Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Langsung Lamar Dong!
...“Tentu saja aku tidak setuju! Sebab Kak Nath hanya boleh menjadi suamiku.”...
Untuk beberapa saat semua orang memang terkejut mendengar pengakuannya. Hingga beberapa detik selanjutnya, Nathan mulai tertawa cukup keras karena menganggap apa yang Zhea katakan hanya sebuah candaan saja seperti dirinya.
Kemudian disusul dengan Will dan Alea yang menganggap bahwa itu memang sebuah candaan. Berbeda dengan Thalia dan Giselle yang memilih diam dengan pandangan yang tak lepas dari sosok Zhea.
Thalia yang sejak awal mengetahui perasaan Zhea untuk kakaknya, tentu dia tahu persis bahwa apa yang baru saja Zhea ungkapkan adalah hal yang sangat serius. Begitu juga dengan Giselle yang bisa menyadari bahwa Zhea tidak ‘lah sedang bercanda, melainkan memang serius mengungkapkan perasaannya untuk pria yang dicintainya.
“Hahaha, tidak pernah aku bayangkan kalau aku akan berbesanan dengan Levi. Iya ‘kan, Sayang?” ujar Will disela tawanya.
“Dia tidak bercanda dengan apa yang diucapkannya barusan! Bahkan sejak awal dia sudah menganggap aku sebagai rivalnya untuk mendapatkan Nathan. Benarkah, aku harus bersaing dengan bocah yang baru menginjak dewasa ini.” Giselle berkata dalam hatinya.
“Benar! Siapa sangka gadis yang sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri, diam-diam menaruh perasaan yang tidak seharusnya padaku. Bahkan—”
“Apa yang aku ucapkan barusan adalah ucapan yang sangat serius dalam lubuk hatiku, Kak Nath!” Sela Zhea menegaskan, “Memang benar bahwa selama ini aku menyimpan perasaan yang bernama cinta untukmu bahkan selalu bermimpi untuk menjadi istrimu. Bukan sebagai adikmu!” lanjutnya.
“Zhea, ini sudah tidak lucu lagi. Sebaiknya—”
“Tentu saja tidak lucu sama sekali! Karena sejak awal aku serius dengan perasaanku ini. Aku menyukaimu, Kak Nath! Bukan sebagai adikmu, saudarimu bahkan teman dari adikmu. Tapi aku menyukaimu sebagai seorang wanita kepada seorang pria. Bahkan sekarang aku tidak hanya menyukaimu tapi sangat mencintaimu.”
Ungkapan perasaan Zhea seketika merubah suasana di ruangan itu menjadi menegangkan. Nathan sendiri sangat terkejut dengan pengakuan cinta yang tidak pernah dia duga seumur hidupnya. Dia bahkan kehilangan kata-katanya, karena dia tidak pernah membayangkan pengakuan cinta seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.
“Zhea!”
“Mamah Alea! Papah Will, bisakah aku saja yang menikahi putramu?”
Bukan hanya pengakuan cinta saja, tapi Zhea langsung melamar Nathan pada kedua orang tuanya langsung. Nathan dan Giselle sontak semakin dibuat tidak percaya dengan apa yang Zhea tengah lakukan sekarang. Sementara Thalia memilih diam sembari merutuki keberanian Zhea yang pasti akan berujung sakit hati untuknya sendiri.
“Zhea, bukannya tidak bisa! Namun, perbedaan usia kalian yang—”
“Kenapa dengan perbedaan usia kami? Daddy dan Mommy juga memiliki perbedaan usia yang hampir sama dengan aku dan Kak Nath. Kenapa Daddy dan Mommy bisa menikah, sedangkan aku dengan Kak Nath tidak bisa?” Belum sempat Alea menyelesaikan ucapannya, Zhea sudah lebih dulu memberikan jawaban yang membuatnya seketika terdiam.
