"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Deril saat ini memang sering dirumah dan jarang datang ke apartemen nya Fina
Karena kalau datang pasti ribut, minta pindah segera dari apartemen nya yang lama, itu yang membuat malas Deril
"papa masih marah dan mendiamkan aku, aku harus bagaimana agar papa memaafkan aku" ucap Deril, saat ini Deril sedang di kediamannya dia tidak tau mau mengerjakan apa, kerjaan di kantor sudah di ambil alih Roni
"aku harus bicara dengan mama, mungkin mama bisa membantu ku, untuk bisa bekerja lagi di kantor" gumam Deril, lalu dia menatap langit langit kamarnya, termenung mengingat masalah yang sedang saat ini
"huuff kalau aku bicara sama mama, pasti mama akan marah besar, bisa jadi mama sudah tau semua ini, tidak mungkin papa tidak cerita kepada mama, pusing sekali kepala kalau ingat masalah yang terjadi"
"mana Fina, marah marah terus sekarang dan selalu menanyakan kapan akan pindah ke apartemen yang baru, benar benar tidak mengerti situasi yang sedang aku hadapi sekarang"
"padahal semua nya juga karena sikap cemburunya, yang memaksa aku untuk datang ke apartemen untuk menginap disana, dimalam setelah pernikahan ku dengan Rayya, harusnya aku bisa menahan diri untuk tidak datang kesana"
"aku juga sangat ceroboh dan gegabah meninggalkan Rayya dirumah sendirian, aku yakin pasti papa menyuruh orang untuk mengikuti ku, sial bener hidupku" rutuk Deril didalam kamarnya
"harusnya aku dengar apa yang dikatakan Roni dimalam pernikahan ku kemaren, semua yang dibilang Roni kejadian semua"
"tapi Fina juga mendesak ku untuk datang ke apartemennya, aku serba salah saat itu, Fina sampai menangis meminta aku datang kesana"
"sekarang aku harus apa, mau buka usaha semua mulai dari nol lagi, apa Fina mau hidup susah, dia sudah terbiasa hidup mewah"
"kemaren saja sewaktu aku ingin tinggal disana sampai aku mendapat kan pekerjaan baru, kelihatan sekali kalau dia keberatan"
"apa selama ini dia hanya mau dengan ku karena kekayaan papaku, aku jadi meragukan cintanya"
"seperti yang Roni bilang, kalau Fina itu hanya mencintai uangku" gumam Deril, dia berpikir sangat keras saat ini soal sikap Fina yang sedikit berubah
Deril menceritakan semua nya kepada Roni ketika datang ke apartemen Roni
Semua dia ceritakan, termasuk sikap Fina yang berubah dan Roni memberikan beberapa pandangan terhadap Deril mengenai sikap Fina
Deril yang sedang pusing dan masih cinta sama Fina berusaha menyangkal apa yang dikatakan Roni, tapi Roni dengan sabar memberikan masukan kepada sahabatnya itu
Dan akhirnya Deril sedikit percaya dengan apa yang Roni katakan, makanya setelah dinasehati Roni, Deril pun pulang kekediaman nya, yang dia tempati dengan Rayya
Deril mendengar dari Roni kalau papa nya benar benar marah kali ini, dan Deril jadi takut, dia sudah tau dan hafal, kalau papanya sudah marah bisa bahaya, karena Tuan Bramantyo tegas juga orang nya
...----------------...
Sedangkan Fina yang sedang berada di apartemen nya, sekarang sedang uring uringan karena kesal sama Deril, karena sudah beberapa kali dihubungi tidak pernah mengangkat telpon dari Fina
"Deril lagi ngapain sih sekarang, dari tadi telpon tidak diangkat dan pesan dari ku hanya dibaca dan tidak dibalas, keterlaluan banget sih, sebenarnya mau nya apa sih nih orang, ngeselin banget deh" ucap Fina
Tiba tiba ada pesan masuk dari Deril dan segera Fina menghubungi Deril, tidak berapa lama, telpon Fina pun diangkat oleh Deril
"hallo, ada apa sayang?" sapa Deril dengan suara lemes karena saat ini dia sedang malas untuk bicara dengan siapapun
"kamu kenapa sih sayang, ditelpon tidak diangkat, pesan aku juga tidak dibalas, kamu masih marah sama aku" tanya Fina balik
"aku lagi pusing sayang, ini papa benaran marah, aku sudah tidak tau harus bagaimana lagi membujuk papa" jawab Deril membuat Fina terdiam sesaat
"sayang, kamu kan bisa minta tolong mama kamu, pasti mama kamu akan bantu kamu" usul Fina
"aku tidak yakin kalau mama akan mau membantu aku, kalau mama tau alasan papa marah kepadaku, pasti mama akan lebih marah lagi, dan itu akan membuat ku makin sulit" jelas Deril
"yah terus sekarang bagaimana dong" tanya Fina dengan nada suara putus asa, dia bingung bagaimana caranya meminta uang pada Deril
Sedangkan Deril juga lagi sudah sekarang karena semua fasilitas nya dicabut semua oleh Tuan Bramantyo
"kau juga tidak tau Fina, kamu jangan mengeluh terus dong, aku juga lagi bingung" sahut Deril
"ini semua tagihan aku siapa yang mau bayar sayang, sudah pada jatuh tempo semua nya" tukas Fina
Deril hanya bisa menghela nafas panjang mendengar keluhan Fina barusan, bagaimana dia mau membantu Fina
Tabungan pribadi Deril juga sudah dibatasi oleh Tuan Bramantyo, Deril sudah tidak bisa untuk hidup berfoya foya lagi dengan Fina
"sayang kenapa kamu diam, ayo dong cari solusi nya bagaimana" ucap Fina memaksa Deril untuk memikirkan semua tagihan yang sudah jatuh tempo
Fina sudah terbiasa hidup mewah dengan fasilitas keuangan yang diberikan Deril kepadanya selama ini, semua keinginan Fina pasti akan diikuti oleh Deril
Itu yang membuat Tuan Bramantyo menjadi kesal kepada Deril, yang mau saja dibodohi oleh Fina, dengan alasan cinta, mau saja diperalat oleh wanita
Bagi Tuan Bramantyo, ini adalah satu satu nya cara agar putranya itu sadar diri, bahwa wanita yang dia cintai itu hanya ingin uang nya saja
"selama ini aku kan sudah banyak memberi kamu uang, coba kamu pakai itu dulu Fina, atau kamu bisa jual dulu perhiasan kamu sayang, untuk saat ini hanya itu yang bisa aku pikirkan" jawab Deril
"sayang uang yang kamu berikan tiap bulan itu, juga sudah tinggal tidak seberapa, masak aku harus jual perhiasan aku sih" protes Fina
"ya sudah nanti aku transfer untuk bayar tagihan kamu, tapi tolong kamu jangan belanja dulu, karena situasi ku juga belum kembali normal" jelas Deril
"oke sayang, terima kasih ya kamu selalu bisa mengerti aku" balas Fina karena dia lega Deril akan mengirimkan uang untuk membayar tagihannya
Setelah bicara hal lain akhirnya Deril memuruskan sambungan telpon dari Fina, Deril memijit kening nya kepalanya sakit sekali
"aku sudah tidak bisa mengharapkan Deril untuk saat ini, sedangkan aku butuh biaya untuk hidup aku" ucap Fina setelah sambungan telpon nya mati
"sangat sulit membuat Tuan Bramantyo dan nyonya Lena untuk menerima kehadiranku dikeluarga mereka"
"kalau sudah begini, apa yang harus aku lakukan, jujur aku juga capek menghadapi situasi seperti ini" keluh Fina dalam hatinya, lalu dia tiba tiba tersenyum tipis, entah apa yang dipikirkannya
klo Geri sama Daffa beda orang ato 2nama 1org?