NovelToon NovelToon
Pulang / Di Jemput Bayangan

Pulang / Di Jemput Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Novita Ledo

para pemuda yang memasuki hutan yang salah, lantaran mereka tak akan bisa pulang dalam keadaan bernyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novita Ledo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Hutan Itu Hidup

Hana kembali ke kehidupannya yang biasa, meskipun ia tahu bahwa dirinya tidak akan pernah benar-benar bebas dari bayangan Hutan Giripati. Ia mencoba melanjutkan hidup dengan menghadiri sesi terapi dan menjauh dari semua orang yang bertanya tentang hutan itu. Namun, mimpi buruknya tidak pernah berhenti.

Setiap malam, ia bermimpi berada di tengah hutan itu lagi. Dalam mimpinya, ia selalu melihat sosok Galih, Ratna, Rio, dan Siska berdiri dalam lingkaran, dengan mata hitam pekat. Mereka tidak berbicara, tetapi seolah memanggilnya.

Satu malam, ia terbangun dengan bekas tanah basah di kakinya—seolah ia baru saja berjalan melalui lumpur hutan.

---

Peringatan yang Terlambat

Seminggu kemudian, Hana menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

“Halo?” katanya dengan suara gemetar.

Tidak ada suara di ujung telepon, hanya bunyi napas berat. Kemudian, suara lelaki yang familiar berbicara.

“Kamu harus kembali, Hana. Hutan itu tidak akan melepaskanmu.”

Hana membeku. Itu suara Galih.

Telepon itu terputus sebelum ia sempat merespons.

Hari berikutnya, Hana mulai melihat hal-hal aneh di rumahnya. Daun-daun kering tiba-tiba muncul di lantai kamarnya, meski jendelanya tertutup rapat. Cermin di kamar mandi berembun, meski udara di rumah tidak lembap, dan di atasnya ada tulisan: “Dia melihatmu.”

Hana mencoba mengabaikan semua tanda itu, menganggapnya sebagai halusinasi. Tapi semuanya berubah ketika ia terbangun malam itu dengan suara ranting patah di ruang tamunya.

Ketika ia turun untuk memeriksa, ia melihat bayangan hitam besar dengan mata merah menyala berdiri di sudut ruangan.

“Kamu adalah bagian dari kami sekarang,” bisiknya, sebelum menghilang.

--

Putus asa, Hana memutuskan untuk mengunjungi rumah Pak Wira. Namun, ketika ia tiba, ia menemukan rumah itu kosong. Tetangga sekitar mengatakan bahwa Pak Wira menghilang dua hari setelah mereka kembali dari hutan.

Namun, di dalam rumahnya, Hana menemukan sebuah buku catatan milik Pak Wira. Dalam catatan itu, tertulis:

“Hutan Giripati bukan sekadar tempat. Ia adalah makhluk hidup, dan ia membutuhkan jiwa untuk bertahan. Ketika seseorang masuk, mereka menjadi bagian darinya, terlepas apakah mereka selamat atau tidak. Tidak ada jalan keluar yang sebenarnya.”

Di halaman terakhir, ada gambar lingkaran dengan simbol-simbol kuno yang sama seperti di batu besar di hutan. Di bawahnya tertulis:

“Satu-satunya cara menghentikan hutan adalah dengan memberikan persembahan terakhir. Orang yang terpilih tidak akan bisa lari selamanya.”

Hana merasa tubuhnya gemetar. Ia sadar, ia adalah “orang terpilih” yang dimaksud dalam catatan itu.

---

Malam itu, Hana mencoba membakar buku catatan Pak Wira, berharap bisa menghentikan teror itu. Namun, api tidak mampu membakar kertas itu. Bahkan, setelah ia mencoba merobeknya, halaman-halaman buku itu kembali utuh dalam sekejap.

Saat ia terdiam ketakutan, suara familiar terdengar dari belakangnya.

“Hana…”

Ia berbalik dan melihat Galih berdiri di sana. Namun, wajah Galih kini berubah, dengan kulitnya membusuk dan matanya tetap hitam pekat.

“Kamu harus kembali. Atau mereka akan datang untukmu,” katanya dengan nada datar.

Sebelum Hana sempat menjawab, tubuh Galih tiba-tiba tersentak dan menghilang menjadi kabut hitam.

---

Hana menyadari bahwa ia tidak punya pilihan lain selain kembali ke Hutan Giripati. Ia mengumpulkan keberaniannya dan membawa buku catatan Pak Wira sebagai satu-satunya petunjuk.

Saat ia tiba di tepi hutan, ia merasa udara berubah. Hutan itu seolah menunggunya.

Dengan langkah berat, Hana masuk ke dalam hutan, dan jalur setapak yang familiar mulai muncul di depannya. Namun, kali ini, semuanya terasa berbeda. Pohon-pohon terlihat seperti bergerak, dan suara bisikan terdengar lebih jelas, memanggil namanya.

Di tengah perjalanan, ia menemukan Nanda dan Surya, tapi tubuh mereka tidak lagi seperti manusia. Mereka terlihat seperti patung kayu yang hidup, dengan ekspresi kesakitan di wajah mereka.

“Hana… lari…” bisik Nanda dengan suara serak.

Namun, sebelum ia sempat menjawab, akar-akar pohon mencengkeram tubuh Nanda dan Surya, menarik mereka kembali ke tanah.

---

Hana akhirnya tiba di tempat di mana batu besar itu dulu berdiri. Namun, batu itu kini telah digantikan oleh sebuah lubang besar yang bersinar merah. Di sekelilingnya berdiri bayangan-bayangan hitam yang ia kenali sebagai jiwa-jiwa yang terperangkap di dalam hutan.

“Selamat datang kembali, Hana,” suara besar itu bergema.

Sosok hitam besar dengan mata merah muncul di atas lubang itu.

“Kamu adalah persembahan terakhir yang aku butuhkan. Denganmu, aku akan hidup selamanya.”

Namun, Hana memegang buku catatan Pak Wira dengan erat. Ia membuka halaman terakhir, di mana ada mantra yang ditulis untuk melawan kekuatan hutan.

Dengan suara bergetar, ia mulai melafalkan mantra itu.

Bayangan besar itu mulai menggeliat kesakitan. Namun, sebelum ia selesai melafalkan mantra, bayangan-bayangan di sekelilingnya mulai menyerangnya, mencakar dan melilit tubuhnya.

“Berhenti! Jangan ganggu dia!” teriak suara lain.

Hana terkejut melihat sosok Galih, kini dengan wujud manusia yang utuh, menyerang bayangan-bayangan itu.

“Lanjutkan, Hana!” teriak Galih, meskipun tubuhnya mulai terkoyak oleh bayangan hitam.

Dengan air mata mengalir, Hana melafalkan mantra itu hingga selesai. Lubang besar itu mulai menutup, dan suara jeritan terdengar dari seluruh penjuru hutan.

Sosok hitam besar itu menghilang, bersama dengan semua bayangan lainnya.

---

Hana terbangun di tepi Hutan Giripati, sendirian. Tubuhnya penuh luka, tapi ia masih hidup.

Namun, saat ia kembali ke desa, ia menyadari sesuatu yang mengerikan. Tidak ada yang mengenalnya. Orang-orang tidak lagi ingat siapa dirinya, bahkan keluarganya sendiri.

Hana mencoba memeriksa identitasnya, tapi semuanya hilang. Seolah-olah ia tidak pernah ada.

Hutan Giripati mungkin telah membiarkannya pergi, tapi ia telah mengambil hal yang lebih besar: keberadaannya.

Kini, Hana hanya menjadi bayangan di dunia nyata, terhapus dari ingatan semua orang, sementara bisikan dari hutan itu masih menghantui malam-malamnya.

Hutan Giripati belum benar-benar selesai dengannya… atau kita.

1
Tomat _ merah
Ceritanyaa baguss thorr, mmpir balik ke ceritaku yg Terpaksa dijodohkan
そして私
numpang lewat, jangan lupa mampir di after book bang
Novita Ledo: Yups, bentar yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!