" menikahlah nak, ini mungkin tak adil untuk kamu tapi hanya dengan ini kita bisa membalas Budi baik pak Handoyo " ucap bapaknya
" tapi Mel masih sekolah pak, dan Mel juga ga kenal sama anak nya majikan bapak itu, kalau dia jahat sama Mel gimana " ucap Melisa sambil menangis
" maafkan bapak nak, kalau kamu ga mau ya sudah bapak akan bilang pada majikan bapak " kata bapaknya
Melisa melihat raut kecewa di wajah sang ayah, Melisa merasa sangat bersalah, tapi haruskah ia mengorbankan masa muda nya dengan hidup bersama pria yang sama sekali tidak ia kenal?
akan kan Melisa menerima perjodohan itu????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Esok pagi
seperti biasa sebelum memulai aktivitas semua anggota keluarga sarapan bersama
" Mel... Kamu ga kuliah? " tanya bapaknya
" nanti agak siang pak " jawab Melisa
" kata ibu mu kamu sudah setuju dengan perjodohan itu, benar itu Mel? " tanya bapak
" iya pak, Mel sudah pikirkan dan Mel rasa ga ada salahnya Mel terima perjodohan itu, selama Mel masih bisa tetap kuliah " kata Melisa
" iya nak, nanti bapak akan bilang sama tuan Handoyo soal persyaratan kamu itu, dan bapak yakin mereka ga akan keberatan, karena keluarga tuan Handoyo juga sangat mengutamakan pendidikan " ucap pak Rudi
" kak Mel mau menikah? " tanya bagas
" iya gas, ini permintaan tuan Handoyo " kata ibu nya
" wah... Kak Mel bakal jadi menantu keluarga tuan Handoyo, kedepan nya hidup kamu pasti enak kak " kata Bagas
" kamu itu, tau nya cuma enaknya " omel Melisa
" paling enggak kamu ga akan pernah ngalamin tuh yang namanya bokek kak " kata Bagas
" Mel... ibu tau kamu pasti berat menerima perjodohan ini, tapi ibu pesan nanti kalau kamu udah jadi istri kamu tetap harus melakoni peran kamu dengan baik " kata ibu nya
" maksud nya Bu? " tanya Melisa
" di luar kamu mencintainya atau tidak, kamu harus tetap berbakti kepada suamimu, layani keperluan nya dan patuhi keinginan nya selama itu tidak melanggar aturan agama dan hukum " kata ibu
" iya Bu Mel faham " kata Melisa
" terimakasih Mel kamu sudah mau mengerti posisi bapak " kata bapaknya
" iya pak " jawab Melisa
" ya sudah bapak berangkat dulu, udah siang takut tuan Handoyo nungguin, Gas kamu mau bareng bapak ga? " tanya bapaknya pada Bagas
" iya dong pak, lumayan kan ngirit ongkos " kata Bagas
" ya sudah ayo " ajak bapak
" oke, Bagas pamit ya Bu, kak " pamit Bagas
Lalu pak Rudi dan Bagas pergi bersama karena memang kebetulan sekolah Bagas dan rumah tuan Handoyo satu arah
setelah menurunkan Bagas di depan gerbang sekolahnya pak Rudi langsung menuju rumah tuan nya
Setiba nya di rumah tuan Handoyo Rudi menunggu di garasi rumah mewah bak istana tersebut sambil di temani segelas kopi yang biasa di buatkan oleh art di rumah itu
" pak Rudi " panggil salah satu art disana
" iya bi " jawab Rudi
" di panggil tuan " kata bibi
" baik bi " lalu pak Rudi beranjak menuju ruang keluarga di mana tuan Handoyo menunggu nya
" permisi tuan, nyonya, mas Zayn " sapa pak Rudi
" duduk Rud " kata tuan
" iya tuan " lalu pak Rudi duduk di salah satu kursi
" Rud... mumpung ada Zayn disini saya mau menanyakan soal perjodohan anak kita, apa anak gadismu bersedia di jodohkan dengan Zayn? " tanya tuan Handoyo
" anak saya Melisa sudah memikirkan permintaan anda tuan, dan dia bilang bersedia di jodohkan asalkan dia tetap boleh meneruskan kuliahnya hingga mendapat gelar dokter " kata pak Rudi
" tentu saja Rud, Melisa tetap harus melanjutkan kuliahnya meskipun sudah menikah dengan Zayn " kata tuan Handoyo
" bagaimana Zayn, papah harap kamu bisa seperti Melisa menerima perjodohan ini " kata tuan Handoyo
" iya pah, papah atur saja semua nya " kata Zayn
" jelas dia mau menikah dengan ku, pasti wanita itu hanya ingin numpang hidup enak bersama ku " batin Zayn
" kalau begitu nanti malam kamu ajak anak2 dan istrimu makan malam bersama disini " kata tuan Handoyo
" iya Rud, saya juga sudah lama ga ketemu Arini " kata nyonya Sarah
" iya, baik tuan nyonya nanti malam kami akan datang untuk makan malam bersama " kata Rudi
