NovelToon NovelToon
Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural / Kultivasi Modern
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Author GG

Singgasanaku dibuat dari indung mutiara yang dibentuk menyerupai jalinan akar pohon.

Aku menyebutnya rumah, yang lain mengatakan ini penjara. Walau demikian penjaraku dibuat seindah tempat tinggal para dewa, mungkin karena ibu berharap putranya adalah dewa dan bukannya iblis.

Tidak ada pilar atau ruangan-ruangan lain. Hanya ada pohon tunggal yang tumbuh kokoh di halaman singgasanaku. Pohon yang menjadi sumber kehidupanku, kini semakin kehilangan kecemerlangannya. Saat pohon itu meredup lalu padam, aku juga akan sirna.

Sebelum aku menghilang dan dilupakan, akan kuceritakan masa singkat petualanganku sebagai iblis yang menyamar jadi manusia atau barangkali iblis yang berusaha menjadi dewa hingga aku berakhir didalam penjara ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author GG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Semua Berawal Disini

Daratan Merah, Tahun ketiga ...

Setelah begitu lama, aku memutuskan pulang ke rumah. Inilah rumah yang kutinggalkan tiga tahun lalu.

Setelah sekian lama, gilda Phoenix mengalami banyak perubahan, dari jumlah anggota, peraturan, hingga kepengurusan. Banyak hal telah kulewatkan selama aku menggelandang di luar sana. Setelah kembali seharusnya aku merasa 'rumah' ini memiliki suasana asing, tapi dia, gadis itu membuat semua ini terasa sama, waktu seakan tidak pernah berjalan, petualangan yang kulalui selama di luar gilda Phoenix seakan tidak nyata dan pupus begitu dihadapannya.

Phoenix menyambut kepulanganku dalam pakaian nuansa merah emas yang memberinya kesan sebagai figur penguasa. Sosoknya tidak akan salah dikenali sebagai wanita pemangku kedudukan tertinggi di gilda. Tapi gadis itu masih seperti yang kuingat, hatiku mencelus melihat kehangatan senyumnya yang tidak asing, ada perasaan bergejolak tapi aku coba menekan dan mengabaikan itu. Kali ini tidak, jangan lagi.

Phoenix tiba-tiba cemberut dan memarahiku. "Akh... aku kangen tahu."

Kubiarkan dia memukuli dadaku, sambil pura pura kesakitan aku memikirkan lelucon yang biasanya selalu membuat gadis-gadis cekikikan. Belum lagi mengatakan apa-apa, gadis lain yang tidak kukenali ternyata memperhatikan kami. Phoenix berhenti bercanda padaku lalu sebelum pergi menemui gadis itu dia berkata begini;

"Tunggu sebentar ya."

Aku angkat bahu. "Oke."

Dari balik punggung Phoenix, gadis yang tidak kukenal itu mendelik padaku. Beberapa gadis memang seperti itu, menarik.

Selain Phoenix tidak ada yang menyambutku atau tepatnya tidak ada yang mengenalku, sayang sekali padahal aku ini menyilaukan macam matahari. Yah, yang lain-lain pasti bergabung menjadi anggota setelah aku pergi termasuk gadis yang sedang bicara dengan Phoenix.

Pembicaraan mereka tak kunjung selesai, dari raut wajah keduanya mereka pasti sedang membicarakan sesuatu yang serius. Ketika akhirnya Phoenix menangkap tatapanku, aku lebih dulu memberi isyarat padanya bahwa sebaiknya aku jalan jalan saja.

Ada begitu banyak orang, tapi yang menarik perhatianku adalah pemuda berpakaian mewah dengan aksen biru laut yang sedang bercakap-cakap dikelilingi beberapa gadis cantik. Cemerlang, tampan itulah Ling. Ternyata dia masih disini. Amat disayangkan kenalan lama itu tidak melihatku. Lalu aku belum melihat Jendral Erlang. Wah, wah, abang payah itu kemana?

Saat ini seharusnya dia tahu kepulanganku ini. Setelah bertemu dengannya, aku penasaran apa yang akan dia katakan.

"Sialan, dasar bocah nakal, kemana aja kau selama ini?"

"Orang kabur kagak bilang kemana mereka pergi."

"Sialan kau ..."

Aku meliukkan badan, menghindar dari kepalan Jendral Erlang yang tiba-tiba melayang hendak menjotos lenganku. Bersedekap, aku mengikik. "Meleset, bang."

Sesaat berikutnya, aku menghindari rentetan serangan Jendral Erlang dengan santai.

Aku tertawa ketika tidak satupun serangan mengenaiku, lalu aku balas mengepalkan tinju dan mulai menerjang. Jendral Erlang sama luwesnya menghindar, menangkis seranganku. Dalam beberapa saat kami saling serang ala bocah. Phoenix malah tersenyum melihat kekonyolan kami.

Diam-diam aku menyeringai padanya. Benar, Lagi-lagi jantungku bedegup, rasanya benar-benar dejavu.

Pletak, Jendral Erlang berhasil menjitak kepalaku.

"Apa?" kata Jendral Erlang menaikkan alisnya sambil menahan tawa. "Lagi-lagi kau lengah karena cewek."

"Sembarangan, memangnya kau tidak... " Sambil berkata begitu aku kembali melayangkan serangan. Jendral Erlang mengelak. "Memangnya aku tidak tahu berapa banyak gadis yang kau simpan?"

Aku nyaris terbahak begitu melihat raut wajah Jendral Erlang yang terkejut lalu Jendral Erlang yang hendak melayangkan serangan, menurunkan tangan dan mulai ikut tergelak. Kami sama-sama mengingat masa masa itu.

"Akh, sial! Aku kangen sama kau."

Jendral Erlang menepuk lenganku, kali ini aku sengaja tidak menghindar.

"Hehe iya bang, adikmu ini juga." kuusap usap lenganku sambil meringis.

Phoenix berjalan ke arah kami.

"Kagak asik dah, kau main pergi aja."

"Iya bang, iya, minta maaf dah." Kutangkupkan kedua tanganku di depan dada dan sedikit membungkuk dengan memasang wajah semenyesal mungkin. Tapi dia tahu aku hanya menggodanya.

"Maap, maap apa, kagak, kagak ada."

"Jangan begitu bang," aku merengek seperti bocah.

"Sialan kau, mana oleh-oleh buatku."

"Gak ada oleh-oleh, aku bukan dari wisata. Harusnya kau yang kasih hadiah atas kepulangan adik kesayangan ini."

"Hadiah? Ini hadiah."

Jendral Erlang menjitak kepalaku lagi dan aku lagi lagi tidak menghindar, membiarkan Jendral Erlang memiting dan memukuli bokongku.

"Bocah ini harus diberi pelajaran." kata Jendral Erlang begitu Phoenix telah bergabung bersama kami.

"Siap senior," ledekku.

Sekali lagi Phoenix menggeleng melihat tingkah unfaedah kami, kalau penglihatanku tidak keliru, saat itu Phoenix kelihatan berkaca-kaca.

Phoenix benar-benar sibuk, beberapa hari mendatang gilda akan mengadakan even perburuan. Sebagai ketua, Phoenix tentulah harus mengecek segala persiapan, jadi Jendral Erlang bersedia menunjukkan kamarku, lalu kami berjalan beriringan tanpa bicara.

"Nah, semoga kau kagak keberatan tidur disini." kata Jendral Erlang begitu kami sampai di depan sebuah pintu geser berpelitur.

Jendral Erlang menepuk bahuku sebelum kami berpisah. Dia membiarkanku untuk beristirahat.

Ini memang bukan kamarku tiga tahun lalu, tapi tidak apa-apa, malah sekarang lebih nyaman tanpa embel-embel jabatan yang digantung di depan pintu. Kamar ini lebih terbebas dari beban dan aku merasa jadi seorang bocah tanpa diawasi orang tua untuk tidak atau harus melakukan kewajiban ini itu.

Beberapa saat kemudian, dalam kesendirian, aku memikirkan tentang keberadaanku kembali disini. "Sialan apa yang kulakukan disini? Bisa bisanya aku datang ke sini lagi. Apa yang membawaku kembali?"

Tanpa tedeng aling-aling, aku menonjok kasur yang sedang kududuki. "Sialan!"

Sambil merebahkan diri aku tahu jawabannya.

Phoenix. Ah, tentu saja gadis itu! Sial! Kenapa dia masih begitu cantik! Dari dulu gadis itu memang memikat, seperti namanya 'Phoenix' jiwanya, energinya begitu berapi-api, pesonanya membakarku.

Tidak! Belum. Sebelum dia kembali membakarku dalam angan, tiba-tiba aku teringat anak-anak perempuan manis yang kutinggalkan di Meloxia. Walau aku merasa bersalah, untuk sementara aku sama sekali tidak berniat memberitahu mereka bahwa aku pulang ke gilda lamaku, karena tentu ini adalah penghianatan.

"Sudah berapa banyak penghianatan yang kulalukan?"

Dalam waktu yang sama aku teringat gadis lainnya Niken, mantan partnerku.

"Sialan, aku ini buaya."

***

Di dunia ini, orang hidup dalam kelompok yang dinamakan gilda, ketika seseorang memutuskan untuk tidak bergabung dalam gilda manapun, mereka menamai diri dengan sebutan orang bebas. Meloxia salah satu tempat tak bertuan, belakangan bersama beberapa pengikutku yang tersisa aku hidup disana dengan aturan yang kami buat, sebelum kedatangan pesan naga dari Phoenix.

Pesan naga adalah cara di dunia kami berkomunikasi jarak jauh. Orok naga, hijau, gembret seperti habis nelan telur gajah akan melayang layang dengan sayapnya yang kecil di depan hidung kita, baru akan menjadi kata-kata apabila kita sentuh. Yah naga naga hijau ini bukan hewan dan bukan naga sungguhan.

Orok naga hijau kiriman Phoenix meletus jadi serangkaian kata yang melayang saat kucolek.

Yang bunyinya;

"Dewandaru kau masih hidup?"

Aku mengirim naga hijau balasan.

"Hehe masih."

Naga hijau berikutnya terlalu lambat datang.

"Dewandaru pulang ya, kumohon."

Aku tidak perlu mengatakan bagaimana perasaanku saat itu, yah intinya betapa payahnya diriku jika menyangkut tentangnya.

Selama tiga tahun terakhir aku berusaha menghindari dia, tapi hari itu aku telah mengambil keputusan.

"Iya, aku akan pulang."

Bukannya aku menunggu dia memintaku agar aku pulang maka aku akan pulang, sejak kepergianku dulu, dia telah berusaha menahanku agar tidak pergi tapi aku tetap dengan pendirianku. Hingga setelah tiga tahun tidak ada komunikasi dan dia tiba-tiba kembali membujukku, mau tidak mau aku jadi berpikir apa ada yang sedang terjadi di gilda Phoenix? Sesuatu yang mendesak?

Terlepas apapun yang direncanakan Phoenix, toh aku sudah bersedia ada disini lagi. Alasan lainnya juga bisa kukatakan. Ketika pertama kali menginjakkan kaki lagi di sini aku merasa inilah akhir dari petualanganku, rasanya tiga tahun sudah cukup bagiku dibangkitkan, dan merasakan kehidupan seperti manusia, sudah banyak hal yang kulakukan disana sini (maksudnya kekacauan disana sini). Disinilah akhir petualanganku, dimana dulu semua petualangan berawal ditempat ini juga.

1
Houtaru_kun
keren seperti biasanya kak 👍 gege emang kuat banget 😯 akhirnya dapet juga uangnya.. wen yi ini aneh ya, sebetulnya dia ngelakuin itu karna ngeliat sosok lain 🤔 ngebaca ini aku jadi terinspirasi bikin novel wuxia atau kultivasi berunsur chinesse juga nih.. lanjutttkan!!!! 😊👍
F.T Zira
masih pov 1👏👏
F.T Zira
salam perkenalan..
masih nyimak
F.T Zira: tapi ngak bisa maraton ya.. baca perlahan
Author GG: makasih k Z, sudah menyimak 🪷
total 2 replies
💫0m@~ga0eL🔱
hadir, slm perkenalan 🌹
Author GG: terimakasih, kak ❤️
total 1 replies
miilieaa
cambuk ke 48 , nggak bisa dibayangkan /Sob/
miilieaa: sudah nato semua pastiii
Author GG: pedih kk Milea /Silent/
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
kak aku mampir nih
Author GG: makasih, kak Wid ... 🫡
total 1 replies
Houtaru_kun
cerita kayak wuxia2 gini emang identik sama kantong uang, macem to liong to atau pendekar rajawali 😄 gege kuat juga ya bahkan senjata aja gak bisa membunuhnya, dan pistol di jaman ini pun palingan panah, soalnya senjata paling kuat yg aku tau itu pistol, apa pistol juga gak berarti ya buat gege kalo seandainya ada pistol hehehe.. apakah gege akan mendapat uang itu?? lanjuttkan!!! 😊👍
Houtaru_kun: iya kak soalnya kan bukan novel tema game online atau system juga hehehe 🤭 wah bagus kak kalo dapet ide 👍

mungkin. dan mungkin aja yg nerjemahinnya pake google translet 😄
Author GG: tapi bisa kyknya pakai e wallet cuman nanti certanya kyk sistem game online 😆 serius dari komenan ini malah dapat ide weh, .. 👌

kalau dapat dari googl biasanya berantakan gak enak bacanya, mklum gratisan kali yak.
total 4 replies
Houtaru_kun
kata2nya gak monoton, kursus nulis dimana kak? hehe 🤭 mantap!!! 👍 aku aja nulis cerita masih kurang kosakata hehehe 😄 erlang itu jadi ngingetin aku sama dewa erlang, dan ya erlang disini sama gagahnya dgn dewa erlang 😉 ehh malah lebih peduli sama ayam, maen sama ayam hehehehe 🤭 lanjuttt kak!!!! 😊👍
Author GG: siapp 🤗
Houtaru_kun: ok sip kak 😊👍 menunggu adegan seriusnya hehe 😉
total 3 replies
miilieaa
ayam jengger merah itu jago kah thor?
Author GG: sebenernya yg betina juga ada jengger merahnya 😂 itu cuma ngikutin karakter MC yg memang rada begitulah ...
total 1 replies
Houtaru_kun
kakak mendeskripsikan cerita ini dengan sangat baik 😊👍 piti kalo di padang itu artinya duit 🤭 mantap kak!!! suasana timurnya berasa, keren!!! 😉
Houtaru_kun: oohh hehehe, kebetulan tak terduga kak 🤭
Author GG: weh kebetulan yang pas, piti padahal singkatan dari point dari sana inspirasinya /Facepalm/ tapi maksudnya memang alat pembayaran 😄
total 2 replies
Houtaru_kun
wah keren juga ini, serasa baca novel2 silat kayak novelnya khoo ping ho.. 🤩 kukasih hadiah kak 😊👍
Houtaru_kun: iya kak. semangat nulisnya 😉
Author GG: Wah hehe makasih sudah intip-intip ... /Hey/
total 2 replies
AnakBalita
Niken 14 tahun masih sangat polos saat itu, sekarang ia sudah berumur 18 tahun hahaha
Author GG: iyakk...
total 1 replies
AnakBalita
Elis, Zahwa, Niken... nama-nama pengguna nt tahun 2020-an ya? Kau masih mengingatnya dengan baik
Author GG: Tata juga pasti salah satu orang dari masa lalu, hayo siapa ini eh ...
AnakBalita: Hanya seorang anak Balita hehe
total 3 replies
Aulia Nur
makasih kak ♥️
Author GG: Terimakasih kembali kak Aulia /Hey/
total 1 replies
Author GG
Kira-kira gambarnya mirip buatan aa drawing /Shame/
Ahmad Rezky
siapa penguntit nya
miilieaa
banyak penguntit nya yaa thor
Author GG: iya, betul kak Milea ...
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
mampir dikarya ku jg yah thor. tinggalkan jejek dicoment yah. tq
Author GG: Siap kak Wida, terimakasih sudah mampir ...
total 1 replies
Hani
Semangat berkarya Thor
Hani
semangat author
Hani: sama sama
Author GG: Makasih kak Hani /Rose/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!