NovelToon NovelToon
SUAMI IMPOTENKU

SUAMI IMPOTENKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: GuloJowo

BY : GULOJOWO NOVEL KE-7 😘

"Menikahlah dengan ku, aku pastikan ayah mu bisa melihat lagi."

Gluk!

"Dan jika kamu bisa membangunkan milik ku, maka aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan."

Gluk!

Lagi-lagi Kirana, gadis yang akrab dengan panggilan Kiran itu menelan ludahnya berkali-kali saat mendengar ucapan dari bosnya yang menurut rumor yang beredar di kantor tempatnya bekerja, bosnya itu mengidap impoten.

Apakah Kirana akan menerima tawaran bosnya itu dengan iming-iming yang dijanjikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GuloJowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 23

"Jangan pernah mengantarkan kopi ke atas jika itu bukan kopi buatan Kirana!" Arsen mengeram marah. "Sekarang keluar dari ruangan ku! KELUAR!" Teriak Arsen menggema di dalam ruangannya.

"Ba-baik Tuan. Sekali lagi saya minta maaf." Bu Winda langsung melesat keluar dari ruangan bosnya dengan tubuh bergetar dan juga air mata yang mulai mengalir membasahi kedua pipinya. "Kirana br3n9$3k!" Maki Bu Winda. "Pasti dia memberikan jampi-jampi pada kopi buatannya untuk Tuan Arsen." Gerutu Bu Winda seraya berjalan masuk ke dalam lift.

Pukul setengah sebelas Kirana baru tiba di kantor karena dirinya tadi yang tak kunjung mendapatkan angkot. Saat dirinya sedang berada di ruang loker untuk mengganti bajunya dengan seragam kerja, tiba-tiba saja Bu Winda masuk ke dalam dan langsung menghampirinya.

"Heh! Kamu pasti ngasih jampi-jampi ya di kopi tuan Arsen? Ngaku nggak?!" Todong Bu Winda.

"Jampi-jampi apa yang ibu maksud?" Jelas saja Kirana tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Bu Winda atasannya itu.

"Nggak usah pura-pura b390 deh."

"Tapi saya memang tidak mengerti dengan maksud ibu."

"Kenapa Tuan Arsen lebih menyukai kopi buatan mu daripada kopi buatan saya?!"

"Ya mana aku tahu Bu."

"Ngaku saja! Pasti kamu masukin jampi-jampi kan ke dalam kopi itu?!"

"Tidak Bu, sumpah!"

"Halah! Sekarang cepetan buatkan Tuan Arsen kopi lalu antarkan ke atas!" Sesuai dengan perintah sekretaris Niko yang tadi sempat menghubunginya, agar jika Kirana tiba di kantor segera membuatkan kopi untuk bosnya dan langsung mengantarkannya ke atas.

"Ba-baik Bu." Karena tidak ingin mendapat omelan dari Bu Winda lagi, Kirana segera melesat menuju pantry untuk membuat kopi.

Dua buah cangkir kopi seperti biasa sudah berada di atas nampan. Kirana segera meraihnya dan langsung membawanya ke lantai atas. Kirana langsung menuju ke ruang sekretaris Niko terlebih dahulu. Beruntung sekretaris Niko saat itu ada di ruangannya.

"Maaf pak saya terlambat." Kirana meletakkan cangkir kopi ke atas meja kerja sekretaris Niko.

Sekretaris Niko memberikan senyum terbaiknya kemudian bangkit dari duduknya. "Apa ada masalah?"

"Tidak pak, hanya saja tadi pagi saya terlambat bangun." Kirana memilih berkata jujur kepada sekretaris Niko, karena Kirana tahu sekretaris Niko adalah orang baik.

"Owh, memangnya semalam pulang jam berapa?"

"Tiba di rumah hampir pukul sebelas pak."

"Kenapa bisa selarut itu?" Entah mengapa sekretaris Niko selalu saja ingin tahu apa yang dilakukan oleh Kirana.