" kalau gitu saya permisi tuan, nyonya mas Zayn " pamit Rudi
" iya silahkan " kata tuan Handoyo
Rudi kembali ke garasi dan duduk di tempat tadi melanjutkan sesi ngopi nya
" pak Rudi " panggil Zayn
" iya mas, ada apa? " tanya Rudi
" pak, saya menghargai anda dan anak anda, tapi bapak tau kan saya punya kekasih, dan saya sangat mencintainya, saya tak yakin bisa mencintai anak bapak, bagaimana kalau saya tidak bisa mencintai anak bapak? " ucap Zayn
" mas Zayn... perjodohan ini keinginan tuan, saya sendiri tidak bisa menolak nya, jalani saja dulu, dan saya hanya titip anak saya, jika dalam pernikahan mas Zayn dengan Melisa nanti tidak ada rasa cinta maka pintu rumah saya selalu terbuka, kembalikan Melisa pada saya tapi saya titip satu hal, semarah apapun mas Zayn tolong jangan pernah berbuat kasar apalagi sampai memukul anak saya " ucap pak Rudi
" saya sudah berusaha mendidik Melisa dengan baik, saya yakin dia anak yang baik, jadi jangan sakiti dia jika sudah di jalani tapi tetap tak ada kecocokan apalagi cinta, jangan sakiti anak saya, kembalikan saja dia pada saya " kata pak Rudi
Zayn terdiam mendengar perkataan Rudi
Zayn menghirup nafas panjang " baiklah pak, saya akan coba jalani dulu " kata Zayn
Rudi tersenyum " kalian pasti akan sama-sama jatuh cinta, karena pada dasarnya kalian sama-sama punya hati yang lembut " batin Rudi
" ya sudah saya duluan ya pak " pamit Zayn dan di angguki oleh Rudi
Zayn mengendarai mobil nya sendiri,sedan mewah limited Edition kesayangan nya, ia memang tak memakai jasa sopir seperti papahnya, Zayn memegang anak perusahaan cabang dari perusahaan papah nya
Jarak dari perusahaan induk dengan cabangnya tidak terlalu jauh hanya beda kawasan perkantoran saja
...
Hari berganti malam
" Mel... Sudah siap? " tanya ibu nya sambil mengetuk pintu kamar Melisa
" bentar lagi Bu " jawab Melisa dari dalam
" jangan lama-lama, ibu tunggu di depan ya " kata ibu nya
" iya " jawab Melisa
tak berapa lama Melisa keluar kamar dan menghampiri orang tua dan adiknya
" wah... Cantik banget kak " puji Bagas
" baru sadar ? " jawab Melisa ketus
" kamu emang cantik Mel " puji ibu nya
" anak siapa dulu dong " sambung bapaknya
Melisa tersenyum manis " ayo ah, Mel jadi salting nih " kata Melisa
Lalu mereka semua berangkat menuju rumah tuan Handoyo
Di perjalanan Mel tak berkata sepatah kata pun, wajahnya terlihat tegang
" ya Tuhan... kaya mimpi, apa calon suamiku akan menerima ku apa adanya? " batin Melisa
" tegang banget kak, santai kawan " ucap Bagas menggoda kakaknya
" diam kamu ! " omel Melisa
ibu dan bapak nya hanya tersenyum melihat tingkah anak-anak nya
Tak berapa lama mereka tiba di kediaman tuan Handoyo dan di sambut hangat oleh pemilik rumah
kini mereka duduk bersama di ruang tamu rumah mewah itu
" ini Melisa? " tanya nyonya Sarah
" iya nyonya, ini Melisa " kata Bu Arini
" cantik sekali kamu nak " puji nyonya Sarah
" ga salah kan papah pilih menantu? " kata tuan Handoyo
Melisa memang memiliki wajah yang cantik dengan lesung pipi di kedua sisi pipi nya, tubuh tinggi semampai dan kulit putih bak porselen
Kecantikan Melisa di wariskan oleh ibu nya Bu Arini, meskipun dengan style yang sangat sederhana tapi Bu Arini tetap terlihat cantik itulah yang membuat pak Rudi tergila-gila dulu
" mas Zayn dimana tuan? " tanya Rudi
" ada, sebentar lagi turun " kata tuan Handoyo
Tak lama Zayn turun dari lantai 2 dan menghampiri orang tua nya
" nah itu dia " ucap nyonya Sarah
" Zayn " panggil nyonya Sarah
" mah, pah " sapa Zayn
Mata Melisa tertuju pada sosok pria tampan berwibawa yang tak lain adalah calon suaminya
" Zayn kenalin ini calon istri kamu, namanya Melisa " ucap mamah nya
Zayn menoleh ke arah Melisa, sekejap ia terpana oleh kecantikan Melisa, dengan makeup yang sederhana saja Melisa terlihat begitu manis
Zayn mengulurkan tangan nya
" Zayn " ucap nya
" Melisa " Melisa menyambut uluran tangan Zayn
" ya sudah kalau gitu kita makan malam dulu, nanti ngobrol nya di lanjut lagi ya " ajak tuan Handoyo
" mari " ajak mamah Sarah
mereka semua makan malam bersama sambil bercengkrama