“Ehmm, … Bukan seperti itu maksud kami. Hanya saja—”
“Hanya saja aku sudah menemukan wanita yang aku cintai, Zhea! Wanita yang saat ini ada di hadapanmu dan aku perkenalkan pada orang tuaku karena kami akan secepatnya menikah.”
Kini giliran Nathan yang memotong ucapan Alea dan menjelaskan secara langsung alasan mengapa dia dan Zhea tidak bisa menikah. Sekaligus menegaskan bahwa dia sudah memiliki wanita yang cintainya.
Degh …
Rasanya sakit sekali, setiap kali Nathan menegaskan bahwa Giselle adalah wanita yang sangat dicintainya. Akan tetapi, Zhea berusaha menekan rasa sakit hatinya dengan tekad bahwa suatu hai nanti Nathan akan mencintainya dan melihatnya sebagai seorang wanita seperti yang Nathan lakukan pada Giselle.
Setelah cukup lama terdiam, Zhea lalu menyunggingkan sebuah senyuman seraya berkata, “Tidak masalah selama kalian belum resmi menikah, maka masih ada kesempatan untuk bisa membuat Kak Nath jatuh cinta kepadaku.”
“ZHEA!”
Secara spontan Nathan berteriak cukup keras pada gadis yang baru saja mengakui perasaannya itu. entah mengapa sikap keras kepala Zhea membuatnya emosi, apalagi setelah mendengar perkataannya barusan. Seakan hatinya bergetar ketika mendengar bahwa ada kemungkinan dia bisa mencintai gadis yang sudah dianggap sebagai adik kandungnya sendiri.
“Iya, Kak Nath! Aku masih bisa mendengar dengan baik tanpa perlu Kak Nath berteriak seperti tadi.”
Meski terkejut, Zhea tetap berusaha tetap tenang dan terus tersenyum saat pandangan matanya
saling bertemu dengan Nathan.
“Menurutku sebaiknya kau lupakan saja perasaanmu itu. Apakah kau tidak dengar atau memang kau tidak mengerti bahwa kami berdua sudah sepakat untuk merencanakan pernikahan secepatnya?” Giselle yang sejak tadi hanya diam, kini akhirnya kembali buka suara dan meminta Zhea untuk berhenti.
“Sepertinya kau yang tidak mengerti! Selama Kak Nath dan kau belum resmi menikah, maka jelas ada kesempatan untuknya merubah hati, bukan?” balas Zhea yang berhasil membuat Giselle merasa kesal.
“Sebaiknya mulai sekarang kau bersiap saja untuk kehilangan Kak Nath, karena pada akhirnya dia akan menjadi suamiku!” sambungnya menekankan.
“Kau …”
“Tenanglah, Sayang! Lupakan saja omong kosongnya, karena bagaimanapun juga hanya kau wanita yang ingin aku nikahi.”
Jelas terasa persaingan sengit diantara Zhea dan Giselle untuk memperebutkan Nathan. Namun, sepertinya kali ini Nathan sepenuhnya berada di pihak Giselle, terlihat dengan caranya menenangkan sang kekasih yang membuat api cemburu Zhea semakin membara.
Will, Alea dan Thalia memilih diam karena apapun yang mereka katakan tidak akan di terima begitu saja oleh Zhea.
Tak kuasa menahan perasaan cemburunya, lantas Zhea pun langsung meninggalkan ruangan itu. Thalia yang melihat kepergian sang sahabat pun langsung mengikutinya, bahkan hingga di depan kediamannya. Sebelum Zhea memasuki mobilnya, dimana sang sopir tengah menunggu Thalia dengan cepat menghentikannya.
“Hai, Zhea! Kau mau kemana? Kenapa kau mala pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, setidaknya katakan sesuatu padaku!” Thalia mencecar Zhea, “Apa kau sekarang sudah menyerah mendapatkan cinta dari Kakakku?” sambungnya.
Bersambung....
Sesuai janji, Othor up dua bab sebagai bonus. See next Chapter all!😉😉😉😂😂😂
Up yang banyak 🙏🙏🙏