Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 25
Keputusan Pangeran kedua sudah bulat, Yun Li An juga sudah tidak bisa membuatnya berubah pikiran lagi.
Di dalam tempat pelatihan yang baru, Yun Li An menyiapkan satu tempat khusus untuk Pangeran kedua, di samping gua.
"Jenderal Yun, apakah Yang Mulia Pangeran kedua benar-benar akan tinggal dengan kita, dan juga ikut berada di garis depan?" ucap kepala pasukan.
"Benar, dia sudah tidak lagi ingin terlibat masalah di dalam istana,"
"Jenderal Yun, kau baik-baik saja?"
"Tentu, itu adalah keputusannya,"
"Tetapi dulu kau sangat mendukung Yang Mulia Pangeran kedua, untuk menggantikan Yang Mulia Kaisar,"
"Dia sudah mengatakannya dengan tegas. Jika aku tetap memaksanya untuk bertahan, bukankah itu sama saja aku tidak menghargainya?"
Kepala pasukan mengangguk, "Baiklah, jika begitu aku akan membereskan tempat yang akan ditinggali oleh Yang Mulia Pangeran kedua,"
"Iya, juga nanti akan datang meja dan kursi. Kau bisa meletakkannya di ruangan samping,"
"Baik, Jenderal Yun. Aku mengerti!"
Kepala Pasukan berjalan menuju satu bangunan yang memiliki ruangan cukup besar, dia akan mengubah ruangan itu menjadi dua bagian. Agar Pangeran kedua mempunyai kamar dan ruang baca sendiri.
Yun Li An masuk ke dalam gua, di dalam gua itu masih kosong. Karena dia belum memindahkan sebagian barang-barang dari paviliunnya ke sana.
"Jika Pangeran kedua ikut ke medan perang, artinya akan ada dua Jenderal perang. Bukankah ini belum pernah terjadi?" gumam Yun Li An.
Yun Li An tidak mungkin menjadikan Pangeran kedua sebagai prajurit biasa. Menjadi kepala Pasukan juga tidak mungkin.
"Padahal hanya tinggal sedikit lagi dia pasti bisa mendapatkan tahta itu, pemikiran orang di era ini sangat sulit dipahami!" ucap Yun Li An lagi seraya berjalan masuk ke lorong gua.
...----------------...
Saat ini Putra Mahkota tengah duduk bersama dengan Ratu, dia tentu harus memberitahu berita bagus itu kepada Ibunya yang selalu mendukung, dan memberikan apapun untuknya.
"Ibu, mulai saat ini aku tidak perlu lagi berusaha sangat keras untuk membuat rakyat yakin padaku, karena adik telah melepaskan tahta ini untukku!" ucap Putra Mahkota.
"Benar, Ibu sudah sering berkata dan membujuknya agar tidak memikirkan tentang tahta itu. Kau adalah Kakaknya, kelak tentu kau yang harus menggantikan Yang Mulia,"
"Ibu benar, setelah bertahun-tahun akhirnya dia mengerti, jika dia tidak pantas dan tidak akan bisa menggantikan posisi Ayah Kaisar,"
Ratu mengangguk dengan bahagia.
"Aku mendengar jika adik meminta agar Ayah Kaisar mengizinkannya ikut ke garis depan," ucap Putra Mahkota.
"Dia meminta Izin pada Yang Mulia?"
"Benar, tetapi aku tidak tahu apakah Ayah Kaisar mengizinkannya atau tidak,"
Ratu seketika diam, dia memang tidak ingin Pangeran kedua menjadi Kaisar. Namun dia tidak menyangka jika Pangeran kedua ingin berada di garis depan.
[Garis depan \= Medan perang].
Sementara di balik pintu, Putri dari selir pertama mendengar pembicaraan itu.
"Kakak kedua akan pergi ke garis depan? Apa maksudnya Ibu Ratu dan Kakak Putra Mahkota berkata seperti itu?"
Dengan pelan Putri ketiga berjalan pergi dari tempat itu, dia ingin bertanya sendiri pada Pangeran kedua, mengenai apa yang dikatakan oleh Ratu dan Putra Mahkota.
"Kakak kedua tidak mungkin akan pergi, kan? Jika kakak kedua pergi, siapa lagi yang akan mendengarku di sini?" ucap Putri ketiga.
Selama ini Putri ketiga dan Pangeran kedua cukup dekat, karena sejak Putri ketiga kecil, Pangeran kedualah yang terkadang menjaganya.
Dengan cepat Putri ketiga pergi ke istana Pangeran kedua. Dan ketika tiba di sana, dia melihat beberapa orang tengah membawa sebuah lemari buku dari ruang baca Pangeran kedua, dan di atas kereta sudah ada meja serta kursi.
"Kakak, apa yang terjadi? Kenapa...kenapa mereka mengeluarkan barang-barang dari ruang bacamu?" ucap Putri ketiga setelah berada di depan Pangeran kedua.
"Mulai besok aku akan pindah ke tempat pelatihan Pasukan khusus Jenderal Yun,"
Kedua mata Putri ketiga membulat, "Tidak, jadi apa yang dikatakan oleh Yang Mulia Ratu dan juga Kakak Putra Mahkota benar?"
"Apa kau diam-diam mendengarkan orang lain berbicara?"
"Tidak, aku tidak sengaja mendengarnya ketika aku ingin menemui Kakak Putra Mahkota,"
Choi Han Min mengusap kepala Putri ketiga, "Kau sudah besar, sudah seharusnya belajar banyak hal di dalam istana ini. Jadilah wanita yang bisa menjaga dirj sendiri, dan belajar dengan baik agar tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain,"
Putri ketiga menatap Choi Han Min dengan tatapan penuh tanya.
"Hidup di dalam istana tidak mudah, banyak perselisihan dan juga sifat pura-pura untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kau jangan menjadi batu loncatan bagi mereka, kau harus berusaha bertahan tanpa dimanfaatkan oleh orang lain di sini," ucap Choi Han Min lagi.
"Kakak, tidak bisakah aku ikut denganmu?"
"Tidak, aku tinggal di sana bukan untuk bermain. Aku juga akan pergi ke garis depan bersama Jenderal Yun dan pasukannya,"
Putri ketiga tampak sedih, dia seperti akan kehilangan seorang Kakak yang selalu bersamanya, dan tidak akan bertemu lagi.
"Yang Mulia, semuanya sudah siap!" ucap pengawalnya.
Choi Han Min mengangguk, lalu menatap Putri ketiga, "Baiklah, aku harus pergi sekarang. Kau harus menjaga dirimu,"
"Baik, Kakak. Kau juga harus menjaga kesehatanmu di sana,"
Choi Han Min tersenyum, lalu berjalan meninggalkan Putri ketiga.
Choi Han Min menaiki kudanya, dan bersama pengawal serta kereta barang-barangnya keluarga dari istana.
Ratu yang ingin bertemu dengan Choi Han Min, hanya bisa melihat kereta kuda yang membawa barang-barangnya.
"Dia bahkan pergi tanpa datang ke istanaku terlebih dulu. Apakah aku yang tidak membolehkan dia bersaing dengan Putra Mahkota, membuatnya membenciku?" ucap Ratu.
"Yang Mulia, anda tidak boleh berkata demikian. Anda adalah seorang Ratu, dan di istana hanya memiliki satu Kaisar. Anda melakukan demikian, merupakan sebuah kebaikan untuk Yang Mulia Putra Mahkota dan Yang Mulia Pangeran kedua,"
Ratu hanya bisa diam dan masih menatap pintu gerbang istana Pangeran kedua.
semangat terus Thor