"Karena sebenarnya semalam Bu Vina melarang saya untuk pulang."

Sekretaris Niko manggut-manggut. Berarti Bu Vina bisa menerima Kirana dengan baik. Pikir sekretaris Niko. Dia dari awal sudah menduga kalau keluarga dari bosnya itu tidak akan memandang seseorang dari latar belakangnya.

"Ayo aku antar ke ruang tuan Arsen." Sekretaris Niko melangkah keluar dari ruangannya diikuti oleh Kirana.

Tok.. Tok.. Tok..

Sekretaris Niko mengetuk pintu ruangan bosnya itu dan langsung masuk setelah mendapat sahutan dari dalam.

"Tuan, Kirana sudah datang."

"Suruh dia masuk dan kamu boleh pergi!"

Degh!

Suara berat Arsen mulai membuat Kirana ketakutan. Sekretaris Niko langsung mempersilahkan Kirana masuk ke dalam ruangan CEO kemudian dirinya segera pamit undur diri, meninggalkan Kirana yang tubuhnya sudah mulai gemetaran.

Kirana perlahan menyeret langkah kakinya mendekat ke arah meja kerja Arsen. Diletakkannya secangkir kopi itu ke atas meja dengan hati-hati karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. "Ko-kopinya Tuan, dan i-ini baju semalam sudah saya laundry." Kirana juga meletakkan bungkusan plastik yang sejak tadi ia selipkan dilipatan ketiaknya.

"Hebat!" Tiba-tiba saja Arsen menepuk kedua tangannya beberapa kali hingga membuat Kirana membeku. "Baru menyandang sebagai calon istri ku, kamu sudah datang ke kantor dengan sesuka hati mu!"

"Ma-maaf Tuan."

Arsen bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Kirana. Disandarkannya tubuhnya di meja kerjanya tepat di depan Kirana. "Kira-kira hukuman apa yang pantas buat mu?!"

"Maaf sekali lagi Tuan. Tapi saya tidak bermaksud datang terlambat." Kirana mencoba membela diri. "Saya tadi pagi terlambat bangun karena semalam tidur terlalu larut. Biasanya jam sembilan saya sudah tertidur."

"Owh, jadi kamu menyalahkan saya karena tidak segera mengantar mu pulang?!"

"Bu-bukan begitu Tuan. Hanya saja saya tidak terbiasa tidur selarut itu."

Arsen langsung melangkah menghampiri Kirana dan berdiri tepat di depan Kirana. Detak jantung Kirana semakin menggila. Arsen langsung mengulurkan tangannya kemudian mencengkram dagu Kirana dengan pelan. Tidak seperti biasanya yang kasar. Ditariknya dagu itu hingga sang empunya mendongak ke atas. Pandangan keduanya pun bertemu. Arsen langsung mendekatkan wajahnya hingga membuat Kirana memejamkan matanya. Senyum smirk langsung tersungging di bibir Arsen. Arsen yakin, Kirana pasti belum pernah berciuman makanya dia setakut itu.

Awalnya Arsen hanya ingin memberikan pelajaran kepada Kirana. Namun entah mengapa saat dirinya menatap ke arah bibir ranum Kirana yang tidak pernah terpoles oleh lipstik, jiwa kelelakiannya seolah menuntut ingin merasakan nikmatnya bibir itu. Dirinya sudah merasa bosan dengan bibir seksi yang selalu memakai lipstik tebal. Dan kali ini dirinya ingin mencoba hal yang baru.

Wajah Arsen semakin dekat, hembusan nafas keduanya pun terdengar saling memburu dan menerpa wajah keduanya. Seandainya saja Kirana mempunyai keberanian untuk menolak, Kirana pasti sudah mendorong atau bahkan menendang bosnya itu. Namun sayangnya dirinya hanyalah sebuah boneka yang mau tidak mau harus menuruti segala kemauan bosnya itu.

