Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Eh tunggu dulu! Kenapa Agam membawa Baby? Apa yang akan dilakukan Agam pada sepupuku itu?" Lea yang penasaran berniat mengikuti keduanya, namun langkahnya terhenti saat seseorang menepuk bahunya dengan keras.
"Lea kau itu dari mana saja?" Alana yang sejak tadi mencari keberadaan Lea akhirnya tersenyum saat melihat wanita tersebut.
"Ya ampun Alana, kau membuat aku terkejut." Lea mengusap dadanya lalu kembali menatap kearah dimana Agam membawa Baby. "Yah jadi hilangkan, kau sih datang tiba-tiba membuat aku terkejut." Lea menatap Alana dengan sengit. Kalau saja sepupunya itu tidak menghentikan langkahnya, pasti dirinya tidak akan kehilangan jejak Agam dan Baby.
"Membuatmu terkejut? Memangnya apa yang sedang kau lakukan?" tanya Alana dengan bingung.
"Ish... " Lea memilih pergi meninggalkan Alana dari pada menjelaskan semuanya.
Alana yang ditinggalkan begitu saja langsung mengejar Lea, ia ingin tahu apa yang membuat sepupunya itu marah kepadanya.
*
*
Sementara itu ditempat yang berbeda di sebuah ruangan yang tertutup, dan tidak begitu jauh dari ballroom, Agam tengah menghimpit Baby pada dinding.
"A kau itu kenapa?" tanya Baby dengan bingung karena tiba-tiba saja ditarik paksa, dan dibawa ke sebuah ruangan yang ia sendiri tidak tahu dimana.
"Kau yang kenapa? Kenapa kau datang kemari?" Agam menatap Baby dengan sorot mata yang tajam dan dingin.
"Aku..?"
"Kau pasti ingin menggagalkan acara pertunanganku?" tuduh Agam.
"What?" Baby tak percaya Agam bisa berpikiran sejelek itu padanya. "A kau lupa kalau kita ini saudara sepupu? Jadi aku hadir di acara pertunangan mu adalah sesuatu yang wajar, dan kenapa kau menuduhku yang tidak-tidak?" Baby balas menatap Agam dengan tajam, karena ia tidak terima di tuduh seperti itu.
Deg.
Agam terdiam karena yang diucapkan oleh Baby memang benar, gadis itu sepupunya jadi hal yang wajar jika Baby hadir di acara pertunangannya. Tapi entah mengapa ia tidak suka melihat Baby hadir di acaranya dengan sikap biasa saja, tidak ada raut marah atau pun terluka di wajah cantiknya membuat Agam jadi curiga.
"Kau pikir aku percaya? Kau tidak mempunyai niatan tertentu datang kemari? Aku tahu betul siapa kau Baby, gadis nekat yang berani melakukan hal apa pun untuk bisa mendapatkan apa yang kau mau! Seperti yang sudah kau lakukan—"
Perkataan Agam menghilang di udara saat sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya, membuat matanya terbelalak saat menyadari saat ini Baby tengah mencium bibirnya. Walaupun bibir gadis itu hanya menyentuh bibirnya tanpa ada gerakan lainnya, tapi tetap saja membuatnya terkejut dan tidak percaya dengan keberanian yang dilakukan oleh Baby.
"Dari pada aku dituduh seperti itu, lebih baik aku merealisasikan apa yang kau katakan tadi." Ucap Baby setelah mencium Agam, entah apakah yang tadi dilakukannya itu bisa dikategorikan mencium? Karena sebenarnya ia tidak tahu ciuman itu seperti apa, dan ini pertama kalinya Baby menyentuh bibir seorang pria. "Dan aku harap tindakan nekat ku yang mencium mu, bisa membuat kau sadar dan mau membatalkan pertunangan ini." Baby mendorong dada bidang Agam, ia ingin segera pergi dari tempat tersebut karena merasa malu dengan apa yang sudah dilakukannya.
Namun langkahnya tertahan saat tangannya ditarik dengan kasar, dan di detik berikutnya jantungnya terasa berdetak dengan kencang dan hampir keluar dari tempatnya, saat bibirnya di cium oleh Agam. Bukan ciuman seperti yang dilakukannya tadi, tapi sebuah ciuman yang membuat bulu kuduknya merinding. Bibirnya terasa begitu panas saat Agam ********** dengan begitu menggebu, dan terasa sedikit sakit saat bibir bawahnya di gigit oleh pria itu, membuat Baby reflek membuka mulutnya dan begitu terkejut saat lidah Agam menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya.