidak menyukainya.

"Tidak, El. Kamu harus pulang bersama kami." Ujar Farzan.

"Iya Mira, Tante dan Om sudah menunggu kita." Timpal Arkan.

"Hem, Mama juga sudah menyiapkan kamar untuk Kak Mira." Tambah Fiona yang membuat Elmira terperangah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Bagaimana bisa wanita baya yang beberapa hari lalu memperlihatkan ketidaksukaan terhadapnya, sekarang malah menyiapkan kamar untuknya.

Tapi tunggu dulu, apa maksudnya menyiapkan kamar untuknya? Elmira menatap satu persatu ketiga bersaudara didepannya.

Namun, belum mendapat jawaban Farzan sudah lebih dulu menarik tangannya menuju mobil. Dan lagi, ia hanya bisa pasrah.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman sang bos, Elmira hanya diam dengan melempar pandangan pada jalanan disampingnya. Namun, dalam benaknya berputar beberapa pertanyaan.

Hingga tak lama kemudian, mobil yang ditumpanginya itupun telah terparkir di pelataran nan luas. Elmira memandang takjub bangunan megah didepannya. Kediaman Farzan jauh lebih mewah dari milik Ramon.

"Ayo masuk," Elmira tersentak ketika Farzan merangkul tangannya dan langsung menariknya masuk kedalam rumah megah itu. Perasaannya benar-benar tidak karuan saat ini, ia masih terpikirkan dengan kedua orang tua Farzan yang terlihat tidak menyukainya saat di pengadilan agama.

"Akhirnya kamu pulang, Mama kangen banget." Mama Zana menyambut kepulangan putra sulungnya itu dengan pelukan yang hangat dan kecupan manis di pipinya.

Farzan pun membalas mengecup pipi mamanya itu.

Usai melepas rindu tiga hari tak bertemu putra, mama Zana berpindah pada Elmira. "Selamat datang, Sayang. Mulai hari ini kamu akan tinggal disini." Ujarnya yang membuat Elmira lagi-lagi terperangah.

Mengerti keterkejutan Elmira, mama Zana pun menjelaskan maksudnya meminta wanita itu tinggal dirumahnya, yaitu agar calon menantunya lebih aman dalam pengawasannya, tak lupa juga mama Zana menceritakan tentang sandiwaranya yang berpura-pura tidak menyukai Elmira didepan Ramon.

Elmira pun akhirnya mengerti, namun tetap saja ia masih sulit menerima apa yang terjadi secara tiba-tiba seperti ini. Tinggal di rumah Farzan akan membuatnya semakin tidak nyaman karena tingkah bosnya yang tidak seperti biasanya lagi. Namun, karena paksaan mama Zana ia pun akhirnya setuju walau dengan terpaksa.

"Mama sudah putuskan bahwa Elmira akan menempati kamar kamu, dan barang-barangmu juga sudah Mama bereskan, tuh di situ." Ujar Mama Zana lalu menunjukkan kearah sebuah koper berukuran besar yang berisi pakaian dan barang pribadi Farzan serta laptop dan beberapa berkas kantor.

Farzan menoleh menatap koper yang berisi barang-barangnya itu dengan tersenyum, tentu ia tidak masalah jika Elmira menempati kamarnya. Toh nanti ia dan Elmira juga akan menjadi penghuni abadi kamar itu.

"Tante, gak usah di kamar Pak Farzan, biar aku di kamar tamu saja." Tolak Elmira, ia benar-benar merasa tidak enak harus menempati kamar bosnya itu sedang pemilik kamar harus pindah ke kamar lain, dan tak lain dan tak bukan adalah di kamar tamu yang seharusnya ia yang berada di sana.

"Gak apa-apa, El. Kamu tempati saja kamarku," ujar Farzan kemudian melangkah mengambil koper berisi barang-barangnya.

"Farzan, mau kemana?" Tanya mama Zana ketika putranya itu menarik koper itu.

"Ya ke kamar tamu lah, Ma. Memangnya ke kamar mana lagi? Kan sekarang El yang tempati kamarku, dan artinya aku yang pindah ke kamar tamu. Memangnya Mama mau aku sekamar sama El?" Farzan masih sempat-sempatnya menggoda sang mama, sedang Elmira langsung memalingkan wajahnya kearah lain mendengar ucapan bosnya itu.

"Mama gak nyuruh kamu pindah kamar, Farzan. Tapi pindah rumah!"

"Apa?"

"Pindah rumah, bukan pindah kamar!" Tegas mama Zana sekali lagi.

Bukan hanya Farzan dan Elmira yang terkejut mendengarnya. Arkan dan Fiona pun terkejut, namun sesaat kemudian mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak.

"Ya ampun, Mama. Kak Farzan tuh udah seneng banget bisa serumah sama Kak Mira. Tapi mama sudah membangunkan Kakak dari mimpinya sebelum tidur." Fiona tak hentinya tertawa. Begitupun dengan Arkan, perutnya sampai terasa keram karena terus tertawa, menertawai tampang menyedihkan Farzan.

"Udah, berhenti tertawa. Arkan, antarkan kakakmu ke apartemen." Titah mama Zana.

"Siap, Tante." Ujar Arkan dengan antusias, membuat Farzan mendelik kesal padanya.

"Tapi, Ma. Kenapa aku harus tinggal di apartemen sih?" Farzan mencoba membujuk mamanya.

"Karena Mama gak bisa jamin kalau tengah malam kamu gak keluyuran. Udah sana cepetan pergi!" Ujar mama Zana lalu segera menarik tangan Elmira menuju kamar putranya.

1
Rara Aska
lumayan
Amanah Sutrisno
Luar biasa
Natasia Wang
Bagus juga bella dy langsung insap, gw kira dy bakal nendang ramon dri rumahnya trs nyari laki kaya baru.. hmm baguslah anaknya yg menyadarkannya
btw udah 5 star y thor♥️
Natasia Wang
nice
Natasia Wang
wkwkwk gw komen ayok masak² makan besar taunya bener² pada syukuran😆🤣🎉selamat yaaah kalian
Natasia Wang
Mamam duh ayok masak² makan besar akan hancurnya ramon😆🙌🏻🎉
Natasia Wang
gak nyangka kebenaran terungkap dari bella sendiri wkwkwk mantab2 rasain kau ramon, klo bs tau dy mandul sklian enak aja fitnah² n ngejelekin Mira d dpn kluarga Farzan
Natasia Wang
Anak si bartender wkwkwk buruan kbuka smua Ramon mandul, tu anak bela ama cowo lain, trs video panas mereka d sebar deh ama tu cowo trs viral😆
Natasia Wang
K rs aja biar tau Mira hamil hehehehe mn perlu program bayi tabung org yg mandul si ramon, duh gk sabar tgu ramon tau n biar kebuka cpt klo dy yg mandul dh pasti anak bella bukan punya dia biar tau busuknya bella
arniya
luar biasa kak
Natasia Wang
Gitulah dh ada backingan kuat lg Farzan sekeluarga apa yg ditakutkan Mira, jan dikit² lemah harus berani ngelawan lagian dy yg korban
Natasia Wang
Kagak perlu, w yakin Mira gk mandul tp si ramon iya, biar tambah malu ramon kalau tau dy yg rusak dih bsa²nya jelek2in Mira k mana mana padahal laki² cih jijik gw
Natasia Wang
Kasian² 🤣🤣🤣sabar y Far ingat smua dipaksain sebelum hatinya Mira siap loh, skur² mau nikah cepat, jd kudu sabar jan smpe sikap maksa lu bkin Mira mental. Y walau kita² tau udh selama apa Farzan menahan sakit kehilangan Mira selamat itu mencintai sebelah tangan
Natasia Wang
Macan sadis😆🤣sukur bukan maung malaya
Natasia Wang
Wew dh kuduga bella gatel wkwkwk sebarin aja nanti yah videonya biar mampus si bella
Natasia Wang
Ngakak malu tu kalah kaya gtu deh huh dasar mandul bisa2nya laki² kek gtu mulutnya, makanya periksa sna, harusnya dy ajak Elmira cek k dokter kandungan kenapa blm dikaruniai anak, bukan malah cari wanita lain
Natasia Wang
Bjir kurang setia apa Farzan bukan setahun 2 tahun dy menunggu Mira loh, kalau mau dh kapan tau dy cari wanita lain.. y walau blm apa² ydh over protetktif😆saking takut kehilangan lg
Natasia Wang
Jan lemah amat apa Mira yg tangguh, tegakkan kepala jan mau ditindas, baik bole tp liat sikon liat lawan
Natasia Wang
Lah ni ada lg papanya Farzan bab sebelumnya berubah katanya mama Zan tu single parent
Natasia Wang
hah bukanya pas ada papa ama si Farzan bah yg d panggil mama ya hubby, hubby kn suami artinya trs yg d pengadilan sah² d stu d sbutkan papa mama Farzan ikut, trs mrk sandiwara d stu juga d blg ama Farzan "papa juga?" tg sandiwara nentang Farzan sma Mira. Kok skrg blg single parent
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!