Bibir keduanya mulai menempel dan itu membuat mata Kirana terbuka dan langsung membulat sempurna sebagai tanda keterkejutannya. Arsen sejenak memilih diam saja menunggu reaksi dari Kirana. Namun hingga beberapa detik berlalu Kirana sama sekali tidak bereaksi apapun. Mungkin karena Kirana masih terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Arsen.

Arsen mulai membuka bibirnya kemudian m3ny3$@p perlahan bibir ranum Kirana. Kirana masih dia membeku karena tidak tahu harus berbuat apa. Disapunya bibir atas dan bawah Kirana oleh lidahnya. Manis! Arsen kembali mengeksplor bibir Kirana. Kali ini dirinya memberikan gigitan-gigitan kecil agar bibir Kirana terbuka. Dan berhasil, Kirana akhirnya membuka bibirnya. Arsen pun langsung memanfaatkan itu dengan baik untuk mengeksplor ciumannya hingga ke dalam.

Arsen segera melepaskan ciumannya saat melihat Kirana hampir saja kehabisan nafasnya.

"Hah.. hah.." Kirana langsung meraup oksigen yang ada disekitarnya.

Senyum kemenangan tersungging di bibir Arsen. "Bodoh!" Maki Arsen. "Ambil nafas! Kamu mau mati ya?!" Setelah mengatakan itu Arsan memilih kembali mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya. "Keluar sana!" Usir Arsen tanpa bentakan. Kirana pun mengangguk dan langsung keluar dari ruangan bosnya.

Sepeninggal Kirana bibir Arsen tak henti-hentinya menyunggingkan senyum. Mood-nya yang tadi sempat hancur kini sudah kembali lagi. Dan mungkin setelah ini Arsen akan menggunakan itu sebagai senjata jika mood-nya hancur.

*****

*****

*****

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

1
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Makasih mak bonchap nya, masih mau ditambah kalo
Dewi Anggya
lanjuuut😘
Asyatun 1
lanjut
Alfhie
semoga ceritanya tdk membosankan😁😁
Inoy
cerita nya lumayan bagus, cukup bwt mengurangi kegabutan..
klo cerita2 yg udh aq baca kebanyakan kebucinan udh terliat d pertengahan cerita smp akhir, bahkan ad yg 6 - 7 bab awal udh keliatan bucin nya..tp klo yg ini bucin nya d akhir, dn itu hanya sekitar 2 bab-an jd kurang greget nya..
Mas Tista
Luar biasa
Zuliarni Lubis
👍
Inoy
aq baru nemu nih cerita, moga2 aj cerita nya bagus dn menarik...
Komang Swift
kak othor, jangan bilang ntar mr.p nya arsen bisa bangun kalau udah ada maaf dari ayahnya Kiran, mungkin yang nabrak itu si arsen.
kirei ardilla
klw aku waktu gadis paling cepat 1jam tapi klw pakai luluran, terus keramas+conditioner +masker rambut bisa 3jam paling cepat /Joyful//Joyful//Joyful/ dan smp diteriakin dl sm emak "lo mandi atw kelelep di sumur" /Facepalm//Facepalm/
Lee
Luar biasa
Siti Sopiah
waaaooo betul2 balas dendam baby juniornya si Arsen
Siti Sopiah
ini si Arsen junior otw hajar terus Dady mu sampai kau lahir ke dunia baru sepadan dgn apa yg Arsen buat pada Kirana
Siti Sopiah
kasian Niko nasibnya seperti buah simalakama ditelan mati bapak dimuntahkan mati emak sabar Niko
Siti Sopiah
lari sj lah kau ran .kan kamu masih perawan
Siti Sopiah
semua ini salah Arsen sama Kirana bukan salah si Elisa.
Siti Sopiah
kurang ajar betul si Arsen ni.buruk perangai macam binatang takda rasa belas kasih lgsg kepada istrinya....tampan tapi menyampah
Siti Sopiah
q ikut mewek Thor
sherly
betul Thor... si galak dan tukang lempar barang...
sherly
Bu Winda shock